Rajab Syahru Al-istighfar, Berikut Amalan Istighfar Sahabat Ibnu Abbas

Berikut redaksi Istighfar yang diamalkan oleh Ibnu Abbas di bulan Rajab: استغفر اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَاتُوْبُ إِلَيْهِ، تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لَا يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا وَلَا قُوَّةً وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُوْرًا

Februari 7, 2024
Rajab Syahru Al-istighfar, Berikut Amalan Istighfar Sahabat Ibnu Abbas

Dalam 12 bulan Hujriah terdapat 4 bulan yang Allah muliakan (Asyhurul Hurum). 3 bulan yang berkesinambungan disebutkan berturut-turut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian satu bulan lagi disebutkan secara terpisah yaitu Rajab. Karena kedudukannya yang mulia, pada bulan-bulan tersebut menurut Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al-Wajiz umat Islam dilarang melakukan perbuatan aniaya.

Para ulama mengatakan bahwa bulan Rajab disebut dengan syahru al-istighfar atau bulan istighfar. Selain dianjurkan untuk memperbanyak istighfar (memohon ampunan) dan doa. Dibolehkan membaca istighfar dalam redaksi apa saja, termasuk lafadz istighfar. Mengenai bulan Rajab dan bulan taubat, Syaikh Ali Sulthan al-Qari mengutip riwayat sahabat Rasulullah SAW yang bernama Ibnu Abbas Ra, kalimat istighfar yang dibaca oleh Ibnu Abbas selama bulan Rajab. Berikut redaksi Istighfar yang diamalkan oleh Ibnu Abbas di bulan Rajab:

استغفر اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَاتُوْبُ إِلَيْهِ، تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لَا يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا وَلَا قُوَّةً وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُوْرًا

Astaghfirullaahal ‘adziimal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyumu wa atuubu ilaihi taubata ‘abdin dzoolimin laa yamliku linafsihii naf’an walaa dhorron walaa quwaatan walaa hayaatan walaa nusyuuron.

"Saya memohon ampun kepada Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, yang Maha Hidup, yang Maha Berdiri Sendiri, dan saya bertaubat kepada-Nya dengan taubat hamba yang dzalim yang tidak memiliki pada dirinya sendiri manfaat, mudarat, kekuatan, kehidupan dan kematian."

Bacaan istighfar ini dibaca sebanyak tujuh kali (7x) setiap hari selama bulan Rajab dan Sya’ban. Hal ini berdasarkan riwayat yang disebutkan dalam kitab Al-Adab fii Rajab, bahwa Ibnu Abbas berkata;

من قال في شهررجب وشعبان أستغفر الله العظيم لآاله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه توبة عبد ظالم لا يمسك لنفسه ضرا ولا نفعا ولا موتا ولا حياة ولا نشورا، سبع مرات أوحى الله تعالى إلى الملكين أحرقوا كتاب سيئاته من ديوان صحيفته.

Barangsiapa di bulan Rajab dan Sya’ban mengucapkan; Astaghfirullaahal ‘adziimal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyumu wa atuubu ilaihi taubata ‘abdin dzoolimin laa yamliku linafsihii naf’an walaa dhorron walaa quwaatan walaa hayaatan walaa nusyuuron, sebanyak tujuh kali (7x), maka Allah akan mengutus dua malaikat untuk membakar buku catatan amal buruknya.

Syekh Sulaiman bin Umar al-Ujaili asy-Syafi’i (w. 1204 h) dalam Tafsirnya al-Futuhat al-Uluhiya dan Syaikh Ahmad Musthofa al-Maraghi (w. 1364 h), seorang ulama al-Azhar dan qadhi syari’i Mesir dalam kitabnya Tafsir al-Maraghiy menceritakan keampuhan dan multi fungsinya istighfar:

وعن الحسن أن رجلا شكا إليه الجدب فقال له: استغفر الله، وشكا إليه آخر الفقر وقلّة النسل فقال له: استغفر الله، وشكا إليه ثالث جفاف بساتينه. فقال له: استغفر الله، فقال له بعض القوم: أتاك رجال يشكون إليك أنواعا من الحاجة، فأمرتهم كلهم بالاستغفار، فقال: ما قلت من نفسى شيئا، إنما اعتبرت قول الله عز وجل حكاية عن نبيه نوح عليه الصلاة والسلام أنه قال لقومه: «اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ» الآية.

Dari al-Hasan (al-Bashri) bahwa ada seseorang pria yang mengadu kepadanya tentang paceklik (kelaparan) yang sedang terjadi, al-Hasan berkata kepadanya: “Beristighfarlah kepada Allah SWT”. Ada lagi orang lain yang mengadu kepadanya tentang kefakiran dan sedikitnya keturunan, al-Hasan pun berkata kepadanya: “Beristighfarlah kepada Allah SWT”. Datang lagi orang ketiga yang mengadukan kebunnya dilanda kekeringan, al-Hasan berkata: “Beristighfarlah kepada Allah Ta'ala”.

Kemudian sebagian orang-orang bertanya kepada al-Hasan: “Banyak orang-orang yang datang mengadu kepadamu dengan bermacam-macam kebutuhan kemudian engkau memerintahkan mereka semua untuk beristighfar”. Al-Hasan berkata: ” Itu bukan berasal dariku sama sekali, sesungguhnya aku mengambil pelajaran dari firman Allah SWT yang mengkisahkan tentang nabi-Nya, Nuh as. Beliau (Nabi Nuh as) berkata kepada kaumnya:

اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

“Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohon ampunlah kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha pengampun, niscaya Dia akan menrunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12).

Alkisah juga pernah dialami oleh Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Latif Bangkalan Madura, Maha Guru dari Kiai-Kiai besar di Jawa dan Madura. Saat didatangi oleh tiga tamu dari Jawa dengan kepentingan yang berbeda-beda. Syaikhona Muhammad Kholil hanya memberi ijazah istighfar kepada tiga tamunya.

Semoga dengan banyak dzikir istighfar pada bulan Rajab segala dosa dan kesalahan dapat diampuni oleh Allah Swt.