‘Ngaji’ Anwarul Hadi, Ketua JATMAN DKI Jakarta: Hilangkan Rasa Khawatir dan Harapan!

September 24, 2023 - 06:48
‘Ngaji’ Anwarul Hadi, Ketua JATMAN DKI Jakarta: Hilangkan Rasa Khawatir dan Harapan!

Jakarta, JATMAN.OR.ID – Dalam kajian selasa malam rabu (11/11) KH. Muhammad Danial Nafis melanjutkan pengajian rutinnya. Kali ini ngaji kitab Anwarul Hadi Karya Syekh Abdul Qadir Al-Jilani Qs yang ditahqiq oleh cicitnya Syekh Prof.Dr. Muhammad Fadhil Al-Jilani Qs.

Pengajian kali ini telah sampai ke cahaya (pasal) ke-15 tentang Ketakutan dan Harapan. KH. Muhammad danial Nafis mengatakan bahwa setiap manusia pernah didatangi rasa ketakutan dan harapan, apalagi dengan seorang salik yang sedang mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan membaca dzikir dan hizb yang diberikan guru mursyidnya. Tentu itu adalah sebuah ujian bagi salik.

Lebh lanjut, Mudir Am Idaroh Wustho Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) DKI Jakarta memaparkan, jikalau seorang salik mencapai derajat nafsu mutmainah maka rasa cemas/takut dan harapan/keinginan tak akan ada lagi dihati para salik. Namun, apabila dengan sebaliknya, sang salik masih di tingakatan derajat nafsu amarah, lawwamah, dan mulhimah maka rasa takut dan harapan selalui menghantui hati para salik.

“Problematika manusia adalah takutt dengan masa depan   dan khawatir dengan masa lalu”, Ucap Khodim Zawiyah Arraudhah KH. Muhammad Danial Nafis.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berkisah; ia pernah bermimpi seakan-akan bearada disebuah masjid, didalamnya terdapat beberapa orang yang yang menjauhi keramaian disebabkan orang lain. Lalu Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Qs berkata pada dirinya sendiri; “jika si fulan ada disini, pasti ia bisa mengajarkan orang-orang ini dan memberi mereka petunjuk yang benar,.. lalu terbayang oleh ku seorang saleh berada di tengah-tengah mereka.”

Seseorang diantara mereka bertanya kepada syekh Abdul Qadir Jailani Qs., “kenapa engkau terdiam?”

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani Qs menjawab, ”jika boleh, aku akan bicara.”

“Silahkan”, tutur mereka.

Lalu Syekh Abdul Qadir pun melanjutkan pembicaraannya; “Jika kalian menjauh dari orang-orang demi kebenaran, kalian tak akan meminta sesuatu pun kepada manusia dengan lisan kalian. Jika kalian berhenti meminta dengan lisan, jangan pula meminta kepada mereka dengan cara apapun, bahkan meski hanya terlintas dalam pikiran. Sebab, meminta dalam benak pun sama saja dengan meminta dengan lisan.”

Nah, disini Syekh Abdul Qadir berpesan kepada kita jangan memikirkan hal-hal tentang orang lain, karena semua yang terjadi oleh manusia adalah atas kehendak Allah Swt. Kita seringkali—misalnya—melihat orang yang berpenampilan seperti anak Punk atau seperti orang papa lalu didalam benak kita terbesit “kenapa orang itu di tato tubuhnya dan pakaiannya compang-camping ”. Nah hal ini, bagi kita sebagai salik tidak pantas memikirkan atau terbesit dalam benak hati kita, karena semua itu terjadi atas kekuasaan Sang Maha Penentu.

Ketahuilah para salik, Allah Maha Berkuasa mengubah, mengganti, meninggikan, dan merendahkan siapa pun. Allah meninggikan sebagian derajat orang dan Allah memberi peringatan kepada mereka bahwa Allah jua lah yang berkuasa dan sangat mudah menjatuhkan mereka ke derajat paling rendah. Allah jua lah yang memberi harapan bahwa Allah yang menjaga dan memelihara mereka di tempat yang terpuji. Maka dari itu, segala sesuatu harus disandarkan kepada Allah Swt. Tak usah takut/cemas dan perlahan lepaskanlah harapan-harapan. Namun, hal ini bukan berarti kita mengikuti paham Jabbariyah, tetap kita berusaha, dan semua usaha yang kita lakukan berlandaskan kepasrahan atas kehendak Allah Swt. Wallahua’lam. [Warto’i]