Ngaji MATAN UINSA “Pentingnya Ilmu dan Canggihnya Jiwa”

September 27, 2023 - 11:32
Ngaji MATAN UINSA “Pentingnya Ilmu dan Canggihnya Jiwa”

Surabaya, jatman.or.id – Pengurus Komisariat Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (PK MATAN) UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar rutinan pengajian kitab “Risalah Laduniyyah” karya Imam Al-Ghazali pada Jum’at Malam (16/10). Pengajian ini diadakan di Pondok Pesantren Al-Jawi Surabaya dan live streaming melalui aplikasi zoom serta youtube.

Pengajian ini diisi langsung oleh pembina MATAN UINSA Dr (Cand) KH. Moh. Yardho, M.Th.I yang merupakan pengasuh PP Al-Jawi dan Dosen di UIN Surabaya. Para muhibbin MATAN menyimak dengan focus baik secara offline dan online via zoom serta youtube.

Yai Yardho mengawali pengajian ini dengan menjelaskan tentang pentingnya ilmu. Orang yang berilmu dan mengamalkannya pasti akan diberikan keberkahan oleh Allah baik di dunia maupun di akhirat.

“Ilmu itu lebih mulia dari pada kebodohan. Bodoh itu seperti kebutaan dan kegelapan, sedangkan ilmu itu seperti melihat dan cahaya.  Orang alim itu pasti lebih mulia dari pada yang tidak alim, apalagi alim dan mau mengamalkan ilmu, ya pasti lebih mulia” jelasnya.

Beliau melanjutkan paparannya tersebut, bahwa orang yang berilmu pasti berbeda dengan orang yang tidak berilmu.

“Kebodohan itu hukumnya tidak ada, kalau ilmu hukumnya wujud atau ada, sedangkan ada itu lebih baik dari pada tidak ada. Orang yang berilmu itu dalam belajar punya metode yang banyak, sedangkan orang bodoh ya sedikit pastinya. Kemudian terkadang orang yang bisa berfikir itu tidak bisa membedakan” kata Yai Yardho Dosen UIN Surbaya.

Di akhir pengajian kitab Risalah Laduniyyah pengasuh Al-Jawi menambahkan, bahwa jiwa itu memiliki kecanggihan yang luar biasa bahkan dapat melebihi teknologi yang ada.

“Jiwa itu bisa menerima semua ilmu dan bisa menyimpan apapun, bahkan lebih canggih dari database. Jiwa itu istilahnya seperti lauh mahfudz, artinya tidak pernah hilang atau terjaga. Jadi apapun yang sudah terekam di jiwa itu gak akan hilang, kalaupun lupa itu sebenarnya tidak hilang, hanya saja jiwa belum bisa menampilkan di layar ingatan kita,” pungkasnya. [Alvin Jauhari/Surabaya]