Road Map Kehidupan Manusia

Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari kehidupan di alam ruh (arwah), alam rahim (arham), alam dunia, alam kubur (barzakh), sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi manusia, surga atau neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menjelaskan setiap fase dari perjalanan panjang manusia tersebut.

Agustus 30, 2023 - 04:28
Road Map Kehidupan Manusia

Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari kehidupan di alam ruh (arwah), alam rahim (arham), alam dunia, alam kubur (barzakh), sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi manusia, surga atau neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menjelaskan setiap fase dari perjalanan panjang manusia tersebut.

Kehidupan di alam ruh (arwah) sudah kita lalui dan kita tidak akan pernah mengetahui, berapa lama kita hidup di alam ruh (arwah) tersebut. Demikian juga kehidupan di alam rahim (arham)
telah kita lalui. Berdasarkan informasi yang bersumber dari ayat-ayat suci al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW dapat diketahui bahwa manusia hidup di alam rahim selama kurang lebih 9 (sembilan) bulan dari sejak pembuahan hingga 40 hari dalam bentuk nuthfah (air mani yang bercampur ovum); kemudian berkembang menjadi ‘alaqah (yang menempel di dinding rahim) selama 40 hari; kemudian berkembang menjadi mudlghah (segumpal daging) selama 40 hari. Sesudah genap 120 hari (4 bulan) dalam kandungan, berkembanglah menjadi janin yang siap ditiupkan ruh dan dituliskan kembali 4 (empat) hal yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT dan ditulis di lauh mahfudz, yakni; rizkinya, ajalnya, amal baik atau buruknya, serta nasibnya, baik bahagia maupun celaka. Sesudah genap berusia 6 (enam) bulan dalam kandungan, maka janin sudah siap dilahirkan sebagai bayi. Sungguh pun demikian, biasanya janin akan dilahirkan dengan sempurna pada usia kehamilan sekitar 9 (sembilan) bulan.

Sesudah dilahirkan dari perut Sang Ibu hingga wafat, manusia mengalami kehidupan pada fase ketiga, yakni kehidupan di alam dunia. Berapa lamakah manusia akan menjalani kehidupan di alam dunia? Sangat relatif. Ada yang begitu lahir langsung wafat, ada yang wafat saat masih bayi, ada yang di usia anak-anak, usia remaja, dewasa, setengah baya dan ada yang wafat sesudah tua renta. Semua bergantung pada takdir dan ketentuan Allah SWT. Sungguhpun demikian, Rasulullah SAW telah bersabda, bahwa “Umur umatku adalah berkisar antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun”. Memang ada di antara umat Nabi Muhammad SAW yang usianya mencapai delapan puluh tahun, sembilan puluh tahun, bahkan lebih dari seratus tahun. Akan tetapi hal itu terbilang sangat langka.

Agar dalam mengarungi kehidupan di alam dunia manusia menjalaninya sesuai dengan tujuan dan tugas yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, yakni beribadah kepada-Nya dan menjadi khalifah di muka bumi, maka Allah SWT mengutus para nabi dan rasul serta menurunkan kitab suci yang berfungsi sebagai pembimbing dan pemberi pedoman bagi umat manusia dalam menempuh perjalanan hidup (rihlah) tersebut; suatu rihlah panjang yang akan dilalui oleh setiap manusia tanpa kecuali, sesuai rencana yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Perjalanan hidup manusia di alam dunia akan berakhir dengan kematian. Semua manusia, baik laki-laki ataupun perempuan; tua atau muda; beriman atau kafir; pemimpin dan pejabat negara ataupun rakyat biasa; konglomerat, orang yang kaya raya ataupun orang yang miskin, pasti akan wafat untuk menghadap Allah SWT serta mempertangung-jawabkan seluruh amal perbuatannya. Mereka akan meninggalkan keluarga, harta benda, pangkat dan jabatan serta segala sesuatu yang telah dikumpulkannya. Semua tidak akan berguna, kecuali iman dan amal salehnya, terutama shodaqoh jariyah (sedekah yang terus mengalir pahalanya), ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh.

