Majelis Ikhwan (MI) Tarekat Muhammadiyah Makassar Gelar Zikir Bulanan dan Bai’at

Makassar, JATMAN.OR.ID: Pengurus Majelis Ikhwan (MI) Tarekat Muhammadiyyah Makassar menggelar acara zikir bulanan dan pembai’atan jama’ah baru di masjid Raudhotul Muflihin, Kota Makassar, 29/11 yang lalu.
Acara ini dilakukan selepas sholat Isya berjamaah dan diisi dengan pembacaan Hizb Syahr (khatm al-Qur’an) dan zikir Kanz Sa’adah ringkas.
Masjid Raudhotul Muflihin terletak di tengah Pasar Terong di pusat Kota Makassar yang ramai. Tidak heran masjid ini selalu dipenuhi jamaah.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memulai program kerja kepengurusan yang baru yang dilantik 30/10 lalu di masjid Nurul Ihsan Layang, Pondok Pesantren an-Nahdlah Makassar. Kepengurusan yang baru ini dikomandoi oleh Ust. H.M. Ashar Temanggong sebagai Ketua MI Makassar dan Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D selaku Sekretaris.
“Masjid Raudhatul Muflihin tahun 1973, saat mengaji kitab dan sekolah agama, salah satu ulama yang aktif membina adalah Syekh KH. Mustari Zahri. Syekh Mustari pasti memiliki peninggalan spiritual, karena beliau salah satu penganut Tarekat Syaziliyah,” kenang Mudir JATMAN Sulawesi Selatan, Prof. Dr. H. Abd. Kadir Ahmad, MS. APU.
“Masjid Raudhatul Muflihin ini salah satu masjid Kota Makassar yang sejak dahulu aktif menyelenggarakan pengajian dan kegiatan keagamaan yang diisi oleh ulama Makassar, Sulawesi Selatan,” imbuhnya.
Dalam sambutannya, sesepuh MI yang lain Dr. K. H. Amirullah Amri, MA., menyampaikan pentingnya umat mengambil sanad tarekat yang bersambung hingga ke Rasulullah SAW. sebagaimana yang dimiliki oleh para alim-ulama. Salah satunya adalah tarekat al-Muhammadiyah yang banyak dianut oleh para Anre Gurutta terdahulu.
Syekh Dr. KH. Baharuddin Abduh Al-Shafah, MA. selaku khadim Tarekat al-Muhammadiyah Indonesia memberikan pengarahan tentang pelaksanaan zikir bagi setiap pengurus MI, mulai dari zikir individu, bersama keluarga, zikir jumatan, bulanan, triwulan hingga zikir akbar. Kemudian beliau menguraikan faedah-faedah zikir dan macam-macam kondisi batin saat berzikir.
Acara dihadiri oleh para pengurus MI, jamaah tarekat, pengurus dan jamaah masjid. Acara terselenggara secara daring dan luring.[Hardianto]