Menempuh Jalan Sufi sebagai Warisan Nabi

Artikel ini ditulis oleh Syekh Abdurrauf al Yamani al Hasani al Husaini yang merupakan Mursyid Thariqah Naqsabandiyah di China

November 7, 2023 - 07:45
Menempuh Jalan Sufi sebagai Warisan Nabi
Sumber foto: www.alsoufiaalyoum.com

Sufisme adalah akar dari kebahagiaan manusia dan keselamatan bangsa yang merupakan ajaran Rasulullah saw. juga pendekatan Islam yang moderat. Sufisme bukanlah sebuah sekte atau kelompok, melainkan ruh dan inti dari Islam. Sufisme datang dari Allah dan terungkap melalui cahaya Nabi Muhammad saw. yang didasarkan pada cinta kepada Allah, Rasul-Nya, para wali, dan semua makhluk-Nya. Sufisme adalah sumber rahasia dan hikmah, dan hakikat Islam adalah mengenal Allah melalui jalan sufi.

Sesungguhnya jalan Sufisme adalah cara istimewa yang Allah berikan kepada manusia untuk kembali kepada-Nya. Islam telah ada sejak lama, sejak manusia pertama ada di dunia. Mereka yang mengikuti jalan sufi adalah orang-orang mulia.

Nabi Muhammad saw. adalah inti dari langit dan bumi serta hakikat alam semesta. Beliau adalah pemimpin bagi manusia dan jin, pemimpin dunia ini dan dunia akhirat. Dia adalah sumber kehidupan dan jalan yang benar. Dia adalah lautan kasih sayang yang sejati dan mercusuar pengetahuan.

Suatu ketika Malaikat Jibril as., datang kepada Nabi Muhammad saw. dan berkata bahwa jika bukan karena beliau, surga dan neraka tidak akan ada. Seorang penyair mengatakan bahwa karena beliau, dunia ini keluar dari ketiadaan. Nabi Muhammad saw. seperti matahari, dan keluarganya yang mulia seperti cahayanya setelah matahari terbenam. Mereka adalah pewaris cahaya Nabi dan pewaris dari apa yang beliau tinggalkan di dunia ini. Mereka adalah warisan yang tak terpisahkan, seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad saw.:

"Sesungguhnya, aku tinggalkan di antara kalian dua beban yang sangat berat, yaitu Kitab Allah dan keluargaku yang mulia. Kedua beban ini tidak akan berpisah hingga keduanya kembali kepadaku di telaga (Kautsar). Maka lihatlah bagaimana kalian akan mengikuti keduanya.”

Sementara itu, Islam adalah agama yang mencintai perdamaian, menghendaki perdamaian, dan berusaha untuk menjaga perdamaian. Semangat Islam dan hakikatnya dapat ditempuh melalui jalan sufi, dan sufisme adalah cara yang benar untuk menjaga perdamaian sosial, stabilitas nasional, dan menjauhi segala bentuk terorisme dan ekstremisme. Segala bentuk terorisme dan ekstremisme tidak ada kaitannya dengan hakikat Islam.

Terorisme dan ekstremisme adalah alat yang digunakan oleh musuh-musuh Islam untuk mencemarkan nama baik Islam dan merusaknya. Dalam menghadapi terorisme dan pemikiran ekstrem, tidak diragukan bahwa Islam dan umat Islam adalah salah satu korban terbesar.

Agama Islam adalah jalan yang benar yang intinya adalah ketulusan, kebaikan, akhlak, kesetiaan, dan cinta yang besar. Cara hidup Islam adalah cara terbaik untuk hidup bersama di antara manusia. Jalur sufi dan metodenya adalah pelaksana dan penafsir yang ideal bagi Islam.

Ruh Islam adalah sufisme, dan esensi sufisme adalah mengenal Allah dengan menyembah-Nya secara tulus dari hati, jiwa, dan raga. Caranya adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan perbuatan baik, merasakan karunia-Nya, dan menghormati ciptaan-Nya sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Allah dan kasih-Nya. Semua ini dilakukan dengan cinta kepada Allah dan cinta kepada Rasul-Nya yang mulia.

Warisan pesan ini setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. disampaikan oleh para pemimpin sufi, yang telah Allah utus sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, baik muslim maupun non-muslim. Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa semua manusia berasal dari akar yang sama. Baik muslim maupun non-muslim adalah keturunan Nabi Adam as.

