Mengenal Kiai Ma’shum Lasem, Kiai Wira’i yang Melahirkan Ribuan Kiai

September 20, 2023 - 03:08
Mengenal Kiai Ma’shum Lasem, Kiai Wira’i yang Melahirkan Ribuan Kiai

Kiai Ma’shum adalah salah satu ulama yang berasal dari Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Ia terlahir dari pasangan H. Ahmad dan Qosimah dengan nama asli Muhammadun. Dari jalur ayah, nasabnya bersambung pada Sultan Minangkabau hingga Rasulullah saw.

Kiai Ma’shum merupakan ulama masyhur yang melahirkan ratusan bahkan ribuan ulama-ulama hebat, beberapa di antaranya adalah KH. Mahrus Ali (Lirboyo), KH. Bisyri  Syamsyuri (Jombang), KH. Abdullah Faqih (Langitan), KH. Fuad Hasyim (Cirebon), KH. Mushlih (Mranggen), KH. Musthaleh Badawi (Kesugihan), KH. Mustamid Abbas (Cirebon), KH. Saifuddin Zuhri (Mantan Menag), KH. Ali Ma’shum (puteranya sendiri, Krapyak), KH. Yusuf Hasyim (Jombang), KH. Ahmad Sjaichu, Prof. Dr. H. Mu’thi Ali dan banyak lagi.

Kiai Ma’shum adalah ulama yang sangat wira’i. ia dikenal sangat hati-hati dalam menerima rejeki, terutama yang dikonsumsi. Sehari-hari ia hanya makan nasi lauk tempe dan parutan kelapa. Bahkan tidak jarang ia hanya makan nasi hangat saja.

Selain itu, kiai juga ulama yang sangat zuhud. diceritakan oleh salah satu zurriyyahnya, KH. Zainuddin Maftuhin. Lc. Bahwa dalam berpakaian kiai juga amat sederhana. Ia tidak pernah memiliki sarung lebih dari tiga. Kalau kiai punya sarung baru, pasti yang lainnya diberikan kepada orang lain.

Ia juga sempat menjalani hidupnya sebagai pedagang baju, lampu petromak, berjualan nasi pecel dan lain-lain. Ia juga menyempatkan diri untuk mengajar umat dan mengaji langsung kepada Kiai Hasyim Asy’ari di Tebu Ireng meskipun usianya lebih tua.

Pada suatu hari kiai bermimpi bertemu Rasulullah saw. sebanyak beberapa kali. Dalam mimpi itu Rasulullah saw. menasihati kiai agar meninggalkan perdagangan dan fokus menjadi pengajar umat. Dari situlah ia menetap di Lasem dan istiqamah mengajar.

Kiai Ma’shum adalah sosok yang gigih memperjuangkan NU. Sampai-sampai ia tidak ridla jika anak turunnya tidak mengikuti NU. Kiai sendiri adalah ulama yang dituakan dan selalu dimintai nasihat oleh ulama lain, seperti ketika pembentukan JATMAN, kiai adalah ulama yang setuju dan menjadi salah satu petinggi di dalamnya.