Kisah Pendosa Yang Masuk Surga Berkat Sahabat Yang Mencintai Ulama

Pada kegiatan Haul Syekh Nasidan bin Aidan yang ketiga, Habib Umar bin Salim al Haddad menjelaskan, dalam Kitab Majma’ul Bahrain karya Asy Syaikh Ma’ruf bin Muhammad Bajammal terdapat kisah seseorang yang lebih banyak dosanya daripada kebaikannya. Ketika ia meninggal, malaikat buru-buru ingin memasukkannya ke dalam neraka. Namun atas rahmat Allah Swt., Dia memerintahkan Jibril untuk menolong hamba-Nya tersebut.
“Is’alhu, Ya Jibril, tanyakan kepadanya, apakah ia pernah duduk di dalam majelisnya orang-orang alim selama di dunia? Jika iya, maka masukkanlah ke dalam surga dengan syafaatnya orang-orang yang di majelis tersebut.”
Lalu Jibril bertanya kepada si Fulan dan ia menjawab tidak pernah.
Kemudian Jibril kembali menemui Allah dan menyampaikan jawaban tersebut.
“Anta a’lamu bi hali abdik, Engkau lebih mengetahui keadaan hamba-Mu.”
Tapi Allah dengan rahmatnya memerintahkan untuk kembali menanyakan sebuah pertanyaan kepada si Fulan.
“Is’alhu, Ya Jibril, tanyakan kepadanya, apakah ia mencintai ulama?
Maka Jibril pun bertanya kepadanya, lalu ia menjawab, “Tidak.”
Kemudian Allah berfirman lagi, “Is’alhu, Ya Jibril, apakah ia pernah duduk satu meja dengan orang alim? Jika iya maka masukkanlah ke surga dengan syafaat mereka.
”Jibril pun bertanya kepadanya, dan lagi-lagi ia menjawab, “Tidak.”
Tapi Allah tetap senantiasa memberikan rahmat kepada si Fulan dengan kembali memerintahkan Jibril,
“Is’alhu, Ya Jibril, siapa namanya dan nama bapaknya. Jika namanya seperti nama orang alim, masukkanlah ke surga.
Maka ketika ditanya oleh Jibril, siapa namanya? Ternyata namanya jauh dari nama Islam.
Tapi Allah tetap perintahkan untuk memasukkannya ke dalam surga atas rahmat Allah.
Kemudian Allah berfirman kepada Jibril, “Peganglah tangannya dan masukkan ia ke dalam surga, karena ia mencintai seseorang yang mana orang itu mencintai seorang alim.”
Akhirnya, atas wasilah seseorang yang mencintai ulama tersebutlah si Fulan mendapatkan rahmat Allah untuk masuk surga.
Dalam kisah tersebut, kita dapat mempelajari bahwa rahmat Allah amat luas dari segala sisi, khususnya bagi orang-orang yang gemar menghadiri majelis ilmu dan mengingat kebaikan orang-orang shalih.
menegaskan bahwa manusia mulia itu ada dan atas barakah dan karamahnya, rahmat Allah Swt. bisa turun ke bumi.
“Kita sering dengar dalam atsar disebutkan bahwa zikrus shalihin tanzilur rahmat, menyebut nama orang-orang shalih dapat mengundang rahmat Allah Swt. kita sebut saja nama mereka kekasih Allah, pasti rahmat Allah, kucuran maghfirah bisa kita dapatkan. Kebalikannya, jika kita menyebut seseorang di mana orang tersebut jauh dari Allah Swt, maka niscaya rahmat Allah tidak akan turun kepada kita,” ungkapnya.