Kecintaan Syekh Abdul Qadir terhadap Burung

Dikisahkan bahwa sebagian dari karamah Syekh Abdul Qadir al-Jilani banyak pula yang berkaitan dengan burung.
Ketika Syekh Abdul Qadir sedang berwudlu, tiba-tiba ia dikotori oleh seekor burung pipit yang sedang terbang di atas kepalanya. Kemudian ia mengangkat kepala dan dilihatnya burung pipit itu, maka jatuhlah burung pipit dan mati. Kemudian pakaiannya yang terkena kotoran burung itu di cucinya dan disedekahkan karena menjadi sebab kematian seekor burung pipit. Ia lalu berkata,
“Kalau sekiranya kami berdosa karena matinya seekor burung pipit, maka kain ini sebagai kifaratnya”.
Pada riwayat lainnya dikisahkan pula, pada suatu hari Syekh Abdul Qadir sedang mengadakan pengajian di hadapan murid-muridnya di madrasah yang ia pimpin. Waktu itu keadaan cuaca sangat buruk, angin berhembus dengan kencangnya. Tiba-tiba muncul seekor burung elang melewati atap madrasah dengan suara yang sangat keras sehingga menganggu orang yang hadir di majlis pengajian, Kemudian ia berkata,
“Wahai angin, potonglah kepalanya”.
Lalu angin bertiup dengan kencangnya dan memotong kepala burung elang tersebut sehingga terpisah dari badannya dan jatuh di hadapan Syekh Abdul Qadir.
Tak lama setelah itu, ia turun dari kursinya dan mengambil bangkai burung elang tersebut kemudian meletakkannya di atas tangan Sang Syekh.
Selanjutnya kepala burung itu diusapnya dengan membaca, “Bismillahirrahmanirrahim“. Tiba-tiba burung elang hidup kembali dan kemudian terbang lagi atas izin Allah Swt. Hal ini disaksikan oleh segenap jamaah pengajian.
Sumber: JATMAN, Buku Menyimak Biografi Pendiri Thoriqoh Al-Mu’tabaroh
Editor: Khoirum Millatin