Ceramah Ulama Tasawuf Kharismatik Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya (Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi Periode 1961-1996)

September 19, 2023 - 23:39
Ceramah Ulama Tasawuf Kharismatik Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya (Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi Periode 1961-1996)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Kiranya selayaknyalah bila pada saat yang berbahagia hari ini, kami terlebih dahulu memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT atas karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita sekalian. Selanjutnya kami mengambil sejenak kesempatan dengan sesederhana mungkin untuk menjelaskan secara garis besar sesingkat-singkatnya tentang Fakultas Kerohanian dan Metafisika, karena dari semula selalu mengundang berbagai pertanyaan dan tanggapan hanya karena sifatnya secara “to the point” sesuai dengan waktu singkat yang tersedia, rasanya belumlah memadai maka kami senantiasa melapangkan waktu bagi mereka yang membutuhkan penjelasan lebih mendetail lagi.

Fakultas Metafisika UNPAB, yang kini membawahi 3 jurusan yaitu jurusan pedagogik, jurusan kesehatan dan jurusan tasawuf atau sufi, adalah merupakan satu kesatuan yang berupa fakultas. Berbeda seperti di Amsterdam, Washington atau Los Angeles, di mana metafisika tidak berbentuk fakultas akan tetapi merupakan satu mata kuliah atau maksimal satu jurusan di bawah naungan Fakultas Philosophy.

Fakultas Metafisika UNPAB membahas dan mempermasalahkan metafisika dengan menggunakan bahasa penyajian ilmu eksakta, umpamanya matematika, kimia, fisika dan sebagainya, dengan dasar titik tolak agama Islam mulia raya, sehingga agama tidak lagi merupakan yang mengkhayali atau menakut-nakuti atau meninabobokan atau membohong-bohongi seperti anggapan sebagian umat manusia yang sinis.

Kampus Universitas Pembangunan Panca Budi sekarang

Akan tetapi agama, khususnya agama Islam yang berdasarkan al-Qur’an, Hadist dan akal itu, ternyata merupakan satu agama yang rieel, serieel-rieelnya yang konkrit dan nyata penyelamat di dunia sampai akhirat serta sekaligus penempa terciptanya insan, insan kamil.

Jika sekiranya ilmu eksakta umpamanya ilmu fisika kita lanjutkan, kita tingkatkan sehingga masuk ke dalam ilmu bilqolbi, ke dalam ilmu kerohanian maka akan terungkaplah akan di “discover” apa itu agama, akan jelaslah segala rahasia-rahasia yang selama ini dianggap sebagai kegaiban yang misterius. Kini dapat dimengerti dengan nyata dan rieel. Sehingga keimanan menjadi kokoh. Kokoh terhadap serangan-serangan atheisme dan manusia-manusia yang tidak percaya. Bahkan akan jelas kelihatan bahwa agama itu adalah hukum-hukum rieel seperti hukum fisika, kimia dan sebagainya, hanya martabat dan dimensinya jauh lebih tinggi serta absolut dan sempurna.

Tetapi analoginya secara syar’i sama saja. Bila kita patuhi, kita ikuti hukum-hukum itu dengan seksama maka tersedia bagi kita kurnia yang sebesar-besarnya yang disebut “pahala”. Coba kita lihat, berabad-abad lamanya para sarjana mengadakan riset dan percobaan-percobaan, eksperimen-eksperimen terhadap alam semesta, sehingga menguasai rahasia-rahasia hukum-hukum alam jagad raya. Umpamanya dalam bidang elektronika. Dan hasilnya sebagai “pahala” rahmat elektronika tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan modern dewasa ini.

