Menjemput Hakikat di Balik Kehadiran Bulan Ramadan

Bulan Ramadan adalah bulan yang difasilitasi oleh Allah Swt. untuk melatih diri agar terbiasa jauh dari hal-hal yang bersifat negative. Nama ini kemudian banyak dikembangan ke dalam beberapa turunan seperti bulan suci, bulan penuh ampunan, bulan kebaikan, bulan diturunkannya Al-Quran dan lain-lain. Semua turunan itu pada dasarnya menunjukkan betapa Istimewanya Bulan Ramadan ini.
Dari akar katanya, Ramadan (رمضان) adalah bentuk masdar dari kata رمض yang artinya terbakar. Dalam kitab Durratun Nasihin dijelaskan, bisa jadi penamaan tersebut dikarenakan saking panasnya cuaca pada saat itu sehingga seakan-akan orang-orang terbakar, atau bisa juga karena panasnya rasa lapar dan dahaga sehingga seolah-olah terasa terbakar, atau mungkin juga karena terbakarnya dosa-dosa pada bulan itu karena terjadi pada musim ‘Ramadh’, yakni musim panas pada saat mereka menukil nama-nama bulan dari bahasa kuno.
Perlu dipahami, bahwasanya Allah menghadirkan bulan Ramadan sebagai bukti kecintaan-Nya terhadap para hamba-Nya. Keberkahan ini tidak hanya didapatkan ketika menjalankan, tetapi juga sejak menjelang kedatangan Ramadan.
Pertama, hadis nabi yang menyebutkan bahwa hanya karena senang akan datangnya bulan Ramadan saja kita akan terbebas dari api neraka.
من فرح بدخول رمضان حرم الله جسده على النيران
“Barang siapa yang merasa gembira dengan masuknya bulan Ramadan maka Allah mengharamkan jasadnya dari api neraka.”
Dari hadis ini, Allah sudah membocorkan keutamaan bulan Ramadan. Kata ‘gembira’ memiliki makna bersuka cita, tidak ada kesedihan di dalamnya, mempersilakan serta ikut serta meramaikan. Dengan bergembira akan datanganya Ramadan, secara otomatis seharusnya seorang hamba sudah mempersiapkan diri dengan apa yang harus ia isi selama bulan tersebut. Dan tentu saja, kegembiraan itu diwujudkan dengan menjalankan ibadah-ibadah yang diperintah Allah sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah ayat 183
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Salah satu amal ibadah yang wajib dilakukan ketika Ramadan adalah berpuasa. Puasa merupakan indikasi seseorang beriman, dan bukti bahwa ia bertaqwa. Dalam ayat tersebut, orang yang diseru Allah untuk melakukan puasa adalah orang yang beriman dan tentu saja bukti keimanan adalah kepatuhan dan takwa.
Jika dikaitkan dengan hadis sebelumnya, secara tidak langsung orang yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadan adalah orang yang beriman dan diseru Allah untuk melakukan puasa. Sehingga, semestinya kegembiraan itu diekspresikan melalui ketaatan menjalankan puasa.
Kedua, Allah sudah mulai ‘menghadiahkan’ pahala sejak malam pertama bulan Ramadan, sebagaimana hadis berikut,
اذا كان اول ليلة من رمضان يقول الله تعالى من ذا الذي يحبنا فنحبه ومن ذا الذي يطلبنا فنطلبه ومن ذا الذي يستغفرنا فنغفر له بحرمة رمضان فيأمر الله تعالى الكرام الكاتبين في شهر رمضان بان يكتبوا لهم الحسنات ولا يكتبوا عليه السيئات ويمحوا الله تعالى عنهم ذنوبهم الماضية
“Apabila tiba malam pertama bulan Ramadan, Allah ta’ala berfirman, ‘barangsiapa yang mencintai Kami, maka Kami pun mencintainya. Dan barang siapa memohon ampun kepada Kami, maka Kami pun mengampuninya demi kemuliaan bulan Ramadan.’ Lalu Allah ta’ala menyuruh para malaikat pencatat amal yang mulia agar pada bulan Ramadan mereka mencatat kebaikan-kebaikannya saja dan tidak mencatat keburukan keburukannya dan Allah ta’ala menghapuskan darinya dosa-dosa yang telah lalu.”
Dari hadis di atas, dijelaskan bahwa Allah memulai Ramadan dengan memberikan cinta-Nya kepada yang mencintai-Nya juga. Artinya Allah ingin hambanya temotivasi dengan kedatangan Ramadan, dan memberikan janji bahwa Allah juga akan memberikan balasan yang setimpal terhadap apa yang ia lakukan selama bulan Ramadan. Sehingga, dengan mencintai Allah saja di malam pertama bulan suci tersebut, maka sudah dihapuskan dosa-dosanya yang telah lalu.
Ketiga, Allah melipatgandakan pahala orang yang menjalankan ibadah pada bulan Ramadan, bagaimana pun bentuknya. Melalui hadis yang diriwayatkan oleh Sahabat Anas bin Malik, bahwa ada amal ibadah yang bisa dilakukan pada hari-hari di luar Ramadan, menjadi amat istimewa ketika dilakukan pada bulan Ramadan, yaitu:
– Menghadiri majelis ilmu karena Allah akan mencatatkan baginya setiap langkah ibadah 1 tahun dan dia akan bersama Rasulullah di bawah Arsy
– Mengerjakan salat lima waktu secara berjamaah, maka Allah akan memberikan kepadanya dari setiap rakaat yang ia kerjakan, sebuah kota yang penuh dengan nikmat-nikmat
– Seorang anak yang berbuat baik kepada orang tua, maka ia akan memperoleh pandangan rahmat dari Allah
– Seorang perempuan yang mencari ridla suaminya, maka dia akan memperoleh pahala seperti pahalanya Maryam dan Asiyah
– Seorang yang memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan memenuhi 1000 hajatnya pada hari kiamat
Selain dari tiga keutamaan di atas, Allah juga sengaja mempersiapkan Ramadan untuk menjadi ladang pelebur dosa para hamba-Nya dan cahaya dari kegelapan. Maka benar jika Ramadan (رمضان) bisa juga menjadi akronim dari kebaikan-kebaikan Allah meliputi, Rahmatullah (kasih sayang Allah), Maghfirah (ampunan Allah), Dhaminullah (jaminan dari Allah), Ajrullah (pahala dari Allah) dan Nurullah (cahaya Allah).