Kliwonan, Inilah Pesan Habib Luthfi bin Yahya Menjelang Ramadan

September 20, 2023
Kliwonan, Inilah Pesan Habib Luthfi bin Yahya Menjelang Ramadan

Maulana Al Habib Luthfi bin Yahya berpesan:

Semua amal yang kita perbuat sejatinya harus karena Allah Swt. baik dalam menjalankan perintahnya atau menjauhi larangannya.

Adapun yang dimaksud dengan al’amalu billah (الاعمال بالله), adalah amal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt.  untuk mencegah segala muamalah negatif yang kembali kepada diri kita sendiri, seperti karena kurangnya lillah (لله) serta tidak merasa billah (بالله), maka akan timbul sifat riya’dan lain-lain. Tapi jika keduanya selalu mengiringi, maka kita akan malu kepada Allah Swt. Apabila hal ini sudah melekat dalam kehidupan kita, maka akan muncul sifat Haya’  (الحياء ) atau malu kepada Allah Swt.

Sebagai contoh, selama Bulan Ramadan ada keluarga yang kurang mampu, sehingga kepala keluarganya bekerja sedemikian rupa agar anak istrinya tetap makan. Karena penghasilannya terlalu minim, maka kerja berat ini dilakukan dengan mengorbankan dirinya yang tidak puasa, untuk keluarganya yang berpuasa. Tapi ia tidak bermaksud menentang apa yang diwajibkan Allah Swt. Intinya, ia melakukan ini dengan terpaksa.

Tapi ada contoh lain, seseorang yang tahu perintah Allah Swt., dengan sengaja merokok sambil berjalan di siang hari Bulan Ramadan. Padahal, ia bisa behenti di suatu tempat terlebih dahulu. Bukan karena hal lain, tetapi untuk menghormati orang yang berpuasa dan belajar malu kepada Allah Swt. Jika kepada Allah Swt saja tidak malu, mana mungkin akan malu kepada manusia. Maka kita perlu dididik bagaimana menjalankan amal dengan kita lillah (لله), billah (بالله), ilallah (الى الله) dan ‘alallah (على الله).

Latihan pertama, kita jangan kalah dengan nafsu. Seperti contoh, ketika puasa, ibu-ibu pada siang hari berjalan ke pasar, ia melihat banyak jenis makanan. Sebelum berbuka, pikirannya sudah bertumpuk menu makanan untuk berbuka. Tapi ketika sudah berbuka, itu semua akan kalah dengan hanya memakan nasi. Demikianlah nafsu. Maka, kita harus pandai menipu nafsu. Biarpun sedikit yang penting istiqamah, insha Allah.

Latihan kedua, Bulan Ramadan adalah waktu untuk panen amal. Maka, perbanyaklah membaca al-Quran, meramaikan mushala dengan tarawih serta mengikuti pengajian-pengajian di mushala-mushala para ulama, sesepuh, kiai dan ustadz yang mengajar di dalamnya.

Latihan ketiga, jagalah lingkungan masing-masing dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti menyalakan petasan, sebab bisa mengganggu masyarakat lain. Karena, terkadang manusia egonya tinggi, asal dirinya senang, tapi tidak melihat lingkungan. Maka, anak-anak harus kita jaga. Kalaupun ingin bermain petasan, jika diizinkan, maka harus disediakan tempat lain yang luas agar tidak membahayakan orang lain.

Latiha keempat, hal lain seperti warung-warung makan, boleh ditertibkan sedikit tapi jangan terlalu mencolok. Bukan berarti menghalangi orang lain mencari rizki, tapi marilah sama-sama menjaga kehormatan Ramadan. Karena ini merupakan cara kita menghargai Allah Swt.

Terakhir, jangan mengambil sikap menentukan puasa masing-masing. Ikutilah peraturan yang ditetapkan pemerintah. Karena pemerintah bertanggung jawab penuh dalam pengambilan keputusan tersebut.