Mengenal Sanad Keilmuan Abu Tu Min, Ulama Tarekat Haddadiyah dari Tanah Rencong

September 20, 2023 - 07:45
Mengenal Sanad Keilmuan Abu Tu Min, Ulama Tarekat Haddadiyah dari Tanah Rencong

Masyarakat Aceh tengah dirundung duka karena salah satu ulama hebatnya telah menghadap keharibaan Allah Swt. pada Selasa lalu (27/09) di usia yang ke-90 tahun di Rumah Sakit Fauziah Bireuen, Aceh. 

Tgk. H. Muhammad Amin Mahmud atau yang sering disebut Abu Tu Min adalah salah satu ulama Aceh terkemuka yang merupakan pimpinan Dayah Al Madinatuddiniyah Babussalam Blang Bladeh, Jeumpa, Bireuen yang didirikan pada tahun 1890 oleh kakeknya, Tgk. H. Imam Hanafiah, kemudian diteruskan oleh ayahnya, Tgk. Mahmud Syah dan terakhir diteruskan oleh Abu Tu Min sendiri.

Abu Tu Min merupakan ulama fiqih bermazhab Syafii yang juga ulama Thariqat al-Haddadiyah. Thariqat al Haddadiyah sendiri adalah salah satu tarekat yang diakui JATMAN sebagai tarekat yang muktabarah yang sudah menyebar di Indonesia.

Tarekat Haddadiyah dalam perkembangannya merupakan nama lain dari Tarekat ‘Alawiyyah. Tarekat ini dinisbatkan kepada seorang imam besar dari keluarga ‘Alawiyyin (sebutan untuk keturunan Nabi Muhammad saw.) dari Sayyidina Husein ra, yakni al-Imam as-Sayyid al-Habib ‘Abdullah bin ‘Alwi al-Haddad, seorang pembaharu abad ke-17. Tarekat ini terkenal karena Ratib al-Haddad yang disusun sendiri olehnya.

Jalur sanad Tarekat Haddadiyah yang dimiliki oleh Abu Tu Min diperolehnya dari Tgk. Hasan Krueng Kalee. Tokoh tersebut adalah ulama yang berperan aktif di Aceh. Tgk. Hasan Krueng Kalee sejak kecil dididik langsung oleh ayahnya, Tgk. Muhammad Hanafiyah yang merupakan pimpinan Dayah Krueng Kalee.

Selain dari ayahnya, ia juga belajar kepada Tgk. Chik di Keubok dan Tgk. Musannif. Di samping itu, Tgk. Hasan Krueng Kalee juga sempat belajar kepada ulama Aceh yang mengungsi ke negeri jiran, yaitu Tgk. Muhammad Arsyad Ie Leubeu di Yan Keudah, Malaysia.

Setelah mengenyam pendidikan di Malaysia, Tgk. Hasan Krueng Kalee bersama adiknya Tgk. Abdul Wahab berangkat ke Mekkah untuk melanjutkan pendidikan di Masjidil Haram. Sayangnya, tidak lama setibanya mereka di sana, adiknya tersebut meninggal dunia karena sakit.

Tgk Hasan Krueng Kalee menempuh pendidikan di Masjidil Haram kurang lebih selama lima tahun. Selain belajar ilmu agama, ia juga belajar ilmu falak dari seorang pensiunan jenderal kejaaan Turki Ustmani yang menetap di Mekkah. Dari sinilah ia mendapat gelar dengan sebutan “Tgk. Muhammad Hasan Al-Asyie Al-Falaky.”

Sekembalinya ke Aceh, Tgk. Hasan Krueng Kalee membuka lembaga pendidikannya sendiri di Meunasah Blang yang hari ini terletak di Desa Siem bersebelahan dengan Desa Krueng Kalee, Kec. Darussalam, Aceh Besar. Di tempat inilah ia mengabdikan seluruh ilmunya dan berhasil mencetak kader ulama-ulama baru berpengaruh dan berpencar di seluruh Aceh seperti Tgk. H. Muhammad Amin Mahmud Blang Bladeh atau Abu Tu Min, Tgk. H. Abdul Rasyid Samlako Alue Ie Puteh, Tgk. H. Sulaiman Lhok Sukon, Tgk. H. Yusuf Kruet Lintang, Tgk. Haji Adnan Bakongan, Tgk. H. Sayid Sulaiman (mantan Imam Masjid Raya Baiturrahman), Tgk. H. Idris Lamreng (ayahanda Alm. Prof. Dr. Safwan Idris, Mantan Rektor IAIN Ar-Raniry Banda Aceh), dan lain-lain.

Melalui Tgk. Hasan Krueng Kalee, Abu Tu Min mulai belajar Tarekat Haddadiyah. Untuk mempermudah pembelajaran kepada para muridnya, Tgk. Hasan Krueng Kalee menulis sebuah buku panduan amaliyah Tarekat Al-Haddadiyah yang diberi nama, “Risalah Latifah fi Adab Az-Zikr wa at-Tahlil wa Kaifiyatu Tilawah al-Samadhiyah ‘ala Thariqat Quthb al-Irsyad al Habib Abdullah al-Haddad.”

Kitab tersebut terdiri dari 32 halaman dan terbagi menjadi empat bagian yang ditulis dalam dua bahasa; Arab dan Melayu Jawi. Bagian pertama menerangkan adab berzikir dan bertahlil. Bagian kedua menerangkan cara membaca shamadiyah (Surat al-Ikhlas) menurut Tarekat Haddadiyah. Bagian ketiga tentang silsilah sanad tarekat. Dan bagian ke empat menerangkan adab dan metode membaca kitab dalail khairat sebagaimana yang diijazahkan oleh kedua gurunya, Syekh Abdullah Islail dan Syekh Hasan Zamzami.

Tarekat Haddadiyah yang diperkenalkan oleh Tgk. Hasan Krueng Kalee ini memiliki ciri khas berupa kesederhanaan, khususnya dari segi bacaan dan praktik zikir yang terfokus kepada kalimat tauhid, tahlil, shalawat dan doa-doa lainnya.

Selain berguru pada Tgk. Hasan Krueng Kalee, Abu Tu Min juga mengambil sanad keilmuan dari Tgk. Syekh Muda Waly, seorang Mursyid Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah yang juga sangat masyhur kealimannya.

Selamat Jalan Abu Tu Min, Semoga engkau dianugerahi tempat terbaik di sisi Allah, dan semoga para murid-muridmu senantiasa dapat melanjutkan perjuanganmu mendakwahkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, amin.