Habib Umar Al Muthohar Menjawab Tantangan Menyatukan Thariqah dalam Satu Wadah

Mei 22, 2024
Habib Umar Al Muthohar Menjawab Tantangan Menyatukan Thariqah dalam Satu Wadah
Dokumentasi: JATMAN Online

Semarang, JATMAN Online - Bergabungnya banyak thariqah-thariqah muktabarah di Indonesia dalam satu naungan organisasi yang disebut Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) tentu membawa dampak positif, tidak hanya dari segi persatuan, tetapi juga kebangkitan Islam.

Dalam proses konsolidasi yang terus berlanjut ini, sudah pasti akan banyak ditemui segala jenis dinamika, gesekan dan problematika yang harus bisa diatasi dengan baik. 

Meskipun demikian Mudir Am JATMAN, Habib Umar Al-Muthohar menganggap ini bukanlah suatu masalah. Kendati thariqah tersebut berbeda-beda, tapi intinya sama, tujuannya wushul ilallah. Sehingga baginya tidak ada yang sulit. 

“Karena orang di thariqah ini relative dari segi kejiwaan lebih dewasa dan lebih mudah diajak musyarawah,” ungkapnya ketika diwawancarai langsung oleh tim JATMAN Online di kediamannya, Jalan Cepoko Raya, Cepoko, Kec. Gn. Pati, Kota Semarang pada Jumat (17/05/24).

Menurutnya, perbedaan dalam berthariqah bukan mengisyaratkan perpecahan, tapi seperti masyrab, air minum yang bisa dipilih berdasarkan selera si penikmat. Pada dasarnya, perbedaan di dalam thariqah yang muktabarah hanya terletak pada imam dan ajaran dari masing-masing thariqah.

Sementara itu, melihat perkembangan thariqah yang terus melesat, terlebih disebabkan peran Habib Luthfi bin Yahya sebagai Rais Am, thariqah tidak lagi menyasar pada orang-orang tua, melainkan anak-anak muda yang kini memiliki wadah sendiri Bernama Mahasiswa Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (MATAN).

“Thariqah ini lebih mengarah pada penataan hati dan amaliyah hati. Kalau ajaran thariqah ini diterapkan benar, saya kira banyak anak-anak muda yang membutuhkan itu. Dan ketika kita omongi begitu, banyak yang tertarik. Apalagi yang sudah merasakan duduk bersama dengan halaqah zikir bersama dengan para kiai berzikir bersama, nyes rasanya. Untuk anak-anak muda yang jiwanya masih bergejolak itu. Insyaa Allah banyak faedahnya,” terang Habib Umar.

Beliau juga menjelaskan bahwa tidak ada minimal usia dalam mengikuti thariqah. Tidak menutup kemungkinan orang-orang yang usianya masih di bawah empat puluh tahun sudah bisa menemui kebijaksanaan karena pengaruh bacaan, tontonan dan lingkungan yang sudah maju.

“Kalau saya melihat secara aqliyah, trennya suatu saat orang akan mencari guru-guru thariqah, karena orang semakin maju ekonomi, semakin maju dunia ini, semakin gejolak besar. Dan gejolak besar itu obatnya adalah berthariqah,” tutupnya.