Nabi Muhammad saw. adalah pemimpin yang Allah utus kepada seluruh umat manusia, dan pesannya juga ditujukan kepada seluruh umat manusia. Oleh karena itu, muslim di berbagai negara harus menghargai pentingnya hidup berdampingan yang harmonis antara berbagai etnis, agama, budaya, dan peradaban yang berbeda. Kita harus memberikan nilai yang tinggi pada pertukaran budaya yang beragam dan belajar dari kekuatan masing-masing.

Percayalah, seorang mukmin harus memegang teguh kebenaran, bekerja keras, dan tidak akan menzalimi siapa pun dalam hal kemanusiaan dan kewajiban sekaligus. Orang-orang yang mengikuti jalan spiritual harus menahan hawa nafsu, berjuang melawan diri mereka sendiri, menghilangkan kebencian, iri hati, keangkuhan, kemarahan, dan sifat-sifat tercela lainnya, sehingga jiwa bisa merasa tenteram dengan Kitabullah dan Sunnah Nabi Muhammad saw.

Namun, tujuan-tujuan ini hanya dapat dicapai dengan mengikuti petunjuk dari guru-guru sufi dan ulama yang mengajarkan hakikat kebenaran untuk menerapkan jalan sufi. Sebagaimana pernah dikatakan oleh beberapa pendahulu, "Jika bukan karena seorang pendidikku, aku tidak akan mengenal Tuhanku."

Islam adalah masyarakat yang mulia, dan Nabi Muhammad saw. adalah pintu bagi masyarakat tersebut. Sedangkan guru sufi adalah kunci yang membuka pintu tersebut. Seseorang belajar pengetahuan ilahi dari para guru jalan (sufi), di mana ilmu itu adalah cahaya yang terang dan murid adalah seperti seekor kumbang yang mengelilinginya.

Sufisme dicapai dengan memperbaiki akhlak, perilaku, dan belas kasihan terhadap semua makhluk, dan dengan mencapai kemurahan, kerendahan hati, dan menyebarkan kasih sayang, dengan yang terpenting adalah mewujudkan keadilan. Semua tindakan baik ini didasarkan pada niat yang baik, ibadah, dan pekerjaan yang dilakukan dengan tulus kepada Allah dan takwa kepada-Nya. Semua tindakan dilakukan untuk Allah.

Ini adalah pelayanan bagi seluruh umat manusia dan segala makhluk, dan ini adalah metode Islam yang moderat. Islam mengajak pada dialog dan saling menghormati antara berbagai agama, budaya, dan peradaban yang berbeda, serta mendorong kerja sama dan pertukaran antara negara, peradaban, dan budaya yang berbeda, demi membangun masyarakat yang damai dan aman.

Karena itu, seorang sufi sejati harus membangun dua surga, surga dunia di masyarakat, dan surga akhirat setelah kematian. Surga dunia di masyarakat mencakup pencapaian kebahagiaan manusia di antara sesamanya, melalui kerja sama, saling pengertian, dan saling menghormati antara berbagai agama, budaya, dan peradaban yang berbeda. Ini melibatkan perlakuan baik dengan etika dan perilaku, serta menyebarkan kasih sayang di antara orang-orang sehingga tidak ada pertempuran, perang, atau konflik, dan keamanan dan perdamaian akan ada di seluruh masyarakat. Surga akhirat adalah anugerah besar dan anugerah khusus bagi orang-orang beriman, yang tidak memerlukan penjelasan atau klarifikasi karena kita semua sudah tahu tentangnya. Orang yang mencapai surga dunia di masyarakat juga akan mencapai surga akhirat setelah kematian.

Tujuan dan ibadah sufisme adalah agar semua orang menjadi muslim yang mengikuti jalan lurus dan memasuki surga kenikmatan.

Kepada semua saudara-saudara kita dalam sufisme, kita mengatakan bahwa kita harus membangun dua surga, surga dunia di masyarakat, dan surga akhirat setelah kematian. Pengikut jalan sufi harus menyebarkan berkat karunia Allah dan syafaat Nabi Muhammad saw. dan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya kepada seluruh umat manusia dan semua makhluk.