Bila pula riset dan percobaan-percobaan kita lanjutkan, kita tingkatkan ke dalam alam metafisika maka mau tidak mau, bila kita penuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya dengan metodenya yang tepat. Kitapun akan memperoleh energi alam metafisika yang jauh lebih dahsyat sebagai “pahala”/kurnia, energi yang dapat menghancurleburkan semua tenaga alam metafisika yang bathil dan alam fisika yang bathil. Karena alam metafisika absolut adalah lebih halus dan lebih tinggi dimensinya. (Ingat saja rumus relativitas theorie dari Einstein). Contoh-contoh energi metafisika antara lain lihat saja kehebatan Nabi Allah Ibrahim menghancurkan Namrud, Nabi Musa menghancurkan Fir’aun, dan Nabi besar Muhammad SAW yang telah merubah gelap gulita zaman jahiliyah, hanya dalam masa tidak sampai 23 tahun, menjadi alam adabiyah yang cemerlang di mana terdapat “baldatun thoyibatun warrabbun ghafur”. Muhammad telah merubah menusia dari kemanusiaan yang negatif hidup dalam alam gelap gulita menjadi manusia-manusia positif yang beradab yang hidup dalam alam cemerlang.

Wisuda di Universitas Pembangunan Panca Budi

Demikian antara lain kedahsyatan “energi metafisika” yang di samping hal-hal tersebut di atas juga membuka tabir apa sebab segala amalan-amalan misterius dapat membuahkan “pahala” yang hebat-hebat dan lain-lain dan sebagainya. 

Dengan demikian seperti apa yang seringkali kami sitir “Believe in God is no longer more a Believe but it has become to be a science; religion is science of the highest dimension”.

Seperti halnya ilmu kimia yang dulunya juga dianggap misterius, tetapi menjadi ilmu yang nyata dan rieel, setelah diletakkan dasar-dasar ilmiahnya oleh sarjana-sarjana besar umpamannya Lavoisier, Berzelius, Gay Lussac, Avagadro, Proust, John Dalton, Rutherford, Niels Bohr, Arrhenius, Mendelejeff, Einstein dan lain-lain sehingga sekarang  telah dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh umat manusia modern dewasa ini, sehingga John Dalton berkata “Chemistry has proved to be a great blessing for manking and humanity”, kami tambahkan: in this physical life”.

Kemudian kami ucapkan “Religion, Believe in God has proved to be greatest blessing ever existed for mankind and humanity in this life and in the hereafter”. Satu contoh lagi, betapa hebat energi metafisika al-Qur’an antara lain kelihatan dalam satu ayat berikut ini yang artinya: “Andaikata al-Qur’an ini kami turunkan diatas sebuah gunung, akan kamu lihat gunung itu tunduk dan pecah berantakan demi takutnya kepada Allah. Perumpamaan-perumpamaan itu kami adakan untuk manusia agar mereka berfikir” (Q.S. Al-Hasyr : 94).

Betapa dahsyat kekuatan energi yang tersimpan dalam al-Qur’an, tetapi jika kita salah mengartikannya, dengan meletak satu buah kitab al-Qur’an yang dibaca sehari-hari itu, maka jangankan satu buah, segudangpun kita letakkan di atas bukit. Bukan bukit yang akan hancur akan tetapi pasti kitab al-Qur’an itu yang akan pecah berantakan. Jadi bagaimana ini? Al-Qur’an mana yang dimaksud?

Gubernur Sumatera Utara di acara wisuda Universitas Pembangunan Panca Budi

Metafisika dapat memberi jawaban dengan tegas dan exact. Coba kita ambil perbandingan dengan ilmu electricity umpamanya, di mana Edison pernah berkata kitabku ini membuat gelap gulita menjadi terang benderang, tentu di sini bukan benda “buku” karangan Edison itu dimaksud, karena jika bukunya itu diletakkan dalam gelap malahan ia yang akan hilang atau digelapkan orang. Tetapi bila metode yang diterapkan Edison dalam bukunya untuk membangkitkan energi electronika dan kemudian disalurkan dengan bola-bola pijar lampu, maka akan terpijarlah cahaya yang cemerlang penghalau kegelapan. Demikian pulalah tenaga-tenaga energi metafisika yang tersimpan dalam al-Qur’an, jangankan bukit yang sebuah benda mati akan hancur, bahkan dosapun akan hancur, syetan pun akan hancur, pendeknya apa sajapun akan hancur dihantam oleh energi yang terbit dari al-Qur’anul Karim jika disalurkan melalui ayat-ayat dahsyat yang tepat, sehingga seorang sarjana fisika Barat Steven Hawking, seorang physicus yang briliant dewasa ini mengumpulkan data-data tentang energi al-Qur’an dalam bukunya yang berjudul : The subatomic word in the Qur’an, Energi tersebut diatas tidak hanya dapat menghancurkan tetapi sekaligus/pada saat itu menerbitkan/menggantinya dengan sesuatu yang hebat dan positif. Lihatlah apa yang telah dipraktekkan Nabi Muhammad dari menghancurkan jahiliyah negatif hitam pekat, menjelma dunia adabiyah yang positif bersih putih sebagai cangkokan dari syurga di dunia. Kini timbul pertanyaan apakah energi-energi tersebut di atas sudah dapat dilaksanakan kaum muslim?