Kematian adalah penghancur kelezatan dan gemerlapnya kehidupan di alam dunia (hadim al-ladzat).1 Kematian adalah akhir dari kehidupan manusia di dunia dengan segala hal yang telah dipersembahkannya. Sungguhpun demikian, kematian bukanlah akhir dari segala-galanya. Justru kematian merupakan awal kehidupan yang hakiki. Bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kematian merupakan salah satu fase dalam kehidupan yang panjang. Batas akhir dari kehidupan dunia yang pendek, sementara, melelahkan, dan menyusahkan untuk menuju akhirat yang panjang, kekal, menyenangkan, dan membahagiakan. Di surga penuh dengan kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan belum terlintas oleh pikiran manusia. Sementara bagi orang-orang yang kafir, kematian merupakan sesuatu yang menakutkan. Oleh karena itu, mereka berupaya menghindar dari kematian dan ingin hidup di dunia seribu tahun lagi. Akan tetapi sikap orang-orang kafir tersebut adalah sia-sia dan utopia belaka, karena kematian pasti datang menjemput mereka.

Sesudah mengalami kematian di alam dunia, manusia akan menjalani kehidupan pada fase keempat, yaitu kehidupan di alam kubur (alam barzakh) yang sangat panjang, bisa berlangsung selama ribuan tahun tergantung pada kehendak Allah SWT, yaitu sejak wafat hingga datang hari kiamat. Selama berada di fase ini, manusia tinggal sendirian. Hanya iman dan amal saleh yang akan menemaninya. Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau jurang dari jurang-jurang neraka. Begitu memasuki kehidupan di alam kubur, manusia sudah akan mengetahui nasibnya, apakah termasuk ahli surga atau ahli neraka. Jika seseorang akan menjadi penghuni surga, maka sejak di alam kubur sudah dibukakan baginya pintu surga setiap pagi dan sore. Hawa serta kenikmatan surga sudah akan mereka rasakan. Sebaliknya jika akan menjadi penghuni neraka, maka sejak di alam kubur, pintu neraka pun akan dibukakan untuknya setiap pagi dan sore serta akan merasakan azab serta hawa panas api neraka yang sangat dahsyat.

Ketika hari kiamat telah tiba yang ditandai dengan terjadinya kehancuran total seluruh jagad raya atau alam semesta, maka manusia akan memasuki kehidupan pada fase kelima atau terakhir, yaitu kehidupan di alam akhirat yang bersifat abadi. Sesudah terjadinya kiamat, kehidupan manusia di alam akhirat dimulai dengan kebangkitan dari alam kubur yang disebut dengan yaum alba’ats. Kemudian seluruh manusia dari mulai Nabi Adam AS. sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat yang disebut Padang Mahsyar. Hari penghimpunan manusia di Padang Mahsyar ini disebut yaum al-hasyr. Saat itu, jarak matahari dengan manusia sangat dekat, sekitar satu mil, sehingga banyak di antara manusia yang mengalirkan keringat dari tubuhnya. Ada orang yang terus menerus mengalirkan keringat hingga membanjiri tubuhnya sampai pergelangan kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai pusar, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang tenggelam oleh keringatnya sendiri. Semua tergantung pada amalnya.

Untuk apa umat manusia dihimpun di Padang Mahsyar? Mereka akan menjalani proses penghitungkan amal perbuatan yang telah dilakukan selama hidup di alam dunia. Mereka harus mempertanggung-jawabkan seluruh amal perbuatannya di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, hari tersebut dinamakan yaum al-hisab. Sesudah selesai proses penghitungan amal, maka manusia akan menerima balasan dari hasil amal perbuatannya selama hidup di alam dunia. Inilah yang disebut yaum al-jaza’ (hari pembalasan). Bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh kemudian meraih rahmat Allah SWT, maka mereka akan mendapat balasan surga jannatu an-na’im (tempat kenikmatan) dan kekal di dalamnya. Sebaliknya, bagi orang-orang kafir, musyrik dan munafiq, mereka akan ditempatkan di neraka jahannam selama-lamanya. Sedangkan bagi orang-orang yang beriman, tetapi banyak berbuat maksiat dan dosa, maka nasibnya bergantung pada ketentuan Allah SWT. Jika Allah SWT berkenan mengampuni semua dosa mereka, maka mereka akan langsung ditempatkan di dalam surga selama-lamanya. Akan tetapi jika Allah SWT tidak mengampuni dosa-dosanya, maka mereka akan menerima balasan siksa di nereka atas perbuatan dosanya. Sesudah serangkaian siksaan atas dosa-dosanya, baru mereka dipindahkan ke surga jannatu an-na’im dan mereka akan kekal di dalamnya. Semoga kita para pembaca buku ini, termasuk orang-orang yang kelak akan masuk surga tanpa hisab. Amin Ya Mujibas sa’ilin.[]


1Perhatikan sabda Rasulullah SAW: perbanyaklah mengingat-ingat kematian yang dapat menghancurkan (merusak) dunia kelezatan (اكثروا من ذكر هاذم اللذات)