Suluk: Jalan Menuju Kedamaian Batin dan Sosial
Suluk adalah laboratorium ruhani manusia untuk kembali kepada fitrah sucinya.
Pengertian Suluk
Suluk adalah konsep dalam tasawuf Islam yang merujuk pada perjalanan spiritual individu menuju Allah. Ini adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, mencapai kesucian batin, dan memahami makna sejati hidup. Suluk melibatkan berbagai praktik spiritual, termasuk meditasi, zikir, dan pengekangan diri.
Dalil Al-Quran tentang Suluk
Surah Al-Baqarah (2:197): "Dan ambillah bekal, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa." Ayat ini menekankan pentingnya bekal spiritual (taqwa) dalam perjalanan hidup, yang sejalan dengan konsep suluk.
Surah Al-Ankabut (29:69): "Dan orang-orang yang berusaha untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." Ayat ini menggarisbawahi upaya yang diperlukan dalam mencari jalan menuju Allah, yang merupakan inti dari konsep suluk.
وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلاَثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ….﴿١٤٢﴾
"Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam," (Qs al-A’râf: 142).
Kata suluk berasal dari terminologi Al-Qur'an, Fasluki, dalam surah An-Nahl [16] ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya: "Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Seseorang yang menempuh jalan suluk disebut salik".
Dalil Hadits tentang Suluk
Riwayat hadits juga menyokong konsep suluk:
Hadits Riwayat Tirmidzi: Rasulullah saw. bersabda, "Jika seseorang datang kepada-Ku dengan sejengkal, maka Aku mendekatinya sejengkal, jika dia mendekat kepada-Ku dengan satu langkah, maka Aku mendekatinya dengan satu depa, dan jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku mendatangi dia dengan berlari." Hadits ini menekankan bahwa Allah akan mendekati individu yang mencari-Nya melalui perjalanan spiritual.
Hadits Riwayat Bukhari: Rasulullah saw. bersabda, "Siapa yang mengenali dirinya, dia akan mengenali Tuhannya." Hadits ini menggambarkan bahwa pemahaman diri dan kesadaran batin adalah langkah awal dalam suluk.
Telah menceritakan kepada kami Umayyah bin Bistham Al 'Aisyi telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kamiRauh bin Al Qasim dari Al 'Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah dia berkata; "Pada suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke Makkah melewati sebuah gunung yang bernama Jumdan. Kemudian beIiau bersabda: 'Ayo jalanlah! Inilah Jumdan. Telah menang para mufarridun.' Para sahabat bertanya; 'Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan mufarridun? ' Beliau menjawab: 'Yaitu orang-orang (laki-laki/perempuan) yang banyak berdzikir kepada Allah.'
أبو هريرة رضي الله عنه: قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ أَخْلَصَ للهَ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا ظَهَرَتْ يَنَابِيْعُ الْحِكْمَةَ مِنْ قَلْبِهِ عَلَى لِسَانِهِ. أخرجه رزين، (جامع الأصول فى أحادث الرسول، ج 11، ص: 557، عوارف المعارف، ص: 255)
"Barangsiapa mengikhlaskan dirinya selama empat puluh pagi (hari) kecuali dari kalbunya memancar sumber-sumber hikmah yang mengalir pada lisannya," (Jâmi’ Ushûl fi Ahâdits al-RAsûl, juz 11, halaman: 557; `Awârif al-Ma’ârif, halaman: 255).
ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلاَءُ فَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِىَ، (سنن الكبرى للبيهقى، ج 9، ص: 6).
"Nabi digemarkan oleh Allâh untuk melakukan khalwat, beliau selalu berkhalwat di Gua Hira’ dan melakukan tahannuts di sana, yaitu beribadah selama beberapa malam tertentu," (Sunan al-Kubrâ lil Baihaqi, juz 9, halaman: 6).
Kontribusi Suluk terhadap Kedamaian Masyarakat
Suluk memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kedamaian masyarakat:
- Kedamaian Batin Individu: Suluk membantu individu mencapai kedamaian batin, mengatasi konflik internal, dan mencapai ketenangan jiwa. Individu yang damai secara batin cenderung berkontribusi positif dalam masyarakat.
- Pengendalian Diri: Suluk mengajarkan pengendalian diri, yang merupakan kunci untuk menghindari tindakan negatif seperti kekerasan dan kecurangan. Individu yang mampu mengendalikan diri cenderung menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab.
- Empati dan Kasih Sayang: Suluk membantu mengembangkan empati dan kasih sayang terhadap sesama manusia. Ini mengurangi konflik interpersonal dan mempromosikan hubungan yang harmonis dalam masyarakat.
- Penghormatan Terhadap Hak Asasi Manusia: Suluk mengajarkan nilai-nilai seperti keadilan, persamaan, dan menghormati hak asasi manusia. Masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai ini cenderung lebih damai dan adil.
- Penghapusan Ketidaksetaraan Sosial: Konsep kesederajatan dalam suluk menginspirasi masyarakat untuk menghapus ketidaksetaraan sosial. Ini menciptakan masyarakat yang lebih stabil dan damai.
- Konflik Resolusi: Suluk mempromosikan pendekatan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan konflik. Hal ini membantu menghindari eskalasi konflik yang dapat mengancam kedamaian masyarakat.
- Moralitas dalam Kepemimpinan: Suluk mendukung pemilihan pemimpin yang memiliki akhlak dan moralitas yang baik. Pemimpin yang berkualitas dalam hal moral cenderung memimpin dengan adil dan bertanggung jawab, menciptakan masyarakat yang lebih damai.
Kesimpulan
Suluk adalah konsep dalam tasawuf Islam yang mendorong perjalanan spiritual individu menuju Allah. Konsep ini didukung oleh dalil Al-Quran dan hadits, serta memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kedamaian masyarakat. Melalui pengembangan kedamaian batin individu, pengendalian diri, empati, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, suluk membantu menciptakan masyarakat yang lebih damai, adil, dan harmonis. Oleh karena itu, pemahaman dan praktik suluk adalah hal yang penting untuk diintegrasikan dalam upaya menjaga dan memajukan perdamaian dalam masyarakat.