Tasawuf adalah Tsaurah Ruhaniyah (Revolusi Ruh)
Tasawuf adalah tsaurah ruhaniyah (revolusi ruh) orang sufi tidak akan berhenti pada makam tertentu terus ingin menggapai kepada makam yang lain. Orang yang dinamis
Jakarta, JATMAN Online - Pembina Islam Nusantara Foundation Prof. KH Said Aqil Siraj mengatakan bahwa Tasawuf beda dengan akhlakul karimah, akhlak lebih ke sulikiyat tatakrama.
"Tapi dari kaca mata Tasawuf jika tidak ikhlas maka laa qimatalahu (tidak ada nilainya)," katanya pada diskusi yang diadakan Pengurus Pusat Lajnah Dakwah Islam Nusantara (PP LADISNU) bertemakan "Tasawuf, Tarekat dan Politik Kekuasaan" (20/09) Rabu malam kemarin.
Tambahnya, Tasawuf adalah tsaurah ruhaniyah (revolusi ruh) orang sufi tidak akan berhenti pada makam tertentu terus ingin menggapai kepada makam yang lain. Orang yang dinamis.
"Sufi itu anak zaman Assufi Ibnu Waktih orang yang sangat fleksibel bisa menyesuaikan diri," jelasnya.
Selain itu, Sekretaris Awwal Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah al Mu’tabarah an Nahdliyyah (JATMAN) KH Ali Abdillah mengungkapkan, Tasawuf masuk ke Nusantara abad 16 yang berkembang adalah Tasawuf Hakikat Syekh Hamzah Fansuri, Syekh Samsudin Assumatrani ulama wahadiyin.
"Kitab Attufah Mursalah Syekh Fadlullah Burhanfuri menjadi seluruh rujukan ulama Nusantara. Di bawa ke Indonesia oleh Syekh Samsudin Assumatrani juga sebagai Mursyid, Sufi yang juga Mufti. Dalam politik menduduki sebagai mufti," ungkapnya.
Tambhanya bahwa Wali Songo posisinya sebagai mufti di Kerajaan Demak. Syekh Samsudin Assumatrani sebagai mursyid mufti ulama yang memimpin perang melawan portugis di Malaka, menunjukan bahwa mufti, mursyid dan memimpin perang hingga menggapai kesyahidan (terbunuh).
"Kitab yang isinya ajaran martabat tujuh, ia ulama yang memimpin perang melawan portugis yang makamnya di belakang masjid malaka. 17,18,19 Abad menjadi buku wajib bagi ulama tasawuf pada saat itu," jelasnya.
la melanjutkan bahwa ajaran yang asli dari Syekh Samsudin Assumatrani menjaga tanzihnya Allah sedangkan tasbih ini sebagai makhluk yang dipandang sebagai tajallinya.
"Syekh Saifurijal menjadi Mufti dilanjutkan oleh Syekh Abdul Rauf Assingkili, juga kemudian mengembangkan Kitab Tuhfah Almursalah dan Thariqah Satariyah kemudian ajaran tasawufnya martabat tujuh," ujarnya.
Dari Syekh Abdul Rauf ini berkembang ke seluruh wilayah Nusantara Syekh Daud Baba di Aceh, Syekh Burhanudin Ulakan, di Jawa ada Syekh Muhyi Pamijahan menyebarkan ajaran martabat tujuh ke Kraton Solo, Jogja, Cirebon.
"Termasuk Ronggo Warsito pengamal martabat tujuh dan Thariqah Satariyah dan akhirnya menjadi inspirator perlawanan terhadap belanda," ungkapnya.
Pada saat yang sama Ketua PP LADISNU KH Agus Salim menyatakan inti dari pada Thariqah itu adalah akhlak adalah akhlakul karimah.
"Jika berbicara tentang Thariqah tidak melulu bicara ritual, Sifat menjauhkan diri dari keterikatan dunia asketisme atau zuhud. Bukan hanya itu. Sebuah misi kemanusiaan, sebagai pelengkap islam secara holistik (menyeluruh)," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, Tasawuf, Thariqah masuk dalam konsep Ikhsan.
"Ketika dipraktekkan dalam kehidupan sehari munculah pola Tawasut, Tawazun, Tasamuh dan Al-Adl. Jangan bicara itu semua jika belum faham tentang Thariqah, karena isinya Thariqah itu," pungkas Ketua PP LADISNU itu.
Pewarta: Warto'i
Editor: Abdul Mun'im Hasan