Maulay Muhamamad Al-Arabi Ad-Darqawi Sang Pembaharu Sufi dari Maroko

April 14, 2025 - 09:43
April 14, 2025 - 10:18
 0
Maulay Muhamamad Al-Arabi Ad-Darqawi Sang Pembaharu Sufi dari Maroko

Maula Muhammad Al-Arabi Ad-Darqawi (1150-1239 H/1737-1823 M ) adalah seorang pimpinan thariqat Imam Syadzili, dan pengaruhnya terbesar terdapat di kalangan pengikut thariqat Syadziliyah. Turuq yang diwariskan nya dinamakan turuq Darqawi, berasal dari namanya.

Terdapat sebuah hadist yang menyatakan bahwa dalam setiap seratus tahun Allah akan mengirimkan seorang pembaharu kepada suatu umat. Maulan al-Arabi merupakan seorang pembaharu (mujaddid) Islam abad ke 19 di Maghribi, atau Arab Barat. Ia datang membawakan semangat baru dan pendalam spiritual yang pengaruhnya sangat besar dalam abad ini. Ia di pandang sebagai Qutub (poros spiritual) pada zaman nya; keagungan pribadinya dan kekuatan ajarannya mendorong timbulnya gerakan di kalangan Sufi di Maroko dan sekitarnya.

Ia tidak meninggalkan karya tulis seperti kitab-kitab, namun kalam2 beliau banyak di kutip oleh murid-murid beliau diantara Syekh Maula Ahmad Ibnu Al-Ajibah Al-Hasani melaui karya beliau Iqazhul Himam fi Syarh Al-Hikam, beliau mengutip perkataan Maula Ad-Darqawi:

الناس تقضي حوائجهم بالحرص فيها والجري عليها ونحن نقضي حوائجنا بالزهاد فيها والا شتغال بالله عنها.

Orang-orang didalam memenuhi kebutuhan nya selalu disertai dengan ketamakan ingin mengusainya. Sedangkan kami (ahli sufi) memenuhi kebutuhan dengan Zuhud darinya dan menyibukan diri dengan Allah semata. (Kitab Iqazhul Himam fi Syarh Al-Hikam Juz I, Dar Al-Kotob Al-ilmiyah Beirut 36)

فينبغي للفقير الا يكون صيته أكبر من قدمه بل يكون قدمه أكبر من صيته وقدره أكبر من دعواه. فيكون جلالي الظاهر جمالي الباطن، فكل ما تظهره على ظاهرك من الجلال يدخل في باطنك قدره من الجمال، وكل ما تظهره من الجمال يدخل قدره في باطنك من الجلال، فتزيين الظواهر يخرب البواطن وتخريب الظواهر يزين البواطن، فبقدر ما تخرب في الظاهر يكون عمارة في الباطن، وبقدر ما تعمر في الظاهر بكون خرابا في الباطن

Hendaklah nama baik seorang fakir tidak lebih besar dari kakinya, tetapi kakinya lebih besar dari nama baiknya, dan hendaklah kemmapuannya lebih besar dari pengakuannya. " Kemuliaan (jalal) lahir adalah keindahanan (jamal) bathin. Setiap kemuliaan kau tampilkan pada bagian lahirmu, maka ukuran Keindahannnya akan masuk pada hatimu, dan setiap keindahan yang kau tampilkan maka ukuran kemuliaannya akan masuk pada hatimu. Jadi, menghiasi lahir akan merobohkan batin, sedangkan merobohkan lahir akan menghiasi batin. Karena seukuran apa yang kau robohkab dalam lahir, akan menjadi bangunan dalam batin, dan seukuran apa yang kau tegakkan dalam lahir, akan menjadi kehancuran di dalam batin. [ Kitab Iqazhul Himam fi Syarh Al-Hikam Juz II, Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, Beirut hal 286 ]

: ما هي إلا حقيقة واحدة أن شربتها عسلا وجدتها عسلا، وإن شربتها لبنا وجدتها لبنا، وإن شربتها حنظلا وجدتها حنظلا، فاشرب يا أخي المليح ولا تشرب القبيح.

"Hakikat hanya merupakan satu esensi. Jika kau meminumnya sebagai madu maka kau akan mendapatinya sebagai madu. Jika kau meminumnya sebagai susu, maka kau akan mendapatinya sebagai susu, dan jika kau meminumya sebagai buah labu, maka kau mendapatkannya sebagai buah labu. Wahai saudaraku! Minumlah yang manis, jangan minum yang pahit." [ Kitab Iqazhul Himam fi Syarh Al-Hikam Juz II, Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, Beirut hal 49 ]

Salah seorang guru Sufi nya yang sangat dimuliakan adalah Ali ibnu Abdur Rahman yang bergelar al-Jamal yang di makamkan di Fez. Maula Al-Arabi adalah seorang Syarif (keturunan Nabi Muhammad Saw) melalui garis keturunan penguasa Idrissiyyah di Maroko. Ia di makamkan di Bu Berih dekat Fez, sebuah wilayah yang dihuni oleh suku Banu Zarwal.

Melalui murid-muridnya seperti Syekh Maulay Muhammad al-Buzidi, Syekh Maulay Muhammad al-Fasi, Syekh Muhamamad Hasan Zafir al-Madani, dan Syekh Maulay Muhammad al-Ajibah, maka barakkah (kebajikan dan pengaruh spiritual) maulay Al-Arabi tersebar luas di kalangan masyarakat Turki, Persia, sampai ke Ceylon dan Nusantara. Beberapa keturunan Maulay Al-Arabi melanjutkan perjuangan sepeninggalnya. Putranya yang bernama Maulay al-Thayyib menjadi pimpinan spiritual, demikian pula cucunya Maulay Ali Ibnu al-Thayyib, melalui keturunan Ad-Darqawi nama Ad-Darqawi kemudian menjadi Ad-Darqawiyyah salah satu cabang thariqat Syadziliyah. Dimana thariqat Syadziliyah memiliki banyak cabang seperti al-Qasimiyyah, al-Madaniyah, al-Idrisiyyah, al-Alawiyyah, al-Salamiyyah, al-Faisiyyah, al-Wafa'iyyah, al-Azniyyah, al-Jauhriyyah, dan Al-Hamidiyah.

Maulay Ali ibn al-Thayyib yang mengembangkan thariqat Ad-Darqawiyah. Beliau mengajarkan kuliah teologi pada Universitas Qarawiyyin di Fez. Murid-murid nya yang masih hidup sekarang ini melangsungkan peningkatan terhadapnya pada setiap bulan september.

Referensi;  Cyril Glasse, "Ensiklopedia Islam" Rajawali Pers, Jakarta, 2002.

Budi Handoyo S.H., MH Dosen STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh