Mengawal Kebaikan Pasca Ramadan

Meskipun Ramadan telah usai, bukan berarti ibadah yang konsisten dilakukan pada bulan tersebut terhenti begitu saja. Ramadan hanyalah latihan membiasakan diri melakukan kebaikan, realitanya akan terlihat pada hari-hari berikutnya.
Sama halnya dengan pengetahuan lahiriyah tentang haji mabrur yang dapat terlihat pasca ibadah haji, puasa Ramadan pun demikian. Jika seseorang merasa ia sangat bersemangat beribadah selama bulan Ramadan, namun kembali malas pada bulan berikutnya, maka wajib dimunculkan pertanyaan pada diri sendiri, apakah puasa saya mabrur?
Pada dasarnya, ibadah-ibadah yang kita lakukan akan berdampak pada diri kita sendiri sebagai pelaku. Seperti shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, puasa dapat menjaga hawa nafsu, sedekah dapat menekan dari sifat tamak dan banyak lagi. Namun dampak-dampak itu, tidak akan bekerja dengan maksimal jika ibadah kita hanya sekedar melaksanakan kewajiban tanpa memahami esensinya.
Selama Ramadan, Allah mewajibkan puasa bukan hanya sekedar menahan hawa nafsu pada saat puasa, tetapi juga mengendalikan hawa nafsu setelah berpuasa. Menahan hawa nafsu adalah sebuah latihan. Ia ibarat harimau yang ganas. Semakin sering kita latih, maka kita akan mampu mengendalikannya. Bukan untuk melemahkan sifat garangnya, tetapi ia akan tahu harus menempatkan dirinya di mana. Inilah tujuan utama dari latihan.
Latihan-latihan tersebut jika sudah mulai terbiasa, maka akan mudah dijalani. Naluri sudah mulai berjalan sendiri, karena ibadah bukan lagi bekerja di alam sadar, tapi sudah menjadi amalan bawah sadar. Artinya, tanpa ada perintah wajib pun, secara otomatis tubuh kita akan menggerakkan diri untuk beribadah secara sukarela. Akal akan mengirim sinyal pada tubuh dan tubuh akan melakukan apa yang dikehendaki akal.
Demikianlah, Allah menciptakan Ramadan bukan tanpa alasan. Manusia yang notabene selalu mencari keuntungan dalam setiap perbuatan, diganjar pahala yang melimpah ketika berada pada bulan tersebut. Anggap saja Ramadan adalah sebuah stimulus yang dapat meningkatkan ibadah-ibadah lainnya di kemudian hari sehingga kebaikan tidak berhenti di satu moment saja, tapi perlu dikawal pada bulan-bulan selanjutnya.