Habib Luthfi Ceritakan Kisah Muhibbin Ulama yang Tidak Mempan Dibakar

Kita meyakini bahwa seorang ulama atau seorang wali besar memiliki karamahnya masing-masing yang sangat luar biasa. Bahkan karamah ini bisa saja terjadi bukan untuk diri mereka sendiri melainkan untuk orang lain, seperti muridnya atau muhibbinnya. Salah satu contohnya adalah kisah yang disampaikan oleh Habib Luthfi dalam pengajian Ramadan di ndalemnya.
Dikisahkan bahwa Habib Abu Bakar Alaydrus memiliki muhibbin yang merupakan non-Islam, karena beragama Hindu sebab berasal dari India. Walaupun non-Islam, akan tetapi orang ini sangat menghormati dan mencintai Habib Abu Bakar Alaydrus, dan Habib Abu Bakar menyadari betul akan hal ini.
Setiap bertemu Habib, orang itu selalu bersalaman dan memperlakukan Habib dengan sebaik mungkin, selayaknya melayani kepada seseorang yang sangat ia cintai dan sayangi. Bahkan saking besarnya cinta orang itu kepada Habib Abu Bakar Alaydrus, suatu ketika Habib Abu Bakar Alaydrus berkata, “Barang siapa yang mencintaiku dengan sebenar-benarnya cinta maka ia tidak akan bisa dibakar oleh Api.”
Dalam hal ini Habib Abu Bakar Alaydrus memang tidak memperinci maksud api tadi apakah api neraka atau bukan. Akan tetapi saat orang non-Islam tadi meninggal dunia, dan hendak dilakukan upacara ngaben dengan dibakar mayatnya selayaknya yang berlaku di agamanya tersebut terjadi hal yang sangat luar biasa. Yaitu tangan yang biasa ia gunakan untuk berasalaman dengan Habib Abu Bakar Alaydrus tidak mempan dibakar api, bahkan di saat seluruh tubuhnya sudah menjadi abu semua, tangannya yang memiliki bekas salaman berkali-kali dengan Habib Abu Bakar Alaydrus tidak terbakar bahkan tidak hangus sedikitpun.
Kisah ini mengajarkan bahwa mencintai seorang ulama besar atau seorang wali dengan sebenar-benarnya cinta yakinlah pasti akan membawa pada kesalamatan, mengantarkan pada kebahagiaan, baik itu di dunia ataupun di akhirat. Jangankan kisah orang yang beriman, dari kisah tadi saja seseorang yang merupakan non-Islam masih bisa mendapatkan pertolongan yang sangat luar biasa. Bisa jadi, orang tadi bukan hanya tidak dibisa dibakar di dunia, akan tetapi dengan wasilah cintanya kepada seorang wali dia juga tidak dibakar oleh api neraka. Wallahu a’lam.
Pada intinya, mencintai seorang ulama besar atau wali adalah sesuatu yang sudah seharusnya kita lakukan. Dan sebaliknya, membenci atau bahkan mencela kepada para ulama besar atau wali dapat membawa kita ke dalam kesengsaraan ataupun keburukan, baik itu di dunia ataupun di akhirat. Oleh sebab itu marilah kita senantiasa memupuk rasa cinta kita kepada guru-guru kita, kepada para ulama besar, kepada para wali Allah yang sangat luar biasa karena yakinlah beliau-beliau ini dapat membawakan keselamatan untuk kita semua.