Nasihat Kematian, Prof Oman Fathurahman

Depok, JATMAN Online – Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah, dalam tausiyahnya pada acara Pembacaan Yasin-Tahlil dan Doa untuk Al-Marhumah Dra. Ustadzah Hj. Syukriyah binti Muh Sidik menyampaikan bahwa Kematian adalah sebuah keniscayaan yang tak dapat dihindari dari kehidupan ini, semua akan meninggalkan dunia pada waktunya, hanya menunggu waktu saja (26/21) Minggu malam.
Kematian (الموت) adalah nasihat untuk kita semua, nasihat yang pasti datang kepada kita, maknai kematian dengan kita mengucapkan
انا لله وانا اليه راجعون
kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami kembali (QS Al-Baqoroh : 156)
Lanjut Wakil Ketua RMI NU Pusat priode 2015-2020 bahwa Ta’ziyah ini menjadi penting untuk kita semua, kita berdoa dan juga membaca Al-Qur’an semoga Allah SWT menjadikan amal shalih dari bacaan ini menjadi doa terbaik dari kita untuk Al-Marhumah.
Patut diketahui sebelum wafat Al-Marhumah Bu Syukriyah. Kiai Oman mendapatkan info sakitnya beliau saat rapat kerja dengan Unit TPQ, sehingga Kiai mendoakan dengan doa
اللهم اجعل الحياة زيادة لنا في كل خير، واجعل الموت راحة لنا من كل شر
“Ya Allah, jadikanlah kehidupanku sebagai tempat menambah kebaikan, dan jadikanlah kematianku tempat keselamatan dari segala keburukan.”
Al-Marhumah sosok pengajar dan pendidik Al-Qur’an, menjadikan beliau masuk pada kategori sebaik-baiknya orang yang belajar Al-Qur’an dan mengamalkannya.
Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya ( HR. Bukhari ).
Al-Marhumah mengajar di Pesantren Al-Hamdiyah sejak tahun 1993 hingga purna waktunya pada tahun 2021 ini.
Terkait profil Al-Marhumah sebagai berikut
Dra. Hj. Syukriyah
Lahir di Kp. Mandaya Rt/Rw 13/03 Desa Mandaya Kec. Carenang Kab. Serang
Pada tanggal 7 Mei 1961
Anak dari pasangan Suami Istri Bapak H. Mad Sidik dan Ibu Hj. Muthaah
Anak ke 3 dari 3 bersaudara.
Alumnus Institut Ilmu Al-Qur’an tahun 1988 Jurusan Perdata dan Ilmu Islam
Sebelum bertugas di TPQ Al-Hamidiyah beliau mengajar di MA Al-Hamidiyah lalu beliau fokus di TPQ Al-Hamidiyah dan mengajar di Kajian Islam Al-Hamidiyah.
Beliau juga aktif di lembaga yang berfokus pada pendidikan Al-Qur’an sampai saat ini pun beliau masih menjabat sebagai Kepala Divisi Diklat BKPAKSI Kota Depok, Kabid Supervisi LPPTKA 1 periode
Bendahara BKPAKSI 2 periode
Kadiv Diklat dan Litbang BKPAKSI 2 periode.
Kiai oman melanjutkan tausiyahnya dengan bersama-sama mengajak para jamaah yang hadir di Zoom Meeting dengan membacakan Ayat Al-Qur’an untuk menghantarkan Al-Marhumah keharibaan ilahi Robbi
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku Masuklah ke dalam surga-Ku.
“Acara Dzikir dan Tahlil ini untuk mengingat kematian,” Tegas kiai Oman.
Melanjutkan tausiyah, Kiai Oman menceritakan bahwa orang shalih sebelum meninggal dunia sudah merasakan detik -detik kematiannya, Imam al-Ghazali meminta kain kafan sebelum wafat kepada adiknya, dikisahkan oleh adiknya yang bernama Imam Ahmad.
Mengutip keterangan Ahmad al-Ghazali, seorang sufi besar, adik Imam Abu Hamid al-Ghazali, mengatakan :
«لما كان يوم الإثنين وقت الصبح توضأ أخي أبو حامد وصلّى، وقال: “عليّ بالكفن”، فأخذه وقبّله، ووضعه على عينيه وقال: “سمعاً وطاعة للدخول على الملك”، ثم مدّ رجليه واستقبل القبلة ومات قبل الإسفار».
وقد سأله قبيل الموت بعض أصحابه:، فقالوا له: أوصِ. فقال: «عليك بالإخلاص» فلم يزل يكررها حتى مات.
“Hari Senin, waktu Subuh, kakakku mengambil air wudlu, lalu salat. Sesudah itu ia minta diambilkan kain kafan. Ia menciumnya lalu meletakkannya di matanya. Ia kemudian mengucapkan:
.
سمعا وطاعة لله للدخول على الملك
“Aku telah pasrah dan siap memasuki singgasana Tuhan”.
Sesudah itu ia meluruskan kedua kakinya dan mengarahkannya ke kiblat. Sebelum matahari pagi merekah, ia pun pulang/kembali ke asal, wafat. Inna Lillah wa Inna ilaihi Raji’un. Kita semua milik Allah dan kepada-Nya kita semua kembali.
“Mudah-mudahan Al-Marhumah min Ahli Jannah, min Ahlil Qur’an, karena beliau telah mendedikasikan dirinya untuk mengajar Al-Qur’an selama 28 Tahun, sesuai data yang tercatat. Pastinya beliau orang yang istiqomah dengan Al-Qur’an, dan mudah-mudahan acara Ta’ziyah ini menjadi nasihat untuk kita semua, sehingga kita berkesempatan untuk menambah kebaikan serta menjadikan kesempatan di Pesantren Al-Hamidiyah ini sebagai ladang tabungan investasi kebaikan,” Pungkas Guru Besar Filologi di Fakultas Adab dan humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pembacaan Surat Yasin, Dzikir dan Tahlil oleh KH. Abdul Rasyid, Lc selaku Wakil Pengasuh Bidang Kepesantrenan dan Asrama dan Doa oleh Wakil Pengasuh Bidang Madrasah KH. Jauhari Sadji, Lc
Hadir pada cara ini Direktur Utama Yayasan Islam Al-Hamdiyah dr. H. Imam Susanto Sjaichu, Sp.Bp Dzuriyah Al-Maghfurlah KH. Achmad Sjaichu, dan civitas Pesantren Al-Hamidiyah. (red. Abdul Mun’im Hasan)