Jelang Muktamar, Eman Suryaman Sampaikan Tiga Pesan Program Berjangka Kemandirian NU
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Ekonomi KH Eman Suryaman memberikan pesan dalam bidang pendidikan, ekonomi dan kesehatan melalui program jangka pendek maupun jangka panjang.

Jakarta, JATMAN Online – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Ekonomi KH Eman Suryaman memberikan pesan dalam bidang pendidikan, ekonomi dan kesehatan melalui program jangka pendek maupun jangka panjang.
Lebih lanjut pesan pertama yang disampaikan Kiai Eman dalam bidang pendidikan, NU memang sangat unik yakni mempunyai pendidikan formal disamping pendidikan pesantren guna mendirikan karakter bangsa.
“Ditambah juga pendidikan-pendidikan formalnya, bagaimana supaya warga nahdliyin di semua disiplin ilmu ada, kalau dulu mencari pakar sangat susah dari NU, sekarang sudah mulai banyak termasuk dokter dari NU sangat luar biasa,” kata Kiai Eman pada Webinar Pra Muktamar melalui TVNU, Kamis (25/11).
Di bidang ekonomi, Kiai Eman berharap Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama (BUMNU) membawahi perusahaan swasta maupun BUMN untuk melakukan kerja sama.
Kiai Eman menjelaskan kerja sama tersebut akan dikelompokkan terkait bidang usaha yang didirikan guna menumbuhkan ekonomi kerakyatan dan ekonomi keumatan.
“Ekonomi keumatan itu di NU sampai tingkat bawah, tingkat ranting gitu ya harus ada dan terus mengakar,” tukasnya.
Untuk mendorong pencapaian ekonomi keumatan, Kiai Eman mengatakan bahwa NU mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
Tak hanya di bidang pendidikan dan ekonomi, Kiai Eman menyoroti bahwa kedepan NU harus memiliki klinik di tingkat kecamatan maupundi tingkat desa dengan mengikuti pembangunan rumah sakit di tingkat kabupaten/kota.
“Kalau setiap desa kabupaten ataupun provinsi warga nahdliyin banyak sekali, kalau kita sudah punya rumah sakitnya otomatis prioritas adalah masuk ke rumah sakit kita sendiri, artinya mandiri disitu,” imbuh Kiai Eman.
Ia berharap agar melangkah bersama-sama membangkitkan semangat NU yang lebih maju dan lebih baik guna menumbuhkan kemandirian NU. (ed. Warto’i)