Usulkan KH. R. Asnawi Jadi Pahlwan Nasional, Gus Hasan Chabibie Bahas Perjuangan Ulama Bangun Peradaban

April 3, 2024
Usulkan KH. R. Asnawi Jadi Pahlwan Nasional, Gus Hasan Chabibie Bahas Perjuangan Ulama Bangun Peradaban

Kudus, JATMAN Online – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Mahasiswa Ahlith Thoriqoh al Mu’tabaroh an Nahdliyyah (MATAN) Gus Hasan Chabibe mengisi Darusan Umum Pengajian Pitulasan Masjid Al-Aqsha Menara Kudus di Gedung Menara, Senin (01/04/2024).

Penjabat (Pj) Bupati Kudus ini menyampaikan sepak terjang KH. R. Asnawi yang dinilai berjasa bagi bangsa Indonesia. Pihaknya bersama jajaran telah mengupayakan KH. R. Asnawi dapat diusulkan menjadi pahlawan nasional.

"Kami sedang mengusulkan KH. Raden Asnawi sebagai pahlawan nasional dari kabupaten Kudus. Saya mencatat dari 13 pahlawan nasional yang sudah dianugerahkan oleh negara ke kiai-kiai kita itu tidak ada yang berasal dari Jawa Tengah," katanya.

"Alhamdulillah di level Kabupaten dan level provinsi Raden Asnawi sudah lolos untuk diusulkan di tingkat nasional sehingga kita tinggal satu tahap lagi nanti di level nasional supaya dianugerahkan menjadi pahlawan nasional," imbuhnya.

Kepala Biro Kerjasama dan Hubunugan Masyarakat Kemendikbud ini menjelaskan terkait dengan pengusulan ini sebetulnya ulama-ulama kita hari ini sebetulnya tidak semata-mata mengajar dan menjadi guru tapi beliau itu pada hakikatnya menggerakan peradaban minimal di periode saat beliau berkhidmah.

"Kudus itu loh sudah punya legasi toleransi beragama dari 500 tahun yang lampau yang diwariskan oleh Kanjeng Sunan dan sampai sekarang betapa masih sangat dihormati apa yang menjadi pesan-pesannya dan petuah-petuahnya," paparnya.

Menurutnya, petuah Sunan Kudus Syekh Jafar Sodiq yang diimplementasikan selama ratusan tahun menjadi bukti peradaban yang baik di Kudus. Salah satunya di Kudus tidak ada yang namanya sate sapi.

"Di Kudus hanya terdapat soto ayam dan soto kerbau itu salah satu contoh betapa kemudian Kanjeng Sunan sudah menorehkan peradaban yang sampai 500 tahun dan itu menjadi legasi dan dna-nya masyarakat Kudus sampai hari ini," jelasnya.

Gus hasan mengungkapkan bahwa yang dilakukan oleh para kiai-kiai Kanjeng Sunan dan kemudian diwariskan ke ulama-ulama kita hari ini adalah gerakan peradaban yang kemudian dilegasikan dan pada akhirnya menjadi fondasi tata kota yang luar biasa

"Coba bayangkan 800 ribu lebih masyarakat Kudus hari ini sangat menghormati fatwa-fatwa itu dan itu sudah berlangsung ratusan tahun," ucapnya.

Ini salah satu contoh bagaimana kemudian para kiai dan masyaikh betul-betul meletakkan fondasi agama sesuai dengan kapasitas ilmu yang beliau semua kuasai menjadi legasi peradaban yang akhirnya bertahan sampai sekian ratus tahun ini.

Gus Hasan menceritakan tentang Sultan Salahuddin al Ayyyubi dan Sultan Muhammad Al Fatih bahwa beliau itu seorang ulama dan tokoh yang kemudian mampu secara paralel menyandingkan antara gerakan nasionalisme dengan kekuatan spiritualisme yang dimiliki.

"Beliau-beliau semua adalah ahli thariqah untuk kemudian mampu menjunjung tinggi peradaban itu sehingga kemudian mencapai situasi yang gemilang pada zamannya," ungkapnya.

Gus Hasan mengungkapkan ini kan sesuatu yang kemudian luar biasa sehingga kemudian lahirlah kekhalifahan Turki Utsmani. Kemudian daulah-daulah yang hari ini kita bisa baca dalam sejarah karena kekuatan yang luar biasa dari aspek spiritualitas yang menggerakkan nasionalisme yang ditunjang dengan kemampuan ilmu dan teknologi pada zaman itu yang luar biasa.

"Sehingga pada periode itu muncullah peradaban-peradaban Islam yang luar biasa yang kemudian hari ini bisa kita saksikan cerita maupun mungkin penggalan-penggalan sejarahnya," pungkasnya.