Haul Akbar ke-65 Thariqah Muhammadiyah

Maros, JATMAN.OR.ID: Anggota jamaah majlis zikir al-Sanusiyah dari berbagai daerah memadati lokasi HAUL yang berlangsung selama dua hari, tanggal 03-04 April 2021. Sabtu malam, acara diawali pada pukul 20.00 Wita dengan zikir tarekat dan doa hingga selesai pukul 02.00 Wita dini hari.
Haul ini diagendakan sekali dalam dua tahun. Puncak acara haul, Ahad, 04 April 2021. Mursyid ke-13 Tarekat wal hakekat Muhammadiyah jalur Sanusiyah Syekh Abdul Mun’im Rasyid Dg. Massese menyampaikan, “Angka 65 bukan angka milik tarekat dan mursyid, tetapi HAUL ke-65 tarekat Muhammadiyah adalah milik Jamaah. HAUL adalah zikir akbar, doa akbar untuk bangsa dan umat. HAUL kali ini dilaksanakan mengikuti protokol Kesehatan.”
Satu hal yang menjadi pesan mursyid ke-13 adalah istiqamah terhadap tarekat yang dimiliki dan bekerja keras mengamalkan wirid zikir tarekat. Tarekat yang akan membimbing menuju perjalanan akhirat. Tarekat mu’tabarah yang dmiliki menjadi dasar dalam menangkal tarekat yang tidak mu’tabarah, paham-paham keagamaan yang radikal dan menyimpang. Jika tidak memiliki tarekat, maka kehidupan akan terombang ambing. Tarekat menuntun kita selamat hidup di dunia dan akhirat. Ing sya Allah, keberkahan acara HAUL akan menjadi doa keselamatan, tolak bala, penuntun kehidupan, dan untuk memeroleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Al-Mukarram DR. H. Syamsul Alam. S. Ag., M. Pd. dalam tausiyahnya menjelaskan tanda-tanda umat Rasulullah saw. dan menitip pesan bahwa zikir dan wirid yang telah diijazahakan hendaklah menjadi santapan rohani dan pakaian dalam aktifitas sehari-hari untuk memeroleh keberuntungan dunia akhirat.
Sementara itu, Bupati Maros H. Andi Syafril Chaidir Syam, S.I.P., MH. dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan HAUL Akbar, dan menyampaikan untuk tetap menjaga internal keluarga dan masyarakat dari paham dan bentuk kegiatan yang radikal. H. Muhammad Tonang, S. Ag., M. Ag. (Kepala Kantor Kemenag Kab. Maros) dalam sambutannya menyampaikan bahwa tarekat adalah salah satu varian keagamaan yang harus dikembangkan, tarekat menjadi penopang dalam pola pikir dan hati dalam menyambungkan hidup dengan Tuhan melalui wasilah kepada mursyid. Kemudian lanjut beliau, bahwa Moderasi beragama dengan membangun hidup rukun, toleran, santun dapat terlihat pada ajaran-ajaran tarekat. Penggunaan media sosial, perkembangan ilmu pengetahuan, salah satu cara menetralisir semua itu adalah tetap berwasilah kepada mursyid masing-masing.
Acara diakhiri dengan doa bersama dari pengurus MUI Kab. Maros yang dipimpin oleh K. H. Sido Muhammad Sadiq.
Turut hadir dari unsur TNI dan POLRI, keluarga besar Pondok Pesantren Miftahul Muin Tekolabbua Kecamatan Maros Baru, Kader MATAN Maros, dan BANSER Kab. Maros, tokoh agama dan pemuda, dan masyarakat.[Hardianto]