Cetak Generasi Mandiri, Ponpes Al-Ghufron Bersama MATAN IAINU Kebumen Gelar Pelatihan Membatik

Kebumen, JATMAN Online – Pondok Pesantren Al Ghufron Pondok Gebangsari Kuwarasan bersama MATAN IAINU Kebumen menggelar pelatihan membatik dalam rangka haflah Akhirussanah, Pondok Gebangsari Kuwarasan, Jum’at (04/03).
Acara ini dibuka dengan melantunkan sholawat thoriqiyyah bersama para santri. Narasumber pelatihan ini merupakan shohib MATAN yang ahli membatik abstrak kontemporer Shohib Eko Pristiyono.
Ketua MATAN IAINU Kebumen Syukur Riyadin sebagai pemateri memberikan penjelasan soal sejarah batik, pengertian batik hingga peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat batik abstrak kontemporer seperti kain mori sebagai media membatik, canting, malam (lilin), kompor gas, pewarna, water glas dan gawang kepada para santri.
“Selain kita kenalkan dengan bahan dan alat-alat yang digunakan untuk membatik dan penjelasan tahap-tahap dalam membatik hingga selesai. Peserta juga kita kenalkan tentang sejarah batik hingga beraneka ragam jenis batik,” kata syukur.
Syukur mengatakan bahwa batik abstrak kontemporer merupakan batik abstrak bersifat modern yang dibuat dari ide masa kini dengan kebebasan motif dan tidak terikat pada pakem.
“Kondisi malam atau lilin tidak boleh terlalu panas dan tidak boleh terlalu dingin. Kalau terlalu panas lilin akan mudah menetes dan kalau terlalu dingin lilin akan susah untuk digoreskan di pola yang sudah digoreskan pada kain,” tuturnya.
Pelatihan ini membuat dua karya batik pertama, karya yang dipraktikan oleh narasumber dengan menggoreskan malam (lilin) yang telah dipanaskan menggunakan kuas dan canting setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan teknik pewarnaan menggunakan remasol. Kemudian dilanjut membuat karya kedua, yaitu motif tanda tangan yang ditulis oleh semua peserta lalu proses pewarnaan dengan menggunakan remasol memang memerlukan waktu yang cukup lama hingga kering, sekitar 5 jam bahkan sampai satu malam.
Setelah pewarnaan selesai, lanjut Syukur, kemudian dikunci dengan water glass hingga benar-benar kering. Setelah itu proses perebusan untuk menghilangkan malam pada kain batik dilakukan.
“Melalui kegiatan pelatihan batik ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship para santri sehingga dapat menjadi bekal dan terciptanya industri kreatif yang dihasilkan. Disamping itu kegiatan pelatihan membatik juga berfungsi untuk mengenalkan santri pada budayanya sendiri yaitu batik. Sehingga pada gilirannya mampu mnumbuhkan sikap cinta pada budayanya sendiri.” imbuhnya.
Kepala SMP IAG Pondok Pesantren Al Ghufron Gus Mujasim, SHI., MSI., mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan pelatihan batik abstrak bebarengan dengan acara pra haflah akhirussanah.
“Kami sangat berterimakasih kepada rekan-rekan Mahasiswa Ahlith Thariqah Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN) IAINU Kebumen yang telah meluangkan waktu bersama kami, melatih kami membatik,” ucapnya.
Selain itu, Ia mengungkapkan bahwa pondok pesantren harus menyiapkan generasi mandiri yang mampu menjawab tantangan umat dan zaman.
“Kami tahu bahwasanya pondok pesantren punya prinsip kemandirian bagaimana mempersiapakan generasi-generasi mandiri dan merupakan suatu keharusan bagi pondok pesantren untuk memberikan pembekalan sehingga mendapat bekal hidup mandiri kepada santri kelak kembali ke masyarakat,”kata Gus Mujasim.
Pewarta: Syukur Riyadin
Editor: Warto’i