Dari Malaysia dan Papua Ikut Memeriahkan Zikir Rateeb Seribee Hut RI ke 80 Untuk Aceh Barat bersatu dan Aceh Barat Maju bersama Al-Mukarram Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi

MEULABOH (24/08/2025) Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia bersama Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat, melaksanakan kegiatan zikir akbar dalam rangka menyambut Hut RI ke 80 untuk Aceh Barat bersatu, Aceh Barat maju bersama Al-Mukarram Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi selaku Wali Agama Aceh dan Qadhi Malikul al-Adil dan mursyid tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah se Asia Tenggara.
Acara ini di sponsori langsung oleh bpk Tarmizi SP selaku Bupati Aceh Barat bersama Forkopimda Aceh Barat. Kegiatan dilaksanakan di halaman Masjid Agung (Baitul Makmur) Aceh Barat ba'ada isyrah minggu malam Senin.
Kegiatan dihadiri oleh ribuan jamaah masyarakat Aceh Barat dari berbagai kecamatan, juga hadir jamaah MPTT-I dari berbagai kabupaten seperti Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Nagan Raya, Aceh Jaya, Bireun, Sigli, Banda Aceh juga hadir beberapa rombongan jamaah MPTT-I dari Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Riau. Bahkan juga hadir delegasi rombongan dari raja Ampat Papua, dan Malaysia.
Turut hadir bupati Aceh Barat bersama wakil, sekda dan kepala-kepala Dinas dalam lingkup Satuan kerja Perangkat Kabupaten (SKPK). Acara di hadiri petinggi-petinggi MPTT-I Aceh Barat seperti komandan, wali-wali nanggroe, khalifah, dewan-dewan guru pakar MPTT-I dari berbagai daerah dan ibu-ibu P2T MPTT-I dari berbagai daerah Juga turut hadir Prof Dr Rubaidi MA, Guru Besar Tasawuf UIN Sunan Ampel Surabaya.
Acara dimulai pukul 21.00 dengan pembacaan Ayat Suci Alqur'an kemudian dilanjutkan pembukaan acara oleh tgk Rahmad selaku ketua panitia salah seorang petinggi MPTT-I. Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari bpk Bupati Aceh Barat dengan memberikan pengarahan moralitas kepada masyarakat yang hadir menyangkut dengan maraknya berbagai kasus yang terjadi di Aceh seperti kasus Judi online, perceraian dan aliran-aliran sesat.
Acara dilanjutkan pembacaan makalah Abuya dalam hal ini dibacakan oleh Tgk Abi Sahal Tastari Waly selaku ketua umum Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia sekaligus anak Abuya Amran Waly. Makalah yang berjudul: MPTT-I. Adapun isinya:
Majelis ini digagas dan diangkat untuk untuk dapat mengembalikan umat Islam kepada ajaran hakikat setelah melakukan syariat yang baik. Ajaran hakikat ini penyebab kita dapat ber akhlak baik, beribadah baik serta bermakrifat/berpegang kepada Allah dalam seluruh kehidupan, baik ibadah dan muamalah, tidak kepada diri kita dan lainnya diri, sebab yang demikian itu adalah wujud waham yang sifatnya berubah-ubah (temporal). Dengan kita kembali kepada ajaran hakikat, umat Islam semakin kuat dan hubungan sesama semakin baik, banyak waktunya untuk melakukan ibadah dan amal-amal shaleh.
Maka kita banyak mengucapkan ribuan terima kasih kepada Al-Mukarram Abuya dan Majelis ini karena kita dapat beribadah baik, sekalipun kita dijelek-jelekan, di fitnah dalam mengangkat ajaran ini.
Ajaran ini yaitu tauhid tasawuf dan tauhid Sufi terdiri dari ilmu dan amal untuk memperbaiki zhahir, hal dan syuhud untuk memperbaiki bathin. Bilamana zhahir kita dapat berkhidmat sebagai hamba Allah dan bathin kita dapat ber makrifat maka kita dapat hidup bersama Allah di manapun berada.
Kepada anggota tauhid tasawuf agar dapat menjalankan ajaran ini sekalipun sebagian besar umat belum dapat menerimanya karena ajaran ini adalah ajaran yang Haq, tidak dapat dikalahkan oleh manusia/hamba-hamba Allah.
Kemudian dilanjutkan dengan tausyiah dan orasi ilmiah tasawuf oleh Prof. Dr Rubaidi, dengan inti penyampaian beliau, "Adapun para ulama-ulama Sufi, selalu di fitnah, di musuhi, dan disesatkan itu hal yang tidaj asing lagi, bahkan Rasullullah Saw sendiri tak kurang dari cacian, fitnah, di musuhi bahkan diancam oleh kaum Quraisy Makkah pada masa itu. Namun demikian, pada akhirnya cahaya perjuangan Rasullullah Saw membawa umat ke arah yang cahaya petunjuk iman dan makrifat. Begitu apa yang dialami oleh Abuya. Maka untuk memperoleh ajaran Ihsan ini maka para murid-murid tarekat anggota MPTT-I wajib untuk dapat mengenal sosok Abuya, patuh dan berkhidmat kepada Abuya secara zhahir dan rabitah kepada Abuya secara bathin." Tidak ada ulama-ulama yang seperti Abuya istiqamah 24 jam dalam beribadah, mengajar, menulis dan memikirkan murid-murid nya."
Setelah tausyiah dari Prof Rubaidi acara dilanjutkan dengan pemberian cindra mata penghargaan yang diberikan Bupati Aceh Barat kepada Al-Mukarram Abuya Syekh H Amran Waly dan sekaligus memperingati Milad Abuya yang telah memasuki umur 78 tahun.
Acara dilanjutkan tausiyah yang disampaikan langsung Abuya yang intinya mengatakan, "Dalam Iqazhul Himam dijelaskan apabaila seseorang dapat membenarkan ajaran tasawuf hakikat ini maka dia menjadi wali kecil, barangsiapa dapat mengamalkan nya maka dia menjadi wali besar dan barangsiapa dapat menyampaikan nya maka ia ibarat cahaya terang benderang yang menyinari umat." Kemudian acara di akhiri dengan zikir Rateeb seribe dan doa oleh Abuya Syekh H Amran Waly.