Adab Anak dalam QS. al-Isra’:23

Adab adalah suatu hal penting yang menandakan bahwa manusia itu berpendidikan dan berbudaya. Manusia berbeda dengan binatang, karena adanya akal dan hati selain daripada nafsu. Adab adalah sebuah tindakan atau perilaku seseorang yang sesuai dengan tatanan norma dan nilai yang berlaku.
Dalam Islam, adab adalah perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis. Adab atau akhlak biasa diajarkan dalam ilmu tasawuf. Akal memiliki peran penting sebagai sarana untuk berpikir dan mempertimbankan baik dan buruk, benar dan salah, indah dan jelek dan lain sebagainya. Namun, yang memberikan keputusan apakah manusia itu akan memilih baik atau buruk, benar atau salah adalah hati. Untuk mengolah dan mendidik hati supaya bisa menjadi hati yang selamat adalah melalui pembelajaran tasawuf dengan adanya guru yang ahli tasawuf.
Apabila seorang mengetahui hal baik dan hal buruk, namun ia tetap melakukan keburukan tersebut, maka hal itu disebabkan oleh potensi hati yang tidak digunakan secara optimal sehingga manusia lebih mengedepankan nafsunya daripada akal dan hatinya. Adab atau perilaku yang baik dapat diperoleh melalui pendidikan dan pengajaran yang fokus pada pengolahan hati supaya bisa menjadi hati yang selamat atau biasa disebut dengan qolbun salim.
Pendidikan adalah sebuah kebutuhan pokok yang diperlukan oleh manusia sejak dini. Pendidikan dan pembelajaran tasawuf sebagai sarana pengolahan hati sangat banyak caranya. Diantaranya adalah pendidikan adab anak kepada orangtua. Terlebih lagi pendidikan adab bagi anak-anak sangat penting diajarkan supaya memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. khususnya sikap dan perilaku anak terhadap orangtuanya. Islam mengajarkan kepada seorang anak untuk bersikap dan berperilaku baik dengan kedua orangtua, mengasihi dan menyayangi mereka serta menghormati dan memuliakannya.
Hal tersebut dapat dilihat dalam al-Quran QS. Al-Isra’ ayat 23 sebagai berikut :
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya :
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. al-Isra’ : 23)
Sesuai dengan ayat diatas, Islam mengajarkan kepada kita senantiasa menyembah kepada Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya. Islam juga mengajarkan kepada seorang anak untuk senantiasa berbuat baik kepada kedua orangtua, yaitu bapak dan ibu dengan sepenuh hati dan sebaik mungkin. Bahkan sampai orangtuanya berumur lanjut, seorang anak harus tetap berbuat baik terhadap orangtuanya. Merawat mereka dengan penuh kasih sayang, menghormati dan memuliakannya.
Seorang anak juga tidak boleh menyakiti kedua orangtuanya, baik itu dengan sikap, perkataan, maupun perbuatan yang tidak baik kepada orangtua. Di ibaratkan dalam QS. al-Isra’ ayat 23 tersebut seorang anak dilarang berkata atau mengucapkan kata ‘ah’ kepada orangtuanya dan juga dilarang untuk membentak orangtua. Artinya, kita tidak boleh berkata kasar apalagi membentak atau bertindak dan berperilaku yang dapat menyakiti hati dan fisik orangtua kita.
Prof. Dr. Wahbah Zuhaili dalam tafsir al-Wajiz menjelaskan makna ayat 23 dari QS. al-Isra’ bahwa sebagai seorang anak, apabila kedua orangtua kita atau salah satu dari mereka baik ibu atau ayah telah mencapai usia lanjut, dan kita hidup dan tinggal bersama keduanya, maka kita wajib berbakti kepada keduanya. Sebagaimana dahulu mereka merawat dan membantu kita saat masih kecil. Mencuci air seni keduanya, membersihkan najis yang ada pada mereka, memberikan apa yang mereka butuhkan, serta tidak merasa berat dan enggan membantu keduanya.
Sebagaimana yang telah mereka lakukan kepada kita saat masih kecil. Mereka membantu membersihkan saat kita buang air kecil atau besar tanpa ada rasa berat atau enggan. Kita tidak boleh juga membentak orangtua atau berkata keras dan lantang kepada mereka. Hendaknya kita selalu mengucap dan berkata dengan mereka dengan perkataan yang baik yaitu perkataan yang indah, santun, dan lembut, dengan penuh kesantunan dan penghormatan kepada keduanya.
Dalam QS. al-Isra’ ayat 23 dapat diambil beberapa pelajaran untuk kita semua yaitu:
Pertama, perintah tentang kewajiban beribadah hanya kepada Allah SWT sekaligus perintah larangan untuk menyekutukan Allah SWT.
Kedua, kewajiban berbakti kepada kedua orangtua, yaitu berbuat baik kepada keduanya, melindungi mereka dari keburukan, serta mentaati keduanya dalam perkara yang baik dan benar.
Ketiga, larangan untuk berkata ‘ah’ atau perkataan yang kasar, membentak dan kata-kata yang dapat menyakiti hati keduanya, serta tidak menyakiti mereka dalam hal perkataan, perbuatan ataupun sikap. Keempat, wajib mendoakan ampunan dan rahmat untuk kedua orangtua. Semoga kita semuanya bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari penjelasan diatas serta senantiasa dapat membahagiakan kedua orangtua kita dan tidak menyakiti keduanya.
Baca juga: Urgensi Akhlak dalam Islam