Lima Ribu Jamaah Memadati Istighasah Pembukaan Multaqa Mursyid Se-Jawa Timur

September 20, 2023 - 07:49
Lima Ribu Jamaah Memadati Istighasah Pembukaan Multaqa Mursyid Se-Jawa Timur

Madiun, JATMAN Online – Istighatsah Kubra yang termasuk dalam rangkaian pembukaan Multaqa IV Mursyid, Khalifah, Badal dan Muqaddam Idarah Wustha Jawa Timur pada Sabtu (15/10) bertempat di Ponpes Thariqah Sulaiman, Lebakayu, Sawahan, Madiun berlangsung lancar.

Rais Idarah Wustha, KH. Ngadiyin Anwar yang juga sebagai shahibul hajat mengucapkan terima kasih yang terhingga kepada siapa saja yang terlibat dalam kegiatan tahunan ini, termasuk kepada segenap tamu undangan di antaranya, Bupati Madiun H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, S.Sos., Rektor IAIN Kediri, Dr. Wahidul Anam, M. Ag., juga para mursyid, khalifah, badal dan muqaddam yang hadir.

Sejatinya Multaqa Mursyid ini sudah terselenggara sebanyak lima kali sebagai program rutin tahunan Idaroh Wustha Jawa Timur. Namun karena terkendala pandemi Covid, maka terjeda selama satu kali, sehingga di tahun ini, baru berjalan empat kali. Bahkan menurutnya, persiapan Multaqa ini sangat terbatas karena jarak waktu yang sangat dekat dengan penyelenggaraan Musda (Musyawarah Idarah)

“Wustha (Jawa Timur) ini pada tahun ini adalah tahun terakhir dalam perjalanan khidmat periode 2018-2023. Pada periode lalu, adalah tahun yang melelahkan. Pada periode tersebut bisa disebut periode yang mengenaskan. Tahun pertama belum tuntas, mudir kita sudah menghadap pada-Nya. Selanjutnya disusul wakil mudir yang juga menghadap pada-Nya. Setelah itu datanglah korona.” Kata Kiai Kiai Ngadiyin yang mengucapkan dengan Bahasa Jawa.

Lanjutnya, “Namun Alhamdulillah, salah satu agenda rutin yang menjadi rutinitas setahun sekali, Multaqa Mursyid, Khalifah, Badal, Muqaddam, bisa diselenggarakan. Meski yang seharusnya lima kali baru sebatas empat kali. Namun itu sudah lumayan melihat keadaan yang demikian. Dan karena Multaqa ini terakhir, persiapan Multaqa ini harus berhimpitan dengan mempersiapkan Musda. Sampai saya pribadi melakukan berbagai sowan.” Ucap kiai yang juga sebagai Mursyid Naqsabandiyah Khalidiyah tersebut.

Sementara itu, KH. Masykur Ali Musa yang ditunjuk sebagai pemberi tausiyah, dalam ceramahnya menyampaikan bagaimana posisi thariqah ke depan dalam masa transisi demokrasi dan di zaman modernisasi yang terjadi transformasi sehingga orang mulai tercerabut dari akar tasawuf.

“Pertanyaannya, kira-kira (apakah) thariqah ini akan terus menzaman atau semakin terpuruk karena belum melakukan transformasi yang menyangkut perubahan zaman? Orang tua kita zaman dulu mudah saja, bapak, mas, ibu, dan saya yang masih usia dua bulan sudah diajak sulukan itu mudah. Tapi coba bagaiamana kita memperkenalkan thariqah pada anak kita atau teman dekat kita sendiri, maka orang akan mengatakan ‘tidak perlu, ngapain saya berthariqah. Yang penting saya menjadi Islam yang baik.’ Dan itu menggejala di seluruh kelas menengah yang ada di Indonesia. Kelas menengah itu adalah di kaum professional di kampus, kaum bisnisman dan mereka rata-rata tidak mau berthariqah dan bertasawuf. Karena mereka mengatakan, ‘yang penting saya sudah Islam, sudah shalat, sudah melaksanakan syariat.”

Pengajian Istighasah yang seyogyanya juga dihadiri oleh Habib Luthfi bin Yahya dan Habib Umar Muthahar itu kemudian dialihkan kepada Mantan Bupati Tuban periode 2011 – 2021, KH. Fathul Huda sebagai penceramah selanjutnya karena kedua guru kita berhalangan hadir.

Istighasah ini diikuti oleh sekitar lebih dari lima ribu jamaah yang memadati lokasi Pondok Pesantren Thariqah Sulaiman hingga ruas-ruas jalan di Desa Lebakayu.