Apakah ini sudah dikuasai dan diperoleh umat Islam, yang dimasyhurkan dengan nama khalifah Allah di atas bumi, terutama di zaman memuncaknya teknologi modern dewasa ini? Di manakah letaknya tenaga rahasianya sehingga Nabi Isa, Nabi Musa, Nabi Muhammad dan lain-lainnya yang juga anak manusia seperti kita juga memperoleh kurnia dahsyat metafisika demikian? Sehingga dapat menghancurkan musuh agama yang sedemikian tangguhnya atau memang itu semua hanya untuk Beliau-Beliau saja, sehingga bagi kita hanya cerita menjelang tidur atau di waktu istirahat, atau apakah Allah itu berdiscriminasi? Berbagai permasalahan timbul yang harus dipecahkan apa lagi dalam zaman hyper modern dewasa ini yang teknologi sudah mencapai tingkat mutakhir sehingga alam fikiran manusia sedemikian kritis dan tidak mau menerima semua itu begitu saja.

Segala-galanya itu akan tetap tersuruk, tersirat, terahasia, misterius, tersimpan dalam al-Qur’anul karim dan lenyap kembali tanpa dapat dimanfaatkan oleh kaum muslim. Selama tidak dilakukan riset dan percobaan-percobaan dengan menggunakan “kunci” utamanya ilmu metafisika yang halus dan tinggi, berasal dan berdasarkan serta bersumber pada al-Qur’anul karim dan Hadist dan Ilmu pengetahuan eksakta, yang khusus hanya ada di Fakultas Metafisika UNPAB. Fakultas satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia, di mana disajikan, dikupas, diolah, dicernakan, diriset agama/ilmu kerohanian dengan menggunakan bahasa alam ilmu eksakta. The creation of the Universe is a big exact event. Penciptaan jagad raya adalah pekerjaan maha besar yang exact. Membuat rumah, jembatan saja sudah pekerjaan eksakta. Betapa lagi penciptaan jagad raya, dimana semua bulan bintang, matahari, bumi, planet-planet semuanya berputar pada as-nya dengan rapi dan teratur, dengan keseimbangan yang mengagumkan keseimbangan antara tenaga-tenaga centrifugaal dan centripetaal yang maha raksasa. Sudah jelas ilmu fisika berhak mengambil bagian dalam menerangkan kebesaran kalimatullahil hial ulya dalam hal ini kita jangan salah paham, kami tekankan di sini bahwa metafisika sekali-kali tidak mencampuri soal dan cara ibadah. Sekali-kali tidak. Ibadah satu zarahpun tidak boleh diganggu gugat dan terganggu. Ibadah adalah murni, sebagaimana yang telah disampaikan Allah SWT melalui Rasulnya serta telah tertuang nyata dalam al-Qur’an dan Hadist. Jadi tegasnya metafisika hanya merupakan “Scientifical ex planation” dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadist-hadist, yang antara lain meriset sehalus-halusnya dengan exact, satu hal yang maha bernilai yaitu methode untuk mendirikan “shalatul khaasyi’in” Dan bagaimana pula cara terhayatinya “tidak  lalai/berkekalan mengingat Allah di mana  dan bilamanapun”, dan lain-lain ayat yang hebat-hebat.

Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, SE., MM. Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi sekarang

Semua itu adalah kunci-kunci dari ibadah dalam meraih “energi metafisika dari pada Allah SWT, yang tersimpan dalam al-Qur’anul Karim. Dan sesuai dengan ilmu eksakta semua ini membutuhkan riset yang bertahun-tahun serta percobaan-percobaan yang tekun, teliti dan terus menerus yang dihimpun dalam satu kata “istiqamah”, istilah dalam al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena masalah shalatul khaasyi’in adalah masalah “to be or not to be” sebab Allah SWT satu noktah pun tidak mau mundur dari takaran bahwa shalat yang diterima adalah shalatul khaasyi’in, sedangkan hingga sekarang ini, dewasa ini tidak kita temukan seorang ustadz pun atau mufti besar sekalipun yang dapat menerangkan metode atau cara pelaksanaan teknis bagaimana menegakkan shalatul khaasyi’in, seolah-olah metode ini tidak ada terdapat dalam al-Qur’an.

Sudah barang tentu hal yang begini maha penting, Maha Pokok sebagai “Tiang Agama Islam”. Sudah barang tentu mesti ada dalam al-Qur’an hanya saja tempatnya terletak tersembunyi, tersuruk, terahasia dalam ayat-ayat agung, justru karena nilainya yang sangat tinggi, yang hanya dapat diungkapkan dengan alat ilmu tasawuf yang dalam pula, bersama-sama ilmu metafisika exacta yang tinggi.

Problema-problema sekitar tenaga energi metafisika seperti tersebut di atas yang tersimpan dalam al-Qur’anul Karim Islam mulia raya inilah dengan alat-alat ilmu eksakta menjadi tugas utama dan lapangan Fakultas Metafisika Universitas Pembangunan Panca Budi.

Kita melihat di sini bahwa Fakultas Metafisika UNPAB memang benar-benar mengawinkan agama dengan ilmiah eksakta. Sesuai dengan apa yang telah didesak, dianjurkan dan ditonjolkan urgensinya berkali-kali oleh Presiden Republik Indonesia yang pertama, Bung Karno dan sampai saat sekarang ini anjuran itu masih diteruskan permintaannya sebagai rising demands yang disampaikan oleh yang mulia Menteri Agama RI yaitu Bapak Alamsyah R. Prawiranegara, agar supaya agama Islam didakwahkan secara ilmiah. Kalau kita bicara tentang ilmiah, ilmiah ini sangat luas dan banyak mengundang berbagai tanggapan kalau ilmiah itu di bidang sosial, tetapi kalau ilmiah itu di bidang eksakta di mana segala sesuatu tak dapat ditawar-tawar, karena ilmu exacta mempunyai mata sorot yang tajam yang rieel sehingga macam khilafiah, segala macam yang tersembunyi dapat dikupas secara nyata, dan pada ilmu bidang eksakta segala sesuatu dapat diambil percobaan-percobaan dan dapat dilihat perkembangannya.

Dalam puluhan tahun belakangan ini tidak putus-putusnya berdatangan berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tokoh-tokoh sarjana besar: profesor-profesor, doktor-doktor pria dan wanita dari luar dan dalam negeri mengunjungi Univeritas Pembangunan Panca Budi dan melihat, meriset, mempelajari theorie dan prakteknya dalam pelaksanaan dari pada teknik shalatul khaasyi’in dan bukan sedikit pula yang mencucurkan air mata, ketika mereka sampai kepada ilmul yaqin, ainal yaqin dan terutama haqqul yakin, di mana dirasakan, diresapkan kebesaran Allah SWT dalam shalatul khaasyi’in.

