Tradisi Unik Nusantara, Ziarah Wali Songo di Penghujung Tahun

Hal ini sering disampaikan oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya selalu Pimpinan Jatman (Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah) bahwa terdapat dalil dari Surat Al-Baqoroh ayat 154 yang menjelaskan bahwa para syuhada’ (orang mati syahid) tetap hidup di alam kuburnya

Desember 24, 2023 - 13:08
Desember 24, 2023 - 13:09
Tradisi Unik Nusantara, Ziarah Wali Songo di Penghujung Tahun

Beberapa hari kedepan kita akan sampai di penghujung Tahun 2023. Tradisi unik di bumi Nusantara ini salah satunya adalah mereka para pecinta Wali Songo memanfaatkan akhir tahunnya dengan menziarahi Makam ulama penyebar Islam yang penuh kasih sayang (Rahmatan lilalamin).  

Para Wali Songo mereka dapat meninggalkan ajaran yang luar biasa bagi pribumi Nusantara. Tidak hanya keilmuan saja, sepak terjangnya dapat dirasakan hingga kini. Dakwah mereka yang menjadi legacy bagi para Kiai, Ajengan, Habaib. Terutama Jam'iyah Nahdlatul Ulama hingga kini terus merawat tradisi unik sesuai sunnah baginda Nabi Muhammad SAW. 

Dari berbagai daerah, Timur hingga Baratnya mereka berusaha menapaktilasi, berharap keberkahan dari para kekasih Allah (Auliya Allah), dari Cirebon hingga Ampel tak lepas dari para peziarah. 

Makam-makam mereka selalu dipenuhi peziarah, tidak mengenal waktu bahkan putaran waktu 24 jam selalu ada saja yang menziarahi makam para Wali Songo. 

Hal ini sering disampaikan oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya selalu Pimpinan Jatman (Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah) bahwa terdapat dalil dari Surat Al-Baqoroh ayat 154 yang menjelaskan bahwa para syuhada’ (orang mati syahid) tetap hidup di alam kuburnya, yakni ayat :

ﻭَﻻ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﻟِﻤَﻦْ ﻳُﻘْﺘَﻞُ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻣْﻮﺍﺕٌ ﺑَﻞْ ﺃَﺣْﻴﺎﺀٌ ﻭَﻟﻜِﻦْ ﻻَّ ﺗَﺸْﻌُﺮُﻭﻥَ ‏

“Jangan kalian katakan bagi orang yang dibunuh di jalan Allah, (mereka) itu orang-orang mati ! Namun, mereka adalah orang-orang yang hidup, tetapi kalian tidak menyadarinya.”

Maulana Habib Luthfi meginformasikan terkait manfaat ziarahi makam Wali Songo, yaitu: Pertama, ziarah dapat menumbuhkan rasa malu. Kedua, ziarah dapat menjadi alat untuk mengenalkan para leluhur mulia kepada anak cucu. Mengenalkan siapa yang dimakamkan. Peran dan jasa-jasanya. Harapannya, anak cucu akan mendapatkan terinspirasi, mampu melanjutkannya. "Ora kepaten obor" demikian falsafah Jawa.

Abah Maulana Habib Luthfi mengungkapkan para syuhada’ mendapat karunia tetap hidup, ulama’ dan wali mendapat karunia lebih besar, derajat mereka lebih tinggi. 

"Jika para syuhada’ saja mendapat karunia tetap hidup di alam kuburnya, maka para ulama’ dan wali pasti mendapat karunia lebih besar, mengingat derajat mereka lebih tinggi," jelasnya. 

Dalam banyak hal Abah Maulana Habib Luthfi menjabarkan bahwa keberadaan makam Wali Songo memberikan banyak pelajaran.

"Bukankah para Wali Sango telah wafat ratusan tahun lalu. Tetapi, makamnya saja dapat hingga kini terus menghadirkan ratusan dan ribuan orang untuk berdzikir, membaca Al-Qur'an dan bershalawat kepada Baginda Nabi Muhammad," ungkapnya. 

Di Indonesia jumlah makam wali sangat banyak dengan berbagai tingkatannya, nomor kedua setelah Hadramaut, Yaman. Banyak kitab yg menulis biografi para wali di Timur Tengah, seperti kitab Jami’ Karomatil Auliya’, Thobaqotul Auliya’, dan yang lainnya.