Peringati Hari Santri dan Maulid Nabi, Baitul Hikmah Bedah Buku Akhlak Santri

September 24, 2023 - 06:42
Peringati Hari Santri dan Maulid Nabi, Baitul Hikmah Bedah Buku Akhlak Santri

Depok, JATMAN.OR.ID: Dalam rangka peringatan Hari Santri dan Maulid Nabi Muhammad Saw, Pondok Pesantren Baitul Hikmah mengadakan bedah buku Akhlak Santri, Ulama (Kyai/Guru) & Wali Santri pada Ahad, 25 Oktober 2020. Kegiatan ini diisi oleh KH. Dr. Hamdan Rasyid, MA selaku pengasuh pesantren yang juga penulis buku, H. Hasan Chabibie, S.T., M.Si (Kepala Pusat Data Informasi Kemendikbud), dan Ibu Qurratu ‘Aini S.Psi, MM dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Agama.

“Buku ini mungkin salah satu karya terlengkap tentang akhlak yang ditulis dalam Bahasa Indonesia. Harapannya, selain dipelajari oleh santri-santri Baitul Hikmah, ke depannya buku ini juga dibaca oleh kalangan santri yang lebih luas dari berbagai besantren”, ujar Ust. M. Nashirulhaq, S.Sos selaku moderator kegiatan ini dalam membuka acara.

“Buku ini juga sangat tepat dibedah dalam momen peringatan Hari Santri dan Maulid Nabi seperti ini, karena kita tahu bahwa misi utama diutusnya Nabi Muhammad Saw adalah untuk menyempurnakan akhlak, seperti tersebut dalam hadits innama bu’itstu li utammima makarim al-akhlak. Disisi lain, sudah menjadi mafhum bahwa salah satu keunggulan utama yang dimiliki santri dibanding pelajar lainnya adalah keunggulan akhlaknya”, tambahnya.

KH. Hamdan Rasyid yang menjadi pembahas pertama buku ini menyampaikan bahwa akhlak merupakan pengejawantahan dari iman. “Bahkan ada ulama yang berpendapat bahwa seorang yang tak punya akhlak dianggap tak beriman”, tutur beliau. Beliau juga memaparkan bahwa pemahaman akhlak dalam Islam berbeda halnya dengan pandangan hidup ala Barat yang individualis. “Kalau anda tinggal di Barat, anda bebas mengonsumsi alkohol atau melaksanakan seks bebas dengan dalih suka sama suka, selama tidak langsung merugikan orang lain. Semntara dimensi akhlak dalam Islam juga berkaitan dengan hubungan vertikal kita pada Allah Swt”.

Dalam buku ini, karenanya, beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud akhlak tidak hanya mengatur etka kita dalam berinteraksi dengan orang lain, terutama guru sebagai pendidik kita. Lebih jauh dari itu, seorang santri harus memegang teguh akhlak kepada Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, diri sendiri, teman sesama pelajar, orang tua, dan lainnya.

Sementara itu, Ibu Qurratu Aini sebagai pembicara berikutnya menyajikan presentasi berjudul “Akhlak dan Perkembangan Remaja”. Dalam kesempatan kali ini, ia coba berbicara dari sudut pandang psikologi yang menjadi bidang keahlian dan perhatiannya. Ibu Aini, sapaan akrab beliau, mengulas bahwa seorang remaja—di mana kebanyakan santri berada di tahap ini—mengalami serangkaian perubahan progresif sebagai bagian dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik seorang individu, dan karenanya fase ini menjadi sangat menentukan.

“Mengingat betapa pentingnya tahapan remaja sebagai pondasi perkembangan hidup seorang manusia, maka penting untuk mendidiknya di tengah lingkungan yang kondusif. Santri-santri mesti bersyukur karena berada di pesantren sebagai tempat yang tepat dalam membentuk akhlak dan karakter”, pungkas beliau.

Bapak Hasan Chabibie sebagai penyaji terkahir memotivasi santri-santri untuk meneladani gurunya dalam menyebarkan ilmu. “Seperti Kiai Hamdan ini, dalam melahirkan karya tulis berupa buku sebetulnya sedang meneruskan tradisi tulis-menulis yang sudah dijalankan para ulama selama ribuan tahun”.

Beliau juga menekankan kepada para santri untuk senantiasa menjaga akhlak agar meraih keberkahan dan kesuksesan. “Seperti sosok Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang menjadi figur utama dibalik Resolusi Jihad yang kini kita peringati sebgai Hari Santri Nasional. Kebesaran beliau tidak bisa dilepaskan dari betapa besar takzim dan akhlak beliau kepada guru-gurunya seperti Syaikhana Kholil Bangkalan”, tutur beliau sebagai penutup.

Acara lalu ditutup dengan pembacaan Maulid Al-Barzanji dan dilanjutkan dengan shalat dzuhur berjamaah dan makan siang bersama.[Nashirulhaq]