Napak Tilas Garis Tasawuf Ulama Maluku

Perjalanan Ziarah ke Makam Auliya Al-Habib Ahmad bin Muhammad Al-Aydrus Ohoi Ngafan menempuh perjalanan darat sekitar satu jam lamanya dari Dusun Mangon menuju salah satu pelabuhan penyebrangan antara Kei-Kecil dan Kei Besar yang berlokasi di Desa Rat.
Sesampainya di desa tersebut, perjalanan masih dilanjutkan lagi ke Desa Ngafan mengunakan motor laut yang memakan waktu hampir 40 menit. Setibanya di Desa Ngafan, terbangun suasana kekeluargaan yang sangat harmonis yang kami dapatkan, kami di sambut baik oleh Bapak Imam, Pejabat Desa dan Masyarakat Desa Ngafan.
Banyak cerita menarik yang kami dapatkan mengenai tokoh Habib (Waliyun Min Auliya Allah) tersebut selama berada sana. Selama melakukan penelusuran jejak perjalanan spiritual Habib Nasular di Desa Ngafan, kami adakan diskusi lepas bersama warga desa baik yang berada di sana maupun di dalam Kota Tual sendiri.
Warga Desa Ngafan dan sekitarnya dalam menyebut namanya lebih akrab dengan sapaan Habib Nasular. Sandangan gelar Habib karena nasab beliau bernisbah sampai kepada Baginda Nabi Muhammad saw. dari klan Al-Aydrus. Sedangkan Nasular adalah nama sebuah pulau kecil yang tak berpenghuni yang dijadikan sebagai tempat pemakaman warga Desa Ngafan dan sekitarnya yang berlokasi tepat berada di depan Desa Ngafan yang jaraknya berkisar 200 meter. Disebutkan demikian karena beliaulah yang pertama kali dimakamkan di pulau tersebut.
Adapun nama lengkap Beliau adalah Al-Faqir Al-Basyir Al-Hamid Ilallahi Ta'ala As-Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Aqil Al-Aydrus. Beliau hidup pada masa abad ke 17 atau pada tahun 1800an. Habib Nasular tersebut berasal dari daerah Kalimantan. Beliau adalah seorang ulama kharismatik yang ahli di bidang ilmu tasawuf atau makrifat atau ilmu yang mempelajari tentang pengenalan terhadap Allah. Kedatangannya di Kepulauan Kei merupakan sebuah permintaan oleh sahabat seperjuangannya yang sama-sama pada waktu itu menimba ilmu di Mekkah Al-Mukarromah yakni Ten Hi. Muhammad Nur Matdoan bin Hi. Abdul Ghani Matdoan dan Hi Baharuddin bin Ali bin Abdurrabbi Matdoan, Hi Muhammad Zain bin Hi Muhammad Nur Matdoan, Hi. Najamuddin bin Hi. Muhammad Nur Matdoan.
Salah satu guru mereka di Mekkah Al-Mukarromah pada saat itu adalah seorang Mufti Syafi'iyah Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Jailani Al-Hasani. Habib Nasular dijemput langsung dari Kalimantan yang dimaksudkan untuk dijadikan sebagai guru tasawuf bagi warga Desa Ngafan dan sekitarnya. Ia menetap di rumah Ten Hi. Muhammad Nur Matdoan di Komplek Fif (Bagian Utara Desa Ngafan). Beliau menjadi guru tasawuf di desa tersebut hingga akhir hayat hidupnya.
Desa yang begitu tenang dan religius membuat kami merasa dua hari saja tidaklah cukup untuk mempelajari tentang bagaimana perjalanan syiar tasawuf Habib Ahmad Bin Muhammad Al-Aidrus atau yang sering di sebut oleh masyarakat "ilmu tikar". Semoga kedua desa Sungai dan Ngafan selalu terjaga dan penuh keberkahan.
Penulis: Resa Yanti Oat (Kader Matan Maluku)
Editor: Khoirum Millatin