Kisah Persahabatan Habib Hasyim bin Umar bin Yahya dengan Habib Ahmad Bin Abdullah bin Thalib Al-Attas (5)

Habib Hasyim bin Yahya (w. 1930) dan Habib Ahmad Al-Attas (w. 1929 M) merupakan dua ulama Al-Arif billah yang hidup dalam satu masa di Pekalongan dan bertempat di lokasi yang  tidak berjauhan. Dikisahkan bahwa ketika Habib Hasyim hendak melakukan satu kegiatan atau rencana, beliau selalu meminta izin dan saran dari Habib Ahmad bin Thalib al-Attas. Begitu juga sebaliknya jika belum meminta restu dari Habib Hasyim, Habib Ahmad Al-Attas tidak akan berani melangkah.

September 15, 2023 - 07:15
Kisah Persahabatan Habib Hasyim bin Umar bin Yahya dengan Habib Ahmad Bin Abdullah bin Thalib Al-Attas (5)

Habib Hasyim bin Yahya (w. 1930) dan Habib Ahmad Al-Attas (w. 1929 M) merupakan dua ulama Al-Arif billah yang hidup dalam satu masa di Pekalongan dan bertempat di lokasi yang  tidak berjauhan. Dikisahkan bahwa ketika Habib Hasyim hendak melakukan satu kegiatan atau rencana, beliau selalu meminta izin dan saran dari Habib Ahmad bin Thalib al-Attas. Begitu juga sebaliknya jika belum meminta restu dari Habib Hasyim, Habib Ahmad Al-Attas tidak akan berani melangkah.

Jika Habib Hasyim sudah datang ke tempat Maulid Nabi, sementara Habib Ahmad bin Thalib Al-Attas belum datang maka Habib Hasyim menangguhkan acara sampai datangnya Habib Ahmad. Begitu juga dengan Habib Ahmad, jika beliau datang pertama sementara Habib Hasyim belum datang, maka beliau tidak akan memulai acara, hingga Habib Hasyim datang.

Kekompakan kedua Ulama tersebut nampak sekali ketika ada seorang Habib asal Hadramaut yang datang ke Pekalongan kemudian hendak pamitan pada keduanya. Pada awal abad .20-an Habib Muhammad Ali Muhsin datang dari Hadramaut ke Indonesia, beliau juga singgah di Kota Pekalongan. Setelah tinggal di Indonesia beberapa lama, Habib Muhammad Ali berkeinginan untuk kembali ke Yaman. Namun ketika hendak pamitan beliau merasa bingung kepada siapa dulu berpamitan, Habib Ahmad bin Thalib Al- Attas ataukah Habib Hasyim bin Umar bin Yahya.

Ketika beliau datang ke rumah Habib Ahmad, dan Habib Muhsin belum sempat bicara, Habib Ahmad sudah  memerintahnya,. “Ya. Muhsin ila Habib Hasyim bin Umar awwalan” (Hai Muhsin pamitan ke. Habib Hasyim dulu). Langsung saja beliau datang ke Habib Hasyim. Ketika berpamitan ke Habib Hasyim, Habib Hasyim mengatakan, “Kuburanmu di sini, dan di sini kotamu. Nanti kamu yang menggantikan kami semua.” Lalu Habib Muhsin datang ke Habib Ahmad, dan Habib Ahmad pun berkata, “Apa yang  dikatakan Habib Hasyim adalah perkataanku.

Kemudian, apa yang telah. dikatakan oleh Habib Hasyim terbukti, ketika Habib Ahmad wafat, Habib Muhsin lah yang menggantikan Habib Ahmad mengajar di Madrasah Salafiyah di Kampung Arab. (belakang Masjid Wakaf), bersama Habib Muhammad Abdurrahman. Ketika Habib  Hasyim wafat yang menggantikan menjadi Imam Masjid Al-Nur adalah Habib Muhsin. Ketika itu beliau tinggal di Klego dan setelah wafat kemudian dimakamkan di Sapuro.

Kisah tentang Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib al-Athos dan Habib Hasyim bin Yahya memang tidak dapat dipisahkan. Kalau ada tamu ke Habib Hasyim, pasti disuruh sowan (menghadap) dulu kepada yang lebih sepuh yakni Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib al-Attas. Dan jika tamu tersebut sampai ke Habib Ahmad maka akan ditanya, “Kamu suka atau tidak kepada adikku Habib Hasyim bin Umar?” dengan maksud agar sowannya ke Habib Hasyim saja. Demikianlah akhlak Ulama memberikan contoh kepada kita untuk selalu kompak dan saling menghormati.

Khumaedi NZ Santri Gedongan, Penikmat Kopi Angkringan.