Haji dan Keunikan Cerita Al-Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad Tokoh Ba' Alawi
Al-Imam Abdullah Al Haddad pada tahun 1079 Hijriah pergi haji pada saat itu usianya 35 tahun. Beliau menghabiskan ibadah hingga memasuki bulan Muharram. Pada malam pertama Muharram, di hari jum'at mengimami jamaah di Masjid Al Haram Makkah rakaat pertama bacaan Alif Lam Mim Assajadah full pada rakaat kedua Surat Insan.
Jakarta, JATMAN Online - Al-Imam Abdullah Al Haddad pada tahun 1079 Hijriah pergi haji pada saat itu usianya 35 tahun. Beliau menghabiskan ibadah hingga memasuki bulan Muharram. Pada malam pertama Muharram, di hari jum'at mengimami jamaah di Masjid Al Haram Makkah rakaat pertama bacaan Alif Lam Mim Assajadah full pada rakaat kedua Surat Insan.
"Disambut oleh para ulama meminta ijazah kepada beliau dan dimuliakan oleh para ulama," ujar Habib Jindan bin Novel bin Jindan Pimpinan Majelis Al Fachriyah yang dikutip dari Youtube Al Fachriyah, Sabtu (25/05/2024).
Pada saat itu di satu majelis ada seorang yang ingkar akan banyak karya dari Imam Abdullah Al Haddad dengan bergumam kok bisa, padahal matanya buta? Imam Abdullah Al Haddad berkata padanya wahai fulan hati-hati minumnya keluarkan dahulu lalat yang ada di dalam cangir.
"Yang buta mengingatkan yang punya mata dan si fulan tidak melihat, MasyaAllah beliau melihat dengan basyirah (mata hati)," jelasnya.
Tokoh Saadah Ba' Alawi ini dari kecil di Ma'lamah dhuhanya sudah beres lanjut dengan shalat sunnah 200 sampai 300 rakaat berumur antara 7-8 tahun. Dan sudah bikin syair terkait dengan sir untuk kedekatan kepada Allah.
"Jika kita renungi manfaatnya dhohirnya nyata, itu beliau buat sebelum belajar ilmu nahwu arud dan lainnya. Imam Al Haddad dari tuturnya yang keluar sudah jadi karya tidak ada hal-hal yang bermasalah sesuai dengan sunnah dan kitabullah padahal yang di bahas adalah tasawuf tingkat tinggi yang dapat dengan bahasa yang mudah, diterima oleh setiap kalangan. Dengan simple bahkan orang awam saat mendengarnya dan tahu bahasa Arab bisa mencerna kitab tersebut," paparnya.
Karyanya adalah kitab Nasoihud Diniyyah, menjadi kitab ringkasan dari karya Imam Al-Ghazali yaitu Ihya Ulumuddin tentang suluk menuju Allah dengan bahasa yang mudah.
"Al Habib Alwi Al Habsyi mengatakan membentangkan banyak ilmu menjawab semua syubhat dan bid'ah juga ahli bid'ah kemudian juga mengajarkan manusia menuju kepada Allah dengan bahasa yang mudah dan simple," katanya.
Sayyid yang menjadi rujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah ini menceritakan bahwa ia saat ditanya tentang thariqah Alawiyah, Thariqah Saadah Bani Alawi ada lima yaitu Ilmu, Amal, Khouf, Wara', dan Ikhlas.
"Habib Umar bin Hafidz juga menceritakan bahwa Syeikh Ramadhan Al Bouti Syuria menyatakan itulah inti sari dari agama Islam. Dan terdapat kitab tentang thariqah lebih detail dan simple dari karya Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad Risalatul Muawwanah didapati semua itu dari Al Qur'an dan Hadist beliau mengatakan semua sunnah sudah saya amalkan," pungkas Habib Jindan.
Pewarta : Abdul Mun'im Hasan