Kiai Marsudi Syuhud Tegaskan Tugas Pendakwah Membangun Bukan Meruntuhkan

Jakarta, JATMAN Online – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud menegaskan bahwa tugas pendakwah adalah membangun bukan meruntuhkan. Pembangunan bangsa adalah suatu keharusan, dan peran dai harus difokuskan pada pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas kehidupan umat.
"Tugas kita adalah membangun, bukan meruntuhkan. Dengan semangat membangun ini, kita berharap dai dapat berperan sebagai agent of change (agen perubahan) yang membawa nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," paparnya.
Hal ini disampaikan Kiai Marsudi Syuhud pada acara Standardisasi Dai MUI ke-34 yang berlangsung di Jakarta, Senin (28/10/2024).
Kiai Marsudi juga menyoroti pentingnya menjaga stabilitas dan persatuan di antara masyarakat Indonesia yang beragam, serta menghindari perpecahan yang justru merugikan umat.
"Kita perlu memahami bahwa membangun bangsa ini adalah ladang dakwah yang harus diisi dengan kebaikan dan maslahah bersama. Perbedaan pendapat tidak masalah, tetapi jangan sampai menggerus persatuan bangsa," katanya dilansir dari laman resmi MUI.
Lebih lanjut, Kiai Marsudi menceritakan pengalamannya saat menghadiri konferensi global di Paris, di mana dia menyerukan perdamaian dan menentang segala bentuk peperangan yang hanya membawa kehancuran.
"Saya sampaikan kepada para pemimpin agama dan politik dunia: stop war, karena peperangan adalah destruktif. Kita harus saling membangun, bukan saling meruntuhkan,” ungkapnya.
Pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah ini mengingatkan para dai agar memahami peran mereka sebagai teladan yang harus mampu membangun nilai dan karakter bangsa sesuai dengan prinsip Islam.
"Dai adalah pemegang amanah untuk mempengaruhi pemikiran dan karakter masyarakat. Seorang dai harus bisa menjadi teladan, baik dalam lingkup kehidupan berbangsa maupun dalam lingkungan keluarga dan masyarakat," ucapnya.
Kiai Marsudi menekankan pentingnya sinergi dan kesatuan visi antara ormas-ormas Islam, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan MUI, dalam menjaga harmoni dan stabilitas bangsa.
Menurutnya, melalui standarisasi ini, para dai MUI mampu menjadi pilar-pilar utama dalam membangun Indonesia yang damai, harmonis, dan penuh kebaikan.
"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjadikan bangsa ini sesuai dengan nilai-nilai agama yang kita anut. Mari kita bersama-sama memperkokoh persatuan bangsa dan berjuang dalam dakwah yang konstruktif," pungkasnya.