Dua Karung Uang yang Menjadi Darah

September 20, 2023
Dua Karung Uang yang Menjadi Darah

Dalam kisah yang diriwayatkan oleh al-Asqolani, Abu Abdillah al Mushili pernah berkata bahwa pada suatu malam, Syekh Abdul Qadir al Jilani yang saat itu sedang berkumpul dengan para santrinya, tiba-tiba kedatangan seorang Khalifah Baghdad, Abu MuzAl-Mustanjid.

Khalifah tersebut datang ke rumah Syekh Abdul Qadir bersama dengan para pejabat istana yang lain. Tidak tanggung-tanggung, untuk sowan kepada Syekh Abdul Qadir, sang Khalifah membawa 10 (sepuluh) karung uang yang dibawa oleh para pejabat istana yang turut serta mendampinginya yang hendak diberikan kepada Sulthonul Aulia’ tersebut.

Namun ketika akan diserahkan, Syekh Abdul Qadir dengan tegas menolak uang pemberian Khalifah tersebut seraya berucap, ”aku tidak butuh semua ini.” kata Syekh Abdul Qadir.

Tentu saja sebagai Khalifah dan penguasa Baghdad, al-Mustanjid merasa dilecehkan atas sikap sang waliyullah. Padahal, ia bersama anak buahnya sudah repot–repot datang untuk memberikan hadiah berupa uang tersebut, tetapi sesampainya di kediaman Syekh Abdul Qadir, uang tersebut malah ditolak mentah-mentah oleh tuan rumah.

Karena seolah tidak mau menanggung malu, maka al-Mustanjid tetap memaksa Syekh Abdul Qadir untuk bersedia menerima hadiah darinya.

Merasa terus menerus didesak oleh sang Khalifah, maka Syekh Abdul Qadir langsung bangkit dari tempat duduknya dan mengambil 2 (dua) karung uang. Satu karung ia pegang dengan tangan kanan dan satu karung lagi dengan tangan kiri. Kemudian Syekh Abdul Qadir langsung memeras dua karung berisi uang tersebut.

Saat dua karung diperas, mengalirlah darah dari karung itu. Seluruh orang yang hadir termasuk sang Khalifah yang melihat kejadian aneh dan ajaib itu langsung terbengong-bengong seolah tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Syekh Abdul Qadir lalu berkata kepada Khalifah, “Wahai Abu Muzhaffar, apakah kamu tidak malu kepada Allah dengan mengambil darah rakyat lalu menyerahkannya kepadaku?”

Seketika itu sang khalifah langsung pingsan.

Wallahu a’lam bisshawwab