Thariqah Dusuqiyah Muhammadiah Lombok Timur Gelar Maulid Imam Husain

Lombok Timur, JATMAN Online – Para pengamal Thariqah Dusuqiyah Muhammadiah memperingati maulid Imam Husain di Pondok Pesantren Nurul Islam Sakra Lombok Timur Nusa Tenggara Barat, Sabtu (19/11) lalu.
Acara ini dihaidiri oleh ratusan pengagum Imam Husain dari berbagai penjuru Lombok, Sumbawa bahkan Jawa. Hadir pula, Sekretaris JATMAN sekaligus Ketua MATAN Kabupaten Banyuwangi KH. M. Bisri Ihwan, Lc., M.Pd yang menyampaikan bahwa mencintai wali akan memberikan keberkahan dunia dan akhirat.
“Para wali itu merupakan sumber kebahagiaan di dunia dan di akhirat, sebagaimana firman Allah Swt.: “Sesungguhnya mereka lah (sumber) kegembiraan di dalam kehidupan dunia maupun di (dalam kehidupan) akhirat.” (QS. Yunus: 64),”kata Kiai Bisri.
Ia menerangkan bahwa huruf lam pada kalimat lahum al-busyra di ayat tersebut bukanlah huruf jar, melainkan lam taukid, sehingga artinya bukan bagi mereka kegembiraan, akan tetapi sesungguhnya mereka lah kegembiraan. “Maka, kegembiraan tiada tara adalah apabila kita selalu bersama dengan para wali,” jelasnya.
Kiai Bisri menambhakan bahwa Ahlul Bait tentu saja berada di barisan-barisan terdepan dari para kekasih Allah, sebagaimana diisyaratkan dalam firman-Nya: “Rahmat Allah dan keberkahan-Nya dicurahkan atas kamu sekalian, hai Ahlul Bait!.” (QS. Hud: 73)
Selain itu, Mudir Awal Idarah Syu’biyah JATMAN Kab. Lombok Timur, Dr. TGH. Abdul Aziz Sukarnawadi, Lc., M.A. menyampaikan bahwa kecintaan kepada Ahlul Bait adalah isyarat dalamnya kecintaan kepada Rasulullah Saw.
“Melalui banyak hadits Nabi, umat Islam dituntut untuk mencintai dan memuliakan Ahlul Bait,” ucap TGH. Abdul Aziz dalam sambutannya.
Kemudian, Ia mengutip beberapa hadis yang di antaranya menyebutkan: “Ahlul Bait-ku seumpama bahtera Nabi Nuh; barangsiapa menaikinya maka ia selamat, dan barangsiapa berpaling darinya maka ia celaka.” (HR. al-Bazzar, ath-Thabarani dan Ibnu Abi Syaibah). Dan hadis lainnya menyatakan: “Ahlul Bait adalah keamanan bagi penduduk bumi. Apabila Ahlul Bait tiada, maka penduduk bumi menjadi binasa.” (HR. Ahmad). Terkhusus Imam al-Husain, Rasulullah Saw. pernah bersabda: “Aku dari Husain dan Husain dariku. Allah mencintai siapapun yang mencintai Husain.” (HR. al-Bukhari).
Berlandaskan tiga hadis ini, Ketua I JATMAN Lombok Timur itu menekankan pentingnya cinta Ahlul Bait sebagai upaya menjaga keamanan di muka bumi dan untuk meraih cinta Ilahi serta menggapai keselamatan abadi. “Tema yang diangkat pada maulid Imam Husain ini sudah sangat tepat, karena telah sinkron dengan pesan-pesan Nabi serta janji-janji beliau,” ujarnya
Menanggapi tema kegiatan ini yang bertemakan “Membumikan Cinta Ahlul Bait untuk Keberkahan Indonesia Raya” Sekretaris JATMI NTB, TGH. Saipul Bahrain, Lc. Juga mengungkapkan kegiatan in sangat baik dan harus dilakukan secara konsisten.
“Kita harus percaya bahwa kegiatan seperti ini sangatlah mulia dan layak untuk dilestarikan. Kita tahu –walillahil hamd– masyarakat kita sangat memuliakan para habaib, maka leluhur-leluhur mereka pun sepatutnya lebih dicintai, ditinggikan bahkan diagungkan,” pungkasnya.
“Jika umat Islam di Indonesia sudah menunjukkan sekaligus membuktikan kesungguhannya dalam mencintai, memuliakan serta meneladani Ahlul Bait, maka insyaAllah semakin terwujudlah baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur,” tandasnya.
Tradisi Maulid Imam Husain
Memperingati maulid Imam Husain, cucu kesayangan Rasulullah Saw. telah menjadi agenda tahunan kaum sufi dan ahli thariqah mu’tabarah di Timur Tengah, khususnya di negeri Mesir. Syiar-syiar kecintaan kepada Ahlul Bait begitu fenomenal dan semarak di negeri para nabi tersebut. Terlebih, makam-makam para pembesar Ahlul Bait sekaliber Imam Husain dan Siti Zainab bersemayam di sana. Salah satu syiar kecintaan tersebut adalah merayakan maulid keduanya, namun tentu saja steril dari ideologi miring sekte syiah yang membenci sahabat-sahabat Nabi, wal iyadzu billah.
Bahkan Imam Syafi’i juga bermakam di Kairo, ibukota Mesir. Beliau dikenal sangat cinta alias tergila-gila kepada Ahlul Bait. Salah satu ungkapan populer beliau: “Kalau saja cinta Ahlul Bait dikatakan bid’ah, maka cukuplah bid’ah itu sebagai bekal hidupku selamanya!.” Selain itu beliau menegaskan: “Andaikan cinta Ahlul Bait adalah dosa, maka aku takkan pernah bertaubat dari dosa itu!”.