Bahaya Syirik dalam Batin Menurut Pandangan Tasawuf

Syekh Abdul Qadir Al Jailani yang memiliki nama lengkap Sayyid Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qadir ibn Abi Shalih Musa Zangi Dausat al-Jailani mengatakan dalam kitabnya:
“Saudaraku, kalian belum berarti apa-apa. Islam kalian dianggap tidak sah! Kalian mengucapkan La ilaha illa Allah, namun mendustakannya, karena dalam batin kalian terdapat banyak tuhan.
Syekh Abdul Qadir dilahirkan di Desa Nif atau Naif, termasuk pada distrik Jailan (disebut juga dengan Jilan, Kailan, Kilan, atau al-Jil), Kurdistan Selatan, terletak 150 kilometer sebelah timur laut Kota Baghdad, di selatan Laut Kaspia, Iran. Wilayah ini dahulunya masuk ke bagian wilayah Thabarishtan, sekarang sudah memisahkan diri, dan masuk menjadi suatu provinsi dari Republik Islam Iran.
Rasa takut kalian pada penguasa dan pemimpin berarti mempertuhankan mereka. Bersandar pada usaha, kekuatan, dan kekejaman, berarti telah menganggap itu sebagai tuhan. Melihat baik dan buruk, pemberian dan penolakan makhluk, berarti kalian menjadikan hal tersebut sebagai tuhan kalian.
Bagaimana kalian katakan La ilaha illa Allah, sedangkan di hatimu terdapat banyak tuhan.
Intinya, segala sesuatu selain Allah yang menjadi sandaran dan perlindungan kalian adalah berhala kalian. Tauhid tidak bermakna apa-apa jika disertai dengan syirik dalam hatimu.
Maka, tinggalkan kemusyrikan!
Bertauhidlah kepada Allah! Dialah pencipta segala sesuatu, wahai pencari sesuatu selain Allah.”
Sumber: Kitab Fath Rabani.