Tiga Keistimewaan Pendirian Pondok Pesantren Alfadllu Menurut Gus Alam

September 20, 2023 - 05:29
Tiga Keistimewaan Pendirian Pondok Pesantren Alfadllu Menurut Gus Alam

Kendal, JATMAN Online – Pondok Pesantren Alfadllu wal Fadllilah yang didirikan oleh Abah Dimyati Rois memiliki keistimewaan yang luar biasa. Hal itu ditegaskan oleh KH. Alamuddin Dimyati Rois di acara peringatan empat puluh hari wafatnya KH. Dimyati Rois sekaligus peringaran 37 tahun kelahiran Pondok Pesantren Alfadllu Djagalan Kaliwungu.

Kata Kiai yang akrab dipanggil Gus Alam ini, keistimewaan yang pertama dari Pondok Pesantren Alfadllu wal Fadllilah adalah pembebasan lahan yang menggunakan uang pribadi Abah Dim.

“Tidak ada yang dari infaq maupun waqaf. Semua tanah yang dibeli untuk Pondok Pesantren Alfadllu wal Fadllilah dari uang pribadi Abah,” tegas Gus Alam.

Menurut Gus Alam, kehati-hatian Abah Dim tersebut tak lain merupakan ikhtiyar supaya santri-santrinya berguna dan bermanfat.

Keistimewaan yang kedua, tutur Gus Alam, Pondok Pesantren Alfadllu wal Fadllilah dibangun oleh Abah Dim dari uang pribadi.

“Tidak ada yang dari bantuan orang, tidak ada dari APBN, apalagi dari APBD. Tidak  sama sekali,” jelas Gus Alam.

Sedangkan keistimewaan yang ketiga, kata Gus Alam, pembangunan Pondok Pesantren Alfadllu wal Fadllilah dikerjakan oleh santri-santri, tidak ada tukang dari luar.

“Bukan berarti Abah tidak mampu membayar tukang. Abah mampu, tapi Abah menjaga kemurnian dan kesucian pendirian Pondok Pesantren Alfadllu wal Fadlillah,” tutur Gus Alam yang juga menjabat sebagai DPR RI dari  Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Maka, berbahagialah dan berbanggalah telah menjadi bagian dari Alfadllu wal Fadlillah,” lanjut Gus Alam.

Gus Alam juga mengisahkan sifat welas asihnya Abah Dim. Bahkan hewan seperti nyamuk pun dikasihi Abah Dim.

“Selama mendampi Abah, saya belum pernah melihat Abah membunuh nyamuk,” kata Gus Alam.

Pernah tempo lalu, tutur Gus Alam, ada nyamuk yang hinggap ditubuh. Karena refleks, nyamuk itu ditabok oleh Gus Alam, dan mati. Abah Dim justru menegur Gus Alam.

“Ya, jangan dibunuh, dibuyarkan kan bisa,” tegur Abah Dim sebagaimana dikisahkan Gus Alam.

Acara peringatan empat puluh hari wafatnya KH Dimyati Rois dimulai dengan pembacaan surat Yasin dan Tahlil, dan dilanjut dengan Istighosah Musabbiat yang dipimpin oleh KH. Fadllullah Dimyati Rois dan KH. Qomoruz Zaman Dimyati Rois.

Acara peringatan empat puluh hari KH Dimyati Rois ini juga dihadiri oleh KH Abdullah Kafabihi Mahrus, KH Subhan Brebes, KH Masyhuri Malik, dan beberapa tokoh yang lain.

Pewarta: Kontributor
Editor: Khoirum Millatin