Tarekat Naqsyabandiyah Gelar Zikir Akbar Nasional (ZAN) 2022 di Bengkulu

September 28, 2023
Tarekat Naqsyabandiyah Gelar Zikir Akbar Nasional (ZAN) 2022 di Bengkulu

Bengkulu, JATMAN Online – Belasan ribu jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Indonesia dari berbagai provinsi mengikuti Zikir Akbar Nasional (ZAN) 2022 di lapangan depan Kantor Bupati Bengkulu Selatan, Bengkulu, Sabtu (5/11) pagi.

Turut hadir Pengasuh Tarekat Naqsyabandiyah Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandy, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Ketua DPRD Provinsi Bengkulu Ihsan Fajri, Bupati Bengkulu Selatan, Kapolres Bengkulu Selatan, Dandim Bengkulu Selatan, serta pejabat lainnya.

Dikutip dari makassar.sindonews.com, Ketua Panitia ZAN 2022, Dempo Xler menyampaikan ZAN digelar dalam rangka menyongsong takdir peradaban Indonesia Emas 2045, kita harus bangkit 2030 dan berjaya 2032. Tahun 2023 dan 2024 menuju pemantapan.

“Mendoakan Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika untuk selamat dari potensi ancaman ke depan yang tak bisa dianggap remeh,” ujarnya.

Dempo menjelaskan bahwa ZAN ini mendoakan Indonesia agar bisa kuat bertahan menghadapi sejumlah ancaman di masa mendatang seperti potensi resesi ekonomi global 2023, persoalan perubahan iklim, bencana alam, keadilan hukum, budaya, sosial, juga isu energi terbarukan.

Dempo mengingatkan bahwa Indonesia dibangun pada konsep ke-Tuhan-an. Oleh karena itu, apapun keputusan pemimpin bangsa tak boleh jauh dari nilai-nilai ke-Tuhan-an.

“Syarat utama Indonesia emas adalah keadilan dan penegakkan hukum. Penegakkan hukum negara merupakan pengejawantahan dari hukum Tuhan,” jelas Dempo.

Indonesia saat ini, lanjut Dempo, memiliki potensi besar dalam percaturan ekonomi dunia dalam isu energi terbarukan. Di mana energi fosil mulai ditinggalkan. Lumbung energi mulai bergeser dari jazirah Arab ke Asia. Energi terbarukan melimpah di Benua Asia.

“Ini potensi besar Indonesia pada bidang energi terbarukan. Amerika dan Arab sudah sampai pada titik jenuh peradaban dan mulai bergeser ke Asia,” kata Dempo.

ZAN juga mendoakan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh dilandasi pada penegakkan hukum yang dapat menguatkan kepercayaan masyarakat.

Hal itu bisa dicapai bila pemimpin bangsa teguh memegang prinsip dasar membangun Indonesia sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa.

“Cita-cita pendiri bangsa Indonesia sungguh suci dan mulia. Itu merupakan praktik dari nilai-nilai ajaran tasawuf,” ungkapnya