Kami sendiri sejak zaman Belanda telah mengajarkan ilmu-ilmu eksakta, fisika, kimia dan lain-lain pada Mulo B, HBS – B terus sampai pada zaman Jepang dan sampai zaman kemerdekaan sekarang ini. Dan kami berpuluh-puluh tahun pula mempelajari Ilmu Agama Islam dalam bidang tasawufnya dan bidang sufi-nya dari tokoh-tokoh besar dunia yang masyhur-masyhur maka inilah yang memberi kami kemampuan untuk mengawinkan ilmu eksakta dengan agama Islam mulia raya. Pada umumya ilmu ketauhidan dengan ilmu-ilmu eksakta yang dalam. Kalau al-Qur’anul Karim merupakan wadah dari pada firman-firman Allah yang tertulis, maka ilmu exacta merupakan sunnatullah yang tak dapat ditawar yang seperti diucapkan oleh Menteri Agama kita yang dahulu Prof. Dr. H. Mukti Ali pada resepsi Wisuda IAIN (Institut Agama Islam Negeri) pada tahun 1978 di Medan, bahwa ilmu-ilmu alam adalah firman-firman Allah yang tidak tertulis dalam al-Qur’an; kedua ilmu ini yang dikawinkan pada Fakultas Metafisika antara Ilmu Agama Islam yang mendalam mulai dari lapisan atas sampai lapisan bawahnya, mulai dari lapisan ilmu fiqihnya, ilmu tauhidnya, sampai kepada lapisan ilmu tasawufnya, dikawinkan, diparalelkan, digabungkan, digandengkan dengan ilmu Sunnatullah, sehingga terbitlah suatu perpaduan yang sangat kompak dan maha kuat yang semuanya menjunjung tinggi kebesaran Kalimatulahil Hiyal ‘Ulyal yang secara riset dapat meresap ke dalam sukma dan kalbu kaum mukmin inteletual yang menjadikan akan dia lambat laun sebagai insan kamil dan sebagai calon khalifah Allah di atas bumi karena mewarisi “Pusaka Rahasia” daripada Allah dan Rasulullah antara lain shalatul khaasi’in.

Di mana-mana ilmu metafisika ini dikuliahkan seperti pada Universitas Pajajaran di tahun 60-an sewaktu rektonya dijabat oleh Prof. Drg. Suria Soemantri, pada tahun 1964 di mana kami sebagai guest profesor di SESKOAD T/C Bandung sewaktu direkturnya dijabat oleh Bapak Mayjen. Soedirman, di mana juga kami sebagai guest profesor dan juga selama bertahun-tahun di Universitas Prof. Dr. Moestopo. Pada Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Kedokteran Umum di mana kami sebagai guru besar luar biasa selama 5 tahun, juga selama 3 tahun pada post graduate studies (yang pertama di Indonesia) di Jakarta. Di mana kami sendiri sebagai rektornya semasa Bapak Prof. Dr. Ir. Toyib Hadiwijaya sebagai Menteri P&K.

Ilmu Metafisika ini di mana-mana mendapat perhatian yang mendalam dan sangat terkesan pada para hadirin dan mudah-mudahan mereka itu semuanya mendapat tauhid pada Allah yang sekokoh-kokohnya. Juga dalam tugas keliling kami sebagai Ketua Scientifical Departement Pusat dari team konsultasi penganut-penganut Agama seluruh Indonesia (dimana duduk di dalamnya Presiden R.I. dan hampir seluruh angkatan Menteri Kabinet Dwikora), dan sebagai Staf Penasehat Ahli Menteri Negara Vr.I. Bidang Kesra (Semasa Bapak Dr. Idham Khalid) hingga pensiun di tahun 1972 (33 tahun Dinas pada R.I.) ternyata ilmu Metafisika eksakta mendapat sambutan di Dalam dan Luar Negeri (sebagai Anggota “Internasional League”, Religion & Science: Florence Italy tahun 1969 dan New Delhi India tahun 1972), yang benar-benar patut disyukuri akan kebesaran Allah SWT.

Demikianlah secara singkat kami telah mencoba menjelaskan apa itu Fakultas Metafisika Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) didirikan sejak tahun 1961 dan telah mengalami pergulatan dalam berbagai kesulitan.

