AURA itu vibrasi energi spiritual yang memancar dalam diri seseorang kepada lingkungan sekitarnya. Efek dari pancaran energi batin itu ialah keterpikatan hati orang-orang sekitarnya –bahkan termasuk hewan dan tumbuhan– untuk selalu berinteraksi serta membangun relasi dengannya. Ia punya daya pikat yang kuat bagi dunia sekitarnya.
Daya tarik itu pada gilirannya memberi manfaat lahir bagi dirinya. Bagi seorang perempuan dengan auranya bisa memikat lawan jenisnya –begitu sebaliknya; bagi wirasusahawan dengan auranya bisa menarik hati mitra usaha dan atau pelanggannya; bagi karyawan dengan auranya memikat hati bosnya; bagi pemuka agama dengan auranya menambah wibawa dan pesona dirinya serta yang diajarkannya.
Di dunia mistik, membuka aura itu telah menjadi bisnis menarik. Sudah jadi industri. Banyak pihak-pihak yang terjun menawarkan jasa membuka aura. Ada yang berbasis ilmu keparanormalan, perdukunan, dan bahkan ilmu hikmah. Pirantinya ada yang pake susuk, kertas kuning mantra, isim, dan benda ajimat.
Tidak sedikit masyarakat –karena promosi manfaat terbukanya aura oleh para pelaku usaha di bisnis ini begitu gencarnya– yang tertarik menggunakan jasa mereka. Sebagian rutin berlangganan, ada yang cuma selewatan, demi meningkatnya daya pikat pribadi dan kegiatan yang ditekuninya. Tarifnya bervariasi dari kelas receh hingga kelas bayaran dengan travel cek. Lokasi praktek jasa buka aura ini tersebar: ada yang di gubuk perkampungan jauh dari kota, ada pula di pusat perbelanjaan tengah kota.
Umumnya, kehendak hati membuka aura diri ini sangat transaksional. Semata untuk keuntungan dan peruntungan dunia saja. Pilihan jalan membuka auranya juga sangat riskan merusak ketauhidan.
Namun ketahuilah aura itu ada dan penting terpancar dalam diri kita. Bagi Pecinta Kesucian Jiwa, terbukanya aura ini amat penting untuk pengembangan ajaran yang jadi amalan Kesucian Jiwa. Terbuka aura itu bukan tujuan tapi hanya bonus. Dan terbuka aura itu sekaligus menjadi penanda atau bekas dari telah bekerjanya amalan Kesucian Jiwa dalam diri kita.
Untuk itu, sejak dari prosesnya, Pecinta Kesucian Jiwa tidak memilih jalan yang tidak diajarkan oleh Guru Agung Pecinta Kesucian Jiwa. Ada beberapa amalan dari Guru Agung Hadrotus Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul dari Gurunya dari Gurunya dari Gurunya hingga Kanjeng Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam yang terbukti bisa membuka aura –jika itu memang tujuannya.
Apa saja amalan pembuka aura? Dan bagaimana tata caranya?
Dari Aura kita sejatinya bisa melihat seberapa sehat kondisi fisik, mental dan ruh seseorang. Aura juga adalah tentang pancaran outer dan inner beauty seseorang. Dan prosesnya sangat spiritual –bukan mistik apalagi magic.
Pendaran aura itu sangat terkait erat dengan derajat kesucian diri. Semakin tinggi derajat kesucian dirinya maka semakin terpancar, berpendar auranya. Semakin terpancar, berpendar auranya, semakin tinggi pesona dan personanya, semakin kuat daya pikatnya.
Kesucian apa gerangan?
Kesucian jiwa dan raganya, tentu. Dan untuk meraih kesucian itu mesti menempuh proses penyucian, yang dimulai dengan penyucian raganya lalu jiwanya. Pembersihan jasmaninya untuk kebersihanan ruhaninya. Dan untuk itu Pecinta Kesucian Jiwa mesti menempuh aktivitas penyucian diri [تزكية النفس] sesuai dengan tuntunan.
Apa saja gerangan?
Pertama, Guru Agung Hadrotus Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs memberi tuntunan untuk proses penyucian diri seseorang dengan membangun kebiasaan dengan penuh kesadaran untuk selalu mempunyai wudhu: selalu menjaga diri dalam keadaan berwudhu sepanjang dan selama mungkin. Dan jika batal karena sebab, seseorang mesti menyegerakan diri memperbarui wudhunya.
Yang dijaga dan selalu diperbarui tentu bukan hanya wudhu dhohirnya tapi juga wudhu batinnya.
Mutlak bagi murid dan pecinta Pangersa Abah untuk mengambil dan memperbarui wudhu dhahir dengan wudhu yang sempurna [بوضوئ تام]. Yaitu, wudhu yang tata cara/kaifiyat wudhu-nya sebagaimana beliau berwudhu. Kalau wudhu-nya tidak sesuai dengan apa yang dituntunkannya maka akan hilang manfaat dan keberkahan dari wudhunya.
