Menjelajahi Bengkulu, Tuan Rumah Munas JATMAN 2022

September 20, 2023 - 03:01
Menjelajahi Bengkulu, Tuan Rumah Munas JATMAN 2022

Musyawarah Kubra Jam’iyyah Ahlith Thariqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (JATMAN) atau Munas  JATMAN tinggal beberapa hari lagi. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai forum permusyawaratan tinggi setelah Muktamar yang mempunyai wewenang untuk mengevaluasi pelaksanaan program dan menyusun kembali program kedepan; memecahkan permasalahan keagamaan, keumatan, dan kenegaraan serta tambal sulam dan melengkapi kepengurusan Idaroh Aliyyah JATMAN.

Pemilihan Provinsi Bengkulu sebagai tuan rumah, agaknya cukup menarik untuk dibahas. Hal ini sebagai upaya penyegaran kembali JATMAN di Provinsi tersebut. Sebagaimana yang ada dalam Surat Keputusan Hasil Rapat Panitia Daerah Munas Idaroh Wustho Provinsi Bengkulu pada tanggal 26 Oktober 2019.

Kegiatan yang rencananya akan berlangsung pada 12-15 Maret itu akan berlangsung di beberapa tempat seperti Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in, Pondok Pesantren Ja’al Haqq dan Pondok Pesantren Hidayatul Qomariyyah. Namun, sebelum anda ikut berpartisipasi dan mengunjungi lokasi tersebut, ada baiknya anda mengenal terlebih dahulu sekilas tentang provinsi dilaksanakannya Munas JATMAN sebagai berikut,

Sekilas Tentang Provinsi Bengkulu

Bengkulu adalah salah satu provinsi termuda di Indonesia yang menempati posisi ke-26 setelah Provinsi Timor Timur (yang sekarang sudah memisahkan diri dari Indonesia dan berganti nama menjadi Timor Leste). Wilayah Provinsi Bengkulu yang dibentuk berdasarkan UU No. 9 tahun 1967 yang meliputi Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kaur, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Muko-Muko dan Kabupaten Seluma.

Islam diperkirakan masuk ke wilayah Bengkulu pada abad XV (dari Jawa). Sebelum masuknya Islam, masyarakat Bengkulu telah mengenal sistem tatanan masyarakat “Negara Suku”, yakni wilayah-wilayah kecil yang dipimpin oleh pimpinan tertinggi kepala suku. Masuknya para pedagang dan utusan-utusan Islam ke wilayah Bengkulu berhasil membuat masyarakat lokal mengembangkan tatanan masyarakat yang tadinya berbentuk “Negara Suku” menjadi berbentuk kesultanan atau kerajaan. Kesultanan-kesultanan di Bengkulu yang berkembang pada periode Islam yang pernah disebutkan dalam sumber tambo dan sejarah ialah: Kerajaan Selebar, Kerajaan Sungai Lemau, dan Kerajaan Sungai Serut

Berziarah ke Makam Ulama Muslim di Bengkulu

Selain memiliki sejumlah wisata yang menarik karena lokasinya yang strategis, Provinsi Bengkulu juga menyuguhkan beberapa wisata religi sebagai lokasi peziarahan. Bagi anda yang ingin menelusuri jejak sejarah dan perkembangan Islam di Bengkulu, Berikut adalah napak tilas dari para ulama yang direkomendasikan untuk anda.

1. Sentot Alibasya

Sebut saja Sentot Alibasya merupakan murid kebanggan Pangeran Diponegoro yang menjadi tawanan Belanda dan diasingkan di Bengkulu. Makamnya terletak di kelurahan Bajak Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Lokasi tersebut juga nantinya akan menjadi tempat diadakannya kirab merah putih sebagai salah satu dari rangkaian Munas JATMAN Bengkulu.

Makam Pahlawan Nasional Sentot Alibasyah

2. Syahbedan/Syahbudin Abdullah dan Syekh Burhanudin (Imam Senggolo)

Keduanya merupakan ayah dan anak sekaligus tokoh agama yang melakukan dakwah di Bengkulu dan pelanjut tradisi tabut dari Maulana Ichsad, Bakar dan Imam Sobari. Kedua tokoh itu dimakamkan di Karbela, Kota Bengkulu.

Makam Karbela, Bengkulu

3. Masjid Jamik Bengkulu

Masjid Jamik adalah masjid tertua di Bengkulu. Masjid ini terletak di Jl. Letjend Suprapto Tengah Padang, Ratu Samban, Kota Bengkulu. Selain memiliki arsitektur yang unik, masjid ini terkenal karena dirancang langsung oleh Presiden pertama, Ir. Soekarno ketika diasingkan di Bengkulu. 

Bentuk masjid ini sendiri terdiri dari tiga bangunan inti yang saling menyatu, yaitu bangunan inti, serambi, dan tempat wudhu. Sedangkan kubah Masjid Jamik Bengkulu terbuat dari seng aluminium dengan empat anak tangga.

Masjid Jamik Bengkulu

Selain nama tokoh dan lokasi di atas, sebetulnya banyak sekali ulama-ulama yang dimakamlan di Bengkulu seperti Syekh Mutla’ Tengku Malim Muhidin, Imam Padang, Syekh Muhammad Alim dan banyak lagi. Sayangnya makam-makam tersebut kurang mendapat perhatian sehingga pembangunannya tidak berjalan maksimal. Padahal, jika kita melihat sejarah, Bengkulu adalah salah satu provinsi yang mendukung perkembangan ormas di Indonesia, seperti Sarikat Islam yang berdiri tahun 1914, Muhammadiyah yang berdiri tahun 1926, Persatuan Tarbiyah Islamiyah yang berdiri pada tahun 1930, NU yang berdiri tahun 1931 dan MUI pada tahun 1975.

Semoga dengan berlangsungnya Munas JATMAN di Bengkulu, dapat memberikan dampak yang signifikan bagi situs-situs sejarah Islam yang ada di sana.