Peringati Nuzulul Quran, Ponpes Al Muhajirin 3 Lakukan Khatmil Quran dan Ijazah bersama Mudir JATMAN Purwakarta

Sudah menjadi kebiasaan di setiap bulan Ramadan  hampir seluruh pesantren di Indonesia menyelengarakan kajian pasaran /pasanan dan ijazahan kitab-kitab atau aurad-aurad. Tak jarang pula di ijazahkan sanadnya untuk santri-santri yang mengkaji dan mengkhatamkan kajiannya.

September 14, 2023 - 08:38
 0
Peringati Nuzulul Quran, Ponpes Al Muhajirin 3 Lakukan Khatmil Quran dan Ijazah bersama Mudir JATMAN Purwakarta

Purwakarta, JATMAN Online – Sudah menjadi kebiasaan di setiap bulan Ramadan  hampir seluruh pesantren di Indonesia menyelengarakan kajian pasaran /pasanan dan ijazahan kitab-kitab atau aurad-aurad. Tak jarang pula di ijazahkan sanadnya untuk santri-santri yang mengkaji dan mengkhatamkan kajiannya.

Hal serupa dilakukan juga di pesantren Al Muhajirin 3 Citapen Purwakarta, yang pada kesempatan Ramadan ini, telah mengijazahkan beberapa kitab hadis seperti Hadist Arbain Nawawiyah karya Imam An Nawawi yang memuat 42 hadist sohih dan hasan.

Pengijazahan ini dilaksanakan oleh KH. Anang  Nasihin, MA selaku pengasuh Ponpes Al Muhajirin 3 dan Kiai Muda Zeni Rafli selaku Mudir JATMAN Idaroh Syu’biyyah Kab. Purwakarta guna menjaga sanad dari pengarang kitab hingga murid yang paling terakhir dalam mempelajarinya.

Dalam dunia Islam sanad merupakan hal yang penting, sebagaimana dikatakan

الاسناد من الدين

“Sanad itu bagian dari agama.”

Jika tiada sanad maka orang akan berbicara semaunya dan seenak pemikiran pribadinya tanpa memperhatikan kemurnian dari pesan agama itu sendiri. Bisa dikatakan adanya sanad di antaranya untuk menjaga validitas informasi yang disampaikan dari guru ke murid, dari masa Rasulullah hingga guru kita atau dari penulis kitab hingga kita (yang mempelajari kitab tersebut).

Sanad secara bahasa adalah al-mu’tamad (tempat bersandar atau bergantung), atau bisa disederhanakan sebagai mata rantai yang berkesinambungan. Dinamakan demikian sebab hadits disandarkan kepada sanad atau bergantung kepadanya. Secara istilah, sanad adalah silsilah para perawi yang menyambung hingga ke matan. (Dr Mahmud Thahhan, Taysir Musthalah al-Hadits, Maktabah al-Ma’arif, cetakan ke-10: 2004, halaman 19).

Sanad pada masa ini dapat dikategorikan kepada 3 macam; Sanad Riwayah, Sanad Fikrah (pemikiran) dan Sanad Tarbiyah dan Suluk (sisi ketasawufan).

Sanad dalam kategori pertama berupa ijazah dari seorang guru kepada muridnya suatu kitab atau ilmu sebagaimana diperoleh dari guru sebelumnya. Sanad tersebut sangat penting untuk menghindari keterputusan sanad. Selain itu sanad ini juga sering digunakan dalam tabarrukan (memperoleh keberkahan) dan menjaga ketersambungan riwayat ulama-ulama kontemporer dengan tokoh-tokoh ulama di masa lalu. Ulama yang menggunakan sanad kategori pertama ini biasanya dari kalangan ahli qira’at, hadits, dan musnid (kompilator sanad) dengan kalimat dari guru kepada murid. Kalimat yang biasanya dipakai adalah “Ajaztu laka/ajaztuka (saya ijazahkan kepadamu).” Ulama yang mahir dalam kategori sanad seperti adalah Syekh Yasin al-Faddani al-Makki, Syekh al-Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki, Syekh Ali Jum’ah, dan dan Syekh Sa’id Mamduh dan ulama-ulama lainnya.

Yang kedua, Sanad Fikrah (pemikiran), diaplikasikan dengan talaqqi (belajar langsung) baik secara formal seperti sekolah, kampus, pesantren maupun informal seperti seminar, pengajian atau kursus. Bahkan untuk memperoleh sanad fikrah dapat dilakukan secara mandiri. Tetapi, fikrah yang didapat melalui talaqqi lebih kuat dan mantap dibandingkan pribadi.

Yang ketiga, Sanad Tarbiyah atau dapat disebut juga dengan suhbah (صحبة), yaitu interaksi langsung antar murid dan gurunya sehingga mewarisi kualitas spiritualnya. Sanad dengan jenis seperti ini dapat dijumpai pada ahli-ahli qalbu seperti ahli tarekat/guru mursyid (sufiatul mahaqqiqin). Dengan sanad inilah seseorang dapat mengubah akhlaknya menjadi baik sebagaimana akhlak Nabi, para sahabat, dan ulama salaf al-shalih. (Dr. Buya Arrazy Hasyim, MA., Akidah Salaf Imam Al-Tahawi: Ulasan dan Terjemahan, Ciputat: Maktabah Darus-Sunnah, halaman 29-36).

Selain itu, kajian haflah Nuzulul Quran pun diperingati rutin di Pesantren Al Muhajirin 3 ini, hingga puncaknya pada hari sabtu, 8 April 2023 dalam acara buka puasa bersama dan santunan sebanyak 500 paket untuk yatim dan dhuafa.

Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Syaikhuna Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA selaku pimpinan Ponpes Al Muhajirin sekaligus Rais Suriah PWNU Jawa Barat dan juga merupakan Kord. Lajnah Tashih Kutub JATMAN Idaroh Aliyah serta dihadiri oleh Habib Thohir bin Yahya.