Sebagaimana dituntunkan, sejak mulai bersentuhan dengan air wudhu, sadari dengan sepenuh hati ketika membasuh tubuh anggota wudhu, air itu bukan hanya membasuh dan membersihkan –kotoran fisik di pergelangan tangan, rongga mulut, lubang hidung, wajah, tangan, kepala dan kaki– tapi juga kotoran jiwa –amarah, kecewa, sakit hati, kesel, dumel, ganjelan. Air wudhu itu mesti diperlakukan dengan sakral, niatkan untuk meluruhkan segala noda luar dalam. Ademkan dan segarkan penatnya kehidupan dengan kesejukan air wudhu.
Selain menjaga wudhu syariat, untuk memantik cahaya aura ialah dengan menjaga wudhu bathin. Yaitu, menjaga diri dari buruk sangka. Ya, pembatal kesucian wudhu bathin itu prasangka buruk kepada apa saja dan siapa saja. Hindarkan jauhkan diri dari penyakit/kotoran suudzon di mana saja kapan saja.
Banyak sekali, sebagaimana sering dirujuk oleh Guru Agung, sabda-sabda Kanjeng Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan keutamaan wudhu kaitannya dengan pesona dan persona diri seorang penjaga wudhu: wajahnya putih bersinar dan tubuh anggota wudhunya berpendar cahaya bukan hanya nanti, di hari Kiamat, tapi sejak sekarang.
فإنَّهُمْ يَأتُونَ غُرًّا مُحَجَّلينَ مِنَ الوُضُوءِ، وأنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الحَوْضِ… رواه المسلم
Seorang yang terbuka aura, perangainya riang, pribadinya tenang-menenangkan dan senang-menyenangkan orang lain. Orang-orang betah berada di sekitarnya serta nyaman berlama-lama dengannya. Ia menjadi medan magnet yang menarik apapapun siapapun ke sekitarnya, untuk mengitarinya dan selalu dekat dengannya.
Pembuka aura kedua ialah Riyadhah mandi taubat. Di masa Syeikh Abdulloh Mubarrok bin Nur Muhammad Riyadhah [Abah Sepuh] mandi taubat sering disebut ‘mandi kamanusiaan’. Praktek pelaksanaanya, di masa itu, penuh perjuangan. Dilakukan setelah pukul 00.01 selama 40 malam setiap malamnya 40 x menceburkan diri ke kolam pemandian. Riwayat lain menyebutkan mesti 40 sumur dalam semalam selama 40 hari.
Setelah menceburkan ke kolam pemandian, Abah Sepuh mensyaratkan saat pengeringannya tidak boleh menggunakan handuk. Alami saja: tanpa sabun, sampo apalagi hairdryer. Begitu terasa dan tampak air mengering lalu mencebur lagi. Begitu berulang selama 40 x. Biasanya Riyadhah ini dipaketkan dengan Riyadhah melek, namanya, Jaya Sampurna. Fungsinya sama, membuka aura.
Di masa penerusnya, Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin [Abah Anom], praktek Riyadhah mandi taubat ‘diperingan’. Cukup dilaksakan sekali saja setelah pukul 00.01 sebelum pukul 03.00. Seperti mandi besar namun tetep tanpa peralatan mandi. Setelah air sejuk nan dingin menguyur sekejur tubuh dari kepala hingga ujung kaki, pengeringannya tanpa handuk. Ada bacaan khusus, utamanya saat air mengguyur bagian ubun-ubun.
Saat diri mencebur atau diguyur ‘air terbaik’ –seperti Sabda Hadrotus Syeikh Abah Aos, air terbaik itu setelah pukul 00.01 s.d sebelum pukul 03.00– maka niatkan dalam hati yang dibasuh, yang dibersihkan, bukan hanya kotoran yang menempel di tubuh tapi juga ruh. Luruhkan segala noda-noda pengotor ruh dengan air mandi taubat. Sirami dan bersihkan ruh dari amarah, dendam, rasa benci, iri, dengki dan semua yang sering mengganjal di hati.
Riyadhah mandi kamanusiaan seperti ini masih dipraktekkan hingga saat ini. Banyak ikhwan Pecinta Kesuciaan Jiwa di masa sekarang, masa Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul [Abah Aos], yang menjalaninya. Namun pelaksanaanya telah diperbarui, antara lain, boleh disempurnakan kebersihan mandi taubar dengan dibantu peralatan mandi biasanya.
Bahkan di masa saat ini, Riyadhah mandi taubat sudah mengalami pembaruan makna dan praktek secara radikal. Guru Agung Pangersa Abah menyampaikan, hakekat mandi taubat adalah dzikir jahar. Semakin banyak dzikir jaharnya semakin terang cahaya dzikirnya [الذكر نور للموحّدين]. Semakin terang cahaya dzikirnya maka semakin terang dirinya dan jalan hidupnya.
Pada gilirannya, terang cahaya dzikir dalam dirinya menerangi orang-orang di sekitarnya. Menerangi jalan hidup mereka dan mereka pun merasa aman dan tenang bersamanya. Inilah hakekat aura. Aura berkah dan karomah dari Guru Aura, Guru Para Pecinta Kesucian Jiwa.
Salam Aura.[]