PP al-Hidayat Kembali Gelar Pengajian dengan Prokes Ketat

September 19, 2023 - 05:35
PP al-Hidayat Kembali Gelar Pengajian dengan Prokes Ketat

Ungaran, JATMAN.OR.ID: Setelah beberapa bulan akibat pandemi COVID-19 kegiatan diliburkan. Pondok Pesantren al-Hidayat Pringapus, Ungaran kembali menggelar pengajian rutin Ahad Pahing untuk jamaah Thariqah Syadziliyyah pada Ahad (27/12/20).

Rutinan tersebut digelar dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat, dari pengecekan suhu badan untuk semua jamaah yang hadir, cuci tangan, wajib memakai masker, dan seluruh jamaah diwajibkan untuk selalu punya wudlu‘.

Kegiatan tersebut dimulai dengan khataman al-Qur’an yang dipimpin oleh Bu Nyai Luluk Mukhoiyaroh, dilanjutkan sholat ghoib untuk mendo’akan jamaah yang meninggal dunia, dan pembacaan tahlil dan manaqib Syadziliyyah, kemudian pembacaan mujahadah (istighasah) thariqah yang dipimpin oleh Agus Munif Abdul Baqi.

Dalam pengajian rutin tersebut, Sekretaris Thariqah Syadziliyyah, KH. Ulin Nuha, Lc turut memberikan mauidzoh hasanah dengan tema Pentingnya Menata Hati.

“Menata hati tidak semudah mempercantik keadaan fisik, sebab hati tidak ada salonnya,” terang Kyai Ulin.

Pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayat ini kembali menerangkan bahwasanya, manusia sebagaimana yang telah disebutkan dalam Surat al-Fajr, manusia jika diberi kemuliaan, maka akan selalu merasa dimuliakan oleh Allah. Begitu sebaliknya, ketika diberikan cobaan, maka manusia akan merasa dihinakan oleh Allah. Tapi perlu diingat bahwasanya hakikat semua adalah berasal dari Allah.

“Allah menitipkan kepada hamba, baik itu berupa kenikmatan maupun kesengsaraan, semata-mata adalah untuk memberikan pengujian. Belum tentu nikmat yang terlihat, baik itu kaya maupun jabatan, itu mesti baik di sisi Allah. Begitu juga sebaliknya, yang terlihat sengsara, belum tentu mesti buruk di hadapan Allah,” terangnya.

Di akhir, Kyai Ulin mengingatkan bahwa kaya dan pangkat akan menjadi anugerah jika hal itu mampu mendekatkan diri kepada Allah.

“Para ahli thariqah menyakini bahwa hakikat anugerah adalah saat kita diberikan shafiyul qalbi (kejernihan hati),” Pungkasnya. [Yi Irsyad/M. Alvin Jauhari]