Syekh Mohamed Rajab Deeb: Peran Penting Tasawuf dalam Keluarga di Era Terbuka
Islam menganggap keluarga sebagai dasar masyarakat, yang merupakan unsur terpenting dalam membina insan yang mulia sebagaimana yang diisyaratkan dalam Qs. An Nahl ayat 72 tentang keluarga sebagai inkubator iman.

Pentingnya keluarga dalam Islam.
Islam menganggap keluarga sebagai dasar masyarakat, yang merupakan unsur terpenting dalam membina insan yang mulia sebagaimana yang diisyaratkan dalam Qs. An Nahl ayat 72 tentang keluarga sebagai inkubator iman.
Untuk itu, Islam menempatkan inti keluarga, yang dipagari oleh naluri keibuan, dan dipelihara oleh kasih sayang kebapakan, sehingga tumbuh tanaman yang baik, dan menghasilkan buahnya yang matang. Hal ini diisyaratkan dalam Islam melalui hadis tentang pemilihan pasangan hidup dalam pernikahan. Keluaraga memiliki peran yang sangat vital dalam menghadapi era keterbukaan, salah satunya adalah dengan pendidkan ahlak ini sebagai bentuk pendidikan tasawuf
Keterbukaan global dan dampaknya dalam membangun keluarga Muslim.
Keterbukaan berdampak kepada perilaku dan diwujudkan dari budaya dan lingkungan. Dunia saat ini ibarat sebuah desa kecil, karena sarana komunikasi dan teknologi telah membantu menghubungkan semua bagiannya, membuka semua cakrawala menjadi tidak mungkin bagi kita diisolasi dari dunia terbuka ini.
Keterbukaan yang ada perlu diimbangi dengan kesadaran, kesadaran akan nilai-nilai dan prisip-prinsip moralitas atau akhlak sebagai tsamroh dari ajaran Islam itu sendiri. Era keterbukaan ini tidak mungkin menjadi manusia yang terisolasi, tetapi dalam era keterbukana ini diperlukan nilai-nilai dan prisinip yang diimbangi dengan ilmu pengetahuan. Kemampuan untuk memahami dan menghormati keyakinan dan praktik orang lain membuat seseorang lebih mampu membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain, karena keterbukaan membantu mengesampingkan perbedaan dan bergerak maju sebagai individu dan sebagai komunitas.
Keterbukaan yang ada perlu diimbangi dengan kesadaran, kesadaran akan nilai-nilai dan prisip-prinsip moralitas atau akhlak sebagai tsamroh (buah) dari ajaran Islam itu sendiri. Era keterbukaan ini tidak mungkin menjadi manusia yang terisolasi, tetapi dalam era keterbukaan ini diperlukan nilai-nilai dan prisinip yang diimbangi dengan ilmu pengetahuan. Kemampuan untuk memahami dan menghormati keyakinan dan praktik orang lain membuat seseorang lebih mampu membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain, karena keterbukaan membantu mengesampingkan perbedaan dan bergerak maju sebagai individu dan sebagai komunitas.
Untuk mengadapi berbagai dampak dari keterbukaan diperlukan pendidikan iman yang didasarkan kepada tazkiyah, menjalin hubungan yang baik dengan Allah swt sehingga tercermin dalam perilaku yang baik, di keluarga dan masyarakat. Sehingga kelak anak-anak kita menjadi pemimpin yang berpengaruh, mampu mengimbangi keterbukaan global, mengambil keuntungan dari hal-hal positifnya, dan mereformasi efek dan negatifnya.
Tazkiyah dalam konteks era keterbukaan adalah menahan jiwa dan mengendalikan keinginan dan kesenangannya, lebih peduli dengan memperbaiki hati dan diri untuk menjadi manusia yang menghamba kepada Allah, dengan mengikuti teladan Nabi Muhammad saw. Tazkiyah ini menjadi penting di era keterbukaan guna membentengi diri kita dan keluarga dari hal-hal negative.