Amanah Abah Atas Angin kepada Pengurus GP Ansor Jabar

Ciamis, JATMAN.OR.ID: Dengan mengindahkan secara ketat prokes (protokol kesehatan) dalam keadaan pandemi PW GP Ansor Jawa Barat menggelar SUSBALAN (Kursus Banser Lanjutan) sebagai wujud militansi untuk terus mencetak kader-kader tangguh. Kegiatan ini dilangsungkan pada 11-14 Februari 2021 di Pondok Pesantren Tarekat Kasepuhan Q.A. Atas Angin, Darmacaang, Cikoneng, Kabupaten Ciamis.
Di sela pelaksanaan SUSBALAN tersebut Pengurus Wilayah GP Ansor Jawa Barat menyempatkan tabarrukan kepada Pengasuh Pondok Pesantren QA Atas Angin, KHR. M. Irfa’i Nahrowi an-Naqsyanbandi, yang merupakan sosok Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah untuk meminta nasehat, bimbingan dan doa demi kemajuan dan keberkahan pergerakan salah satu Banom NU tersebut.
Hadir dalam pertemuan, Ketua Pengurus Wilayah GP Ansor, Deni Haedar, Sekretaris, Johan Jauhar Anwari, Kasatkorwil Banser dan jajaran pengurus lainnya.
Dalam suasana yang santai, akrab dan penuh keberkahan, Abah, panggilan akrab Mursyid kharismatis ini mewasiatkan agar anggota Banser punya kiblat yang jelas dan akhlak yang mulia sehingga tampil sebagai idola di tengah masyarakat. Sebagaimana pesan Nabi Muhammad SAW, keadaan ummat adalah keadaan pemimpinnya. Jika penduduk sebuah negeri didominasi sifat dzolim maka pemimpin yang akan tampil adalah pemimpin yang dzolim pula. Maka bentuklah kader-kader Banser ini supaya memiliki prinsip yang kokoh, sam’an wa thoatan kepada pemimpin sehingga yang memimpin Banser adalah pemimpin yang sholih.
Berikutnya pengasuh perguruan tarekat Naqsyabandiyah ini menekankan agar pemahaman kader atas asas ahlussunah waljamaah tidak sebatas aqidah saja tetapi dikembalikan kepada sabda Nabi, ma alaihi wa ashabih. Ikuti semua yang dari Nabi SAW dan Sahabat-sahabat Nabi SAW, dari inilah akan terbentuk akhlak yang mulia yang melekat pada kader Banser sehingga menjadi contoh di tengah masyarakat.
Kepimpinan nasional saat ini yang menampilkan putra terbaik Nahdlatul Ulama menjadi ruang yang lebar bagi warga Nahdliyyin dan kader Banser untuk berkiprah memajukan bangsa dan negara. Tetapi, wasiat beliau, jangan sampai peluang yang terbuka lebar itu menjadi seperti yang dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW justru terjadi pada kita warga Nahdliyyin.
Sebagaimana sabda Nabi, “Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan atas kalian. Akan tetapi yang aku takutkan atas kalian adalah apabila dunia dibentangkan atas kalian seperti yang telah dibentangkan kepada orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian berlomba-lomba,” mendapatkannya seperti yang mereka lakukan dan dunia itu membinasakan seperti telah membinasakan mereka.” (terjadinya saling hasud, saling jegal, dan saling bersaing).
Dengan demikian, hendaklah ditanamkan rasa saling menghormati dan menyayangi di antara anggota serta berjiwa longgar sehingga siapa saja dan warna apa saja pada diri anggota bisa berkontribusi optimal kepada organisasi. “Longgarnya rejeki selonggar dadamu. Luasnya pergaulan seluas dadamu,” pungkas beliau.[Fathan Aryo Naldo]