Agustus, Mengenang H. Mutahar Sosok Habib Legendaris

Agustus 12, 2024
Agustus, Mengenang H. Mutahar Sosok Habib Legendaris

Di kala tiba Agustus, maka bangsa Indonesia akan mengenang sosok H. Mutahar. Ia merupakan tokoh legendaris Indonesia yang ternyata seorang sayyid atau habib dari keluarga Ba' Alawi atau Alawiyyin dengan marga Al-Muthahar (keturunan waliyullah Muthahar bin Abdullah bin Alwi bin Mubarak) yang secara nasab (silsilah) bertepi kepada Sayyidina Husein bin Ali cucu Rasulullah SAW. 

Tokoh dengan nama lengkap Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar sering dipanggil Sayyid Husein Mutahar atau Habib Husein Mutahar. 

Dilansir dari focusatu.com Tokoh legendaris H. Mutahar yang dikenal sebagai pencetus pasukan bendera pusaka (Paskibraka). 

Dikutip dari laman Majeliswalisongo (18/8/2017) menurut Pengurus Jatman KH. Achmad Chalwani Nawawi Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Gebang, Purworejo, bahwa H. Mutahar merupakan paman dari ulama besar Semarang, Habib Umar Mutahar (Mudir ‘Aam JATMAN Idarah Aliyah). 

H. Mutahar ditugaskan Presiden Soekarno menyusun upacara pengibaran bendera kemerdekaan pertama Indonesia pada 17 Agustus 1946.

Dia juga yang mencetuskan pengibaran bendera dilakukan oleh pemuda-pemudi wakil dari setiap provinsi. Pada upacara HUT Kemerdekaan pertama RI tersebut, dia menunjuk lima orang pengibar bendera yang berdomisili di Jogja.

Lima pengibar bendera merupakan simbol dari Pancasila. Hingga tahun 1967, saat menjabat sebagai Direktur Jenderal urusan Pemuda dan Pramuka pada masa Presiden Soeharto, dia diminta mengonsep tata cara pengibaran bendera dengan lebih matang.

Husein Mutahar harus meninggalkan bangku kuliah yang baru setahun dan kemudian bergabung untuk berjuang dengan para pemuda lainnya.

Ia ikut serta dalam 'Pertempuran Lima Hari di Semarang'. Dan saat terjadi Agresi Militer II, dirinya adalah tokoh penting yang berperan menyelamatkan bendera merah putih.

Setelah pengakuan kedaulatan tahun 1949, Mutahar diangkat menjadi pegawai Departemen Luar Negeri. Hal ini karena kecakapannya yang menguasai hingga 8 bahasa di dunia, seperti Arab, Inggris, Belanda, Jerman, Prancis hingga Spanyol.

Selain itu, dirinya juga diperbantukan dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Direktur Jenderal Pemuda dan Pramuka (1966-1968).

Karir tertingginya adalah ketika ia ditunjuk sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Vatikan. Ia menjalankan tugas tersebut selamat 4 tahun hingga tahun 1973.

Selesai menjadi Duta Besar, ia kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai Inspektur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri (1973-1974).

Biodata H. Mutahar

Nama: Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar

Lahir: Semarang, 5 Agustus 1916

Wafat: Jakarta, 9 Juni 2004

Pendidikan:

Europeesche Lagere School

Meer Uitgebreid Lager Onderwijs

Algemene Middelbare School

Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (1946-1947)

Karir:

Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI, Yogyakarta (1945)

Pegawai Tinggi Sekretaris Negara, Yogyakarta (1947)

Duta Besar RI untuk Vatikan (1969-1973)

Pejabat Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri (1974)

Penulis: Abdul Mun'im Hasan