Lailatul Qadar; THR Dari Allah yang Dibayar Cash

Menjelang akhir Ramadan atau menuju hari raya, masyarakat Indonesia yang bekerja sebagai ASN maupun perusahaan swasta umumnya menerima Tunjangan Hari Raya (THR) dari tempat mereka bekerja, sebagaimana yang sudah di tetapkan pada PP No. 15 Tahun 2023 Tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya.
THR itu biasanya akan digunakan untuk membeli barang-barang keperluan lebaran seperti baju, makanan, hampers dan apapun yang sifatnya zahiriyah.
Bersamaan dengan waktu tersebut, tanpa kita sadari sebenarnya Allah juga tengah mempersiapkan THR kepada para hambanya pada detik-detik berakhirnya Ramadan yang disebut dengan Lailatul Qadar. Lailatul Qadar adalah hak prerogatif Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, baik dari golongan orang-orang saleh maupun orang-orang yang sebelumnya bukan siapa-siapa. Itulah bentuk keadilan Allah yang memotivasi hamba-Nya agar saling berlomba-lomba mendapatkan malam tersebut.
Orang-orang dengan kesadaran batiniyah tingkat tinggi akan mampu merasakan detik-detik turunnya ribuan malaikat dari langit yang menyesaki seluruh isi bumi. Keberkahan malam tersebut dirasakan oleh seluruh alam hingga terbitnya fajar sebagaimana yang tertuang dalam Surat Al-Qadar. Puncaknya, seseorang yang berhasil memperoleh Lailatul Qadar, ia akan mengalami perasaan tenang, damai, lebih beriman dari malam-malam sebelumnya dan Allah akan mengangkat orang tersebut menjadi salah satu kekasih-Nya.
Lailatul Qadar yang disebut juga dengan malam 1000 bulan adalah THR dari Allah yang manfaatnya bisa dirasakan seumur hidup. Seandainya masyarakat Indonesia yang umur rata-ratanya mencapai 71-72 tahun menurut Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melakukan ibadah selama seumur hidup penuh, masih akan kalah dengan seseorang yang mendapatkan Lailatul Qadar. Hal itu karena ia seolah telah beribadah selama 1000 bulan atau setara dengan 83-84 tahun. Ibadah macam apa yang bisa dilakukan secara terus-menerus sepanjang usia tersebut.
Bahkan dikisahkan dalam Kitab Durratun Nasihin, ketika Allah Swt. memerintahkan Jibril as. untuk menyampaikan Surat Al-Qadar kepada Nabi Muhammad saw., Dia juga memerintahkan Jibril as. untuk mengutarakan sebuah pesan,
“Hai Muhammad, Aku memberimu dan umatmu malam Qadar (Lailatul Qadar). Ibadah yang dilakukan di malam itu lebih utama dari pada ibadah selama tujuh puluh ribu tahun.”
Saking mulia dan melimpahnya rahmat Allah pada malam itu, bahkan seluruh orang beriman dari penjuru manapun kedapatan jatahnya masing-masing. Sampai-sampai, bayi-bayi yang lahir di malam itu pun mendapatkan rahmat-Nya juga, termasuk bayi-bayi yang lahir dari orang tua Non Muslim.
Kehadiran Lailatul Qadar untuk umat Nabi Muhammad saw. ini menjadi spesial lantaran tidak ada umat nabi manapun yang mendapatkan perlakuan khusus dari Allah layaknya umat Nabi Muhammad.
Suatu ketika Nabi Musa as. pernah bermunajat. Dalam doanya ia berkata, “Ya Tuhanku, aku ingin dekat kepada-Mu.”
Lalu Allah menjawab, “Dekat kepada-Ku adalah untuk orang yang terjaga pada pada Lailatul Qadar.”
Nabi Musa as. berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku menginginkan rahmat-Mu.”
Lalu Allah menjawab, “Rahmat-Ku adalah untuk orang yang mengasihi si miskin pada Lailatul Qadar.”
Nabi Musa as. berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku ingin melintasi shirath, secepat kilat.”
Lalu Allah menjawab, “Itu hanya untuk orang yang bersedekah di Lailatul Qadar.”
Nabi Musa as. berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku ingin duduk di bawah naungan pohon-pohon surga dan memakan buah-buahnya.”
Lalu Allah menjawab, “Itu untuk orang yang bertasbih dengan tekun pada Lailatul Qadar.”
Nabi Musa as. berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku ingin selamat dari api neraka.”
Lalu Allah menjawab, “itu untuk orang yang memohon ampunan kepada-Ku pada Lailatul Qadar hingga waktu subuh”
Nabi Musa as. berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku ingin ridla-Mu.”
Lalu Allah menjawab, “Keridlaan-Ku untuk orang yang shalat dua rakaat pada Lailatul Qadar.”
Oleh sebab itu, dengan banyaknya keistimewaan yang ada pada Lailatul Qadar, mari kita mempersiapkan diri menerima THR yang sudah diperuntukkan Allah bagi hamba-Nya yang qualified di hari-hari terakhir Ramadan. Berbeda dengan THR yang diberikan si ‘Bos’ yang begitu cepat habis, THR dari Allah justru akan dirasakan berkahnya hingga sepanjang hayat.