Kajian Tematik MATAN UINSA “Pentingnya Kaderisasi dalam Berorganisasi”

Pengurus Komisariat Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (PK-MATAN) UIN Sunan Ampel Surabaya mengadakan kajian tematik bertemakan, “Pentingnya Kaderisasi dalam Organisasi”. Kajian tersebut diadakan secara virtual via zoom meeting pada Rabu Sore (07/10). Kajian ini selain dihadiri oleh PK MATAN UINSA Surabaya, ternyata dihadiri juga oleh Gus Ahmad Miftahul Haq, M.Pd selaku sekretaris PW MATAN Jawa Timur.
Kajian ini menghadirkan narasumber utama dari wakil ketua Matan Surabaya yaitu, Mochammad Fuad Najib, S.Pd.I, M.Pd dan saat ini juga ia menjadi Instruktur MKNU PBNU. Dalam paparannya ia memberikan pencerahan dan motivasi kepada kader-kader MATAN, khususnya di PK MATAN UINSA Surabaya.
Dalam kajian tersebut Gus Fuad menjelaskan sebagaimana yang menjadi keinginan Habib Luthfi, MATAN kedepannya dapat mencetak mursyid, cendekiawan muslim dan ilmuan sekaligus.
“harapan Maulana Habib Luthfi membuat MATAN adalah untuk mencetak mursyid-mursyid di masa mendatang menjadi mursyid yang tidak hanya ahli agama, tetapi juga mursyid yang cendekiawan dan ilmuan, seperti contoh Syekh Yusri di Mesir, beliau seorang mursyid, tetapi juga seorang dokter spesialis, doktor dan juga professor.” Terangnya.
Gus Fuad melanjutkan paparannya, kader MATAN itu harus paham yang namanya asasul khomsah. Sebagaimana yang terdapat pada SOP JUKNIS MATAN.
“Di MATAN itu ada asasul khomsah. Pertama, Tafaqquh fiddin maksudnya faham dan mendalami agama. Kedua, Iltiyamuttho’at maksudnya komitmen dalam ketaatan atau menjalankan ketaatan. Ketiga, Tazkiyatunnafs artinya adalah membersihkan nafsu, pensucian hati dan diri. Keempat, Hifdzul aurad wal adzkar maksudnya menjaga aurad dan dzikir-dzikir, atau gampanganya senantiasa ingat dan ibadah kepada Allah. Kelima, Khidmah Lil Ummah, yakni senantiasa niat untuk memberikan manfaat kepada umat.” Jelas Gus Fuad.
Gus Fuad menambahkan, MATAN baru didirikan pada tahun 2012. kaderisasi di MATAN tidaklah instan tapi butuh proses dan waktu agar kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi.
“MATAN ini merupakan organisasi yang relative baru, sekitar delapan tahunan, mungkin jika ada kaderisasi yang kurang optimal ya wajar, karena semuanya butuh proses. Budaya kaderisasi itu butuh waktu, butuh proses.” Kata alumni Denanyar.
Di akhir kajian, Gus Fuad berpesan kepada kader-kader MATAN agar bisa istiqamah dan terus berkhidmah di MATAN.
“Terpenting saat ini adalah istiqamahlah dalam ber-MATAN. Input yang kita peroleh di MATAN ini adalah jangka panjang. Yakinlah bahwa suatu saat pasti akan kita rasakan dari keberkahan khidmah di MATAN ini. Memang istiqamah itu berat, tapi harus dipaksakan dan yakin bahwa semua akan kita rasakan jerih payahnya. Saat ini memang belum kita rasakan, namun suatu saat pasti akan merasakanya, pasti ada yang akan kita dapat. Tidak mungkin para mursyid mencelakan kita.” Pesannya.
(Alvin Jauhari/ MATAN UIN Surabaya)