Dan pada suatu saat di masa lalu berada pada keadaan “to be or not to be” Keadaan yang umumnya pernah dilalui universitas swasta. Dalam keadaan demikian datanglah cemeti rahmat yang kami pandang sebagai bantuan pertolongan, yaitu diberikan kesempatan untuk membenahi diri, berkat kemurahan dan kebijaksanaan secara nyata dari Bapak Dr. A.P. Parlindungan, S.H. selaku Kopertis Wilayah I beserta stafnya, sehingga UNPAB seolah-olah diberi tenaga baru dan dapat berbakti dengan wajar kepada nusa bangsa sesuai dengan Piagam Panca Budi yang berbunyi:

  1. Abdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Abdi kepada Nusa 
  3. Abdi kepada Bangsa 
  4. Abdi  kepada negara 
  5. Abdi kepada Dunia

Dan sekarang Universitas Pembangunan Panca Budi keadaannya seperti tercermin dengan apa yang dapat kita saksikan saat ini, apalagi sesudah mendapat bantuan-bantuan dari Departemen P&K Direktorat Perguruan Tinggi Swasta, yang di samping gedung/bangunan yang sedang kita resmikan sekarang ini, kami telah menambahkan pula pembangunan Fakultas Pertamanan dan Fakultas Metafisika (bangunan bertingkat 3 dan kini telah rampung 30%) dan Fakultas Pertanian (sedang berjalan 20%) serta di samping gedung bantuan Kopertis sedang dibangun pula sebuah kantor yang hampir selesai.

Semua ini dapat kami laksanakan dengan sangat murah, karena di kampus kami ini bermukim sekitar 100 orang pemuda dari seluruh pelosok Indonesia dan dari berbagai macam suku serta berasal dari bermacam-macam golongan, ada yang yatim piatu ada yang keluarganya tidak berpunya, ada yang berasal dari drop out sekolah, pecandu narkotika, pemabuk, pemogoran, pengangguran, banditisme, setengah sinting, frustasi dan lain-lain, yang “good for the devil”. Yang kemudian setelah diluruskan mentalnya secara technis metaphysis magnetis (sejajar dengan memagnitkan besi yang manikul-manikulnya duduk centang perenang setelah dimagnitkan menjadi dan berkiblat ke utara selatan, kalau manusia berkiblat ke Allah), mereka dalam waktu sangat singkat berubah 180 derajat, kemudian mereka dimasukkan ke dalam “Vocational job training centre” sehingga mereka dapat bekerja dari turut membangun, sesuai dengan bakatnya masing-masing, ada yang jadi tukang batu, tukang kayu, tukang listrik, tukang water leiding, sopir, administrasi serta lain-lainnya; tentu saja dengan dibimbing dan dituntun oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya masing-masing. Semuanya secara cuma-cuma dibiayai oleh yayasan kami. Dengan sistem dan cara inilah kami membangun sehingga berdasarkan perhitungan selama ini kami dapat membangun dengan biaya 4 atau 5 kali lebih hemat. Umpananya seperti gedung sumbangan Kopertis ini berkisar biaya sekitar Rp. 9 Juta, sedangkan gedung dibangun di sampingnya yang kami bangun sendiri yang hampir sama besarnya, tetapi biayanya hanya sekitar Rp. 2,5 Juta saja, dan sampai sekarang baru keluar biaya sekitar tidak sampai Rp. 1,5 Juta.

Atas dasar itu, jika sekiranya kami diperkenankan mengajukan permohonan berupa usul yaitu jika sekiranya nanti ada sumbangan bangunan untuk Panca Budi maka sebaiknya sumbangan tersebut diberikan saja berupa uang tunai, sehingga kami dapat membangun dengan memakai dana yang sama untuk bangunan yang mungkin 5 kali lebih besar, tentu saja dengan pengawasan dan kerjasama dengan Kopertis Wilayah I.

Akhirul kalam kami sebagai insan beragama bukan saja terutama sekali bersyukur sedalam-dalamnya ke Hadirat Allah SWT, akan tetapi istimewa pula berterima kasih yang sebesar-besarnya baik kepada bapak Prof. Ir. Soekisno selaku Direktur PTS Pusat dan juga kepada Bapak Dr. A.P. Parlindungan, S.H. selaku Kopertis Wil I besert staf Kopertis Wilayah I diiringi do’a harapan semoga Rahmat Allah SWT, senantiasa menyertai Beliau-Beliau. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Sumber: Biografi Prof. Dr. H. Kadirun Yahya