Niat Ngaji untuk Mawas Diri

Cirebon, JATMAN Online – Idaroh Syu’biyah Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Kota Cirebon, Gelar Halaqoh Wulanan bertempat di Pondok Pesantren Jagasatru Kota Cirebon. Sabtu, (15/1).
Acara yang dilaksanakan satu bulan sekali itu dihadiri oleh Idarah Syu’biyah JATMAN Kota Cirebon, Ketua PCNU Kota Cirebon, Ketua MUI Kota Cirebon, ANSOR Kota Cirebon, BANSER Kota Cirebon, MATAN Cirebon, PK MATAN IAIN Cirebon dan Banom-banom NU se-Kota Cirebon serta jama’ah nahdliyyin lainnya.
Kegiatan yang diawali dengan tawasul, istighosah, Ratib al-Haddad dan sholawat thoriqoh ini berlangsung dengan sejuk dan damai karena diakhiri dengan ngaji kitab Ad-Da’watut Tammah karangan Habib Abdullah Bin Alawi Al-Haddad dan dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab.
Baca juga: Abah Luthfi Tetap Khidmah di NU
Dalam diskusi, Al Habib Hasanain Bin Muhammad Yahya selaku Pengasuh Pondok Pesantren Jagasatru Kota Cirebon menuturkan, penjelasan ulama su’ dan penjelasan bagaimana cara memilih guru yang baik.
“Sesungguhnya ulama tidak su’, ulama su’ itu karena ada beberapa faktor baik niat dan segala macam, beliau dinamakan ulama su’ memang ada, tetapi ulama yang asli itu baik.” Tuturnya
Melanjutkan,”Ulama yang baik ialah ketika kita merasa nyaman, dan ketika kita keluar dari majelisnya dan hati kita tidak timbul rasa benar sendiri, ditambah kita takut kepada Allah maka itu ulama yang baik.” ucap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cirebon itu
Selanjutnya, Kiai Ahmad Mujtahid Lafif selaku Mudir Awwal JATMAN Kota Cirebon bertutur, tujuan kita mengaji yakni untuk mawas diri bukan untuk benar sendiri
“Niat ngaji untuk mawas diri, bukan untuk saling menyalahkan orang lain. Jadi ngaji itu ngaji diri, ngaji rasa kata orang jawa ora ngaji ora aji ora sakti.” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Az-Ziyadah Kota Cirebon.
Pewarta: Khumaedi NZ