Silaturahmi JATMAN: Menuju Muktamar ke-13 di Pekalongan

Okt 12, 2024
Silaturahmi JATMAN: Menuju Muktamar ke-13 di Pekalongan
Dari sisi kiri: KH. Ali Ridho (Wakil Mudir Am JATMAN Idaroh Aliyah), KH. Ali Masadi (Wakil Rais Am JATMAN Idaroh Aliyah), KH. Tajul Mafakhir (PBNU), KH. Eep Nuruddin (Mudir Idaroh Wustho JATMAN Jawa Barat) dan KH. Mirza Khasbullah Pekalongan

Pekalongan, JATMAN Online - Di sela-sela rangkaian kegiatan Maulid Kanzus Sholawat yang diadakan esok, Minggu (13/10/2024), pengurus Idaroh Aliyah JATMAN mengadakan silaturahmi persiapan menjelang Muktamar ke-13 yang akan diselenggarakan di Pekalongan.

Dalam agenda ini, Wakil Rais Am JATMAN, KH. Ali Masadi menekankan jika peran JATMAN dalam mengakomodir hal-hal mengenai kethariqahan sangat membantu.

“Kalau tidak ada JATMAN, kekisruhan dalam dunia thariqah tidak ada yang ngurusi. Ini jelas sekali,” ungkapnya.

Pendapat ini tentu saja didasari oleh peran JATMAN sebagai filtrasi dari gerakan-gerakan spiritual dan aliran kebatinan yang mengatasnamakan dirinya sebagai thariqah, namun sanadnya tidak bersambung pada Rasulullah saw.

Nama JATMAN sejatinya mulai meningkat popularitasnya sejak Habib Luthfi bin Yahya terpilih menjadi Rais Am pada Muktamar ke-9 tahun 2000 di Pekalongan dan berlanjut hingga sekarang.

Yang tidak banyak diketahui publik, rupanya hal ini tidak terlepas dari pesan yang disampaikan oleh Alm. KH. Maimoen Zubair kepada Wakil Rais Am, Kiai Ali Masadi.

“Selagi Habib Luthfi mau memimpin JATMAN, (meskipun) seumur hidup sampean angkat jadi Rais Am,” kata Kiai Ali Masadi mengutip perkataan Mbah Maimoen.

Hal ini diungkapkan karena menurut Kiai Ali Masadi, Mbah Maimoen saat itu belum melihat ada yang lebih mampu dalam menangani kethariqahan di Indonesia selain Habib Luthfi.

Bukan hanya Mbah Maimoen, Alm. Gus Dur juga sangat mendukung terpilihnya Habib Luthfi sebagai Rais Am JATMAN kala itu.

Pimpinan Ponpes Al-Khoirot Pekalongan, KH. Mirza Khasbullah yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa ketika dirinya menjemput Gus Dur di Bandara Ahmad Yani untuk menghadiri satu kegiatan, Presiden ke-4 RI tersebut mengatakan bahwa beliau akan turun tangan langsung jika ada yang menghina Habib Luthfi.

“Gus Dur Bilang, seng ngolok-olok Habib Luthfi tak parani (yang menghina Habib Luthfi saya datangi).”

Sementara itu, kegiatan silaturahmi ini dilangsungkan guna membahas persiapan dan struktur kepanitiaan pada Muktamar ke-13 kelak.

Selain pengurus Idarah Aliyah JATMAN, hadir pula pengurus PBNU, KH. Tajul Mafakhir al-Ishaqi sebagai perwakilan dari Rais Am PBNU, KH. Miftakhul Akhyar yang tidak bisa hadir karena ada undangan lain di Cirebon sejak jauh-jauh hari.

Dalam pertemuan ini, Kiai Tajul Mafakhir menjelaskan bagaimana pengurus Idarah Aliyah JATMAN yang sudah mewakafkan dirinya sampai hari ini, bisa mendapatkan porsi, hak dan diberi kesempatan untuk melakukan kewajibannya sebagai penilaian terhadap keberadaan Idarah Aliyah.

“Mungkin ke depan ada perbaikan standar, mungkin ke depan melalui evaluasi-evaluasi akan ada peningkatan kerja, profesionalitas dan sebagainya. Tapi apa yang terjadi hari ini dan kemarin itu sebagai suatu record, catatan itu tidak boleh hilang. Apa yang dilakukan Habib Luthfi selama ini tidak boleh dilupakan,” ucapnya.

Beliau juga berharap ke depannya JATMAN bisa terus mengalami peningkatan, terutama dari sisi administrasi dan pelaporan.