Habib Umar bin Hafidz Ajarkan Zikir Jelang Berbuka Puasa Ramadan

September 18, 2023
Habib Umar bin Hafidz Ajarkan Zikir Jelang Berbuka Puasa Ramadan

Pesuluk di bulan Ramadan, akan senantiasa berusaha memanfaatkan kesempatan emas ini sebaik-baiknya, dari sebelum datangnya hingga penghujung bulannya.

Menjelang Ramadan, pesuluk membuka hati dengan riang gembira menyambut kedatangan bulan penuh kemuliaan dan keberkahan. Hal ini dikarenakan hadis Nabi Muhammad saw. yang termaktub dalam kitab Durratun Nasihin,

مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ

“Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”  

Kegembiraan atas datangnya bulan Ramadan oleh para pesuluk digunakan untuk meraih keridlaan Allah Ta’ala dengan memperbanyak zikir kepadnya.

Al-Allamah Al-Habib Umar bin Hafidz seorang ulama sufi, Pimpinan Ribath Darul Musthafa Hadramaut Yaman mengajarkan para muridnya untuk senantiasa membasahi lisan dengan zikir menjelang berbuka puasa di bulan Ramadhan dengan amalan dzikir sebagai berikut:

(xأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ أَسْتَغْفِرُ اللّٰه نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَ نَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ (٣

 (xاللّٰهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا يَا كَرِيْمُ (٣

Asyhadu alla ilaha illallah, astaghfirullah, nas’alukal jannah wa na’uudzubika minan naar. Allahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu anni, Yaa Kariim. 

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Kami memohon ampun kepada Allah, Kami memohon Surga kepada-Mu dan kami berlindung kepada-Mu dari api neraka. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Maha Mulia, Engkau suka memaafkan, maka maafkanlah kami, Wahai Yang Maha Mulia.”

Kata zikir, jika ditelaah dari segi bahasa (لغة) bermakna mengingat. Zikir ditinjau dari istilah (استلاحا) adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah.

Selanjutnya, secara etimologi zikir berasal dari kata “zakara” berarti menyebut, menyucikan, menggabungkan, menjaga, mengerti, mempelajari, memberi dan nasihat. Oleh karena itu zikir berarti mensucikan dan mengagungkan, juga dapat diartikan menyebut dan mengucapkan nama Allah atau menjaga dalam ingatan (mengingat). 

Zikir merupakan ibadah hati dan lisan yang tidak mengenal batasan waktu. Bahkan Allah memberikan sifat ulul albab, adalah mereka-mereka yang senantiasa menyebut Tuhannya, baik dalam keadaan berdiri, duduk bahkan juga berbaring.

Al-Qur’an Surah Al Ahzab Ayat 41

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (namanya) sebanyak-banyaknya.”

Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 28

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Zikir bila dikaji secara mendalam termasuk “Tauhid Uluhiyah” atau “Tauhid Ibadah”, bila ditinjau dari ilmu tasawuf, zikir termasuk dalam aliran atau mazhab tasawuf ‘amali. Mazhab tasawuf ini adalah mazhab untuk mencapai ma’rifatullah dengan pendekatan melalui zikir.

Pada hakikatnya, orang yang sedang berzikir adalah orang yang sedang berhubungan dengan Allah. Seseorang yang senantiasa mengajak orang lain untuk kembali kepada Allah akan memerlukan dan melakukan zikir sebanyak-